Waspada Triple Burden of Malnutrition, Japfa Sediakan Ragam Protein Hewani Hingga Pelosok Negeri

“Visi Indonesia 2045 menekankan pentingnya kualitas manusia unggul. Namun, kondisi sebagian penduduk masih mengalami Triple Burden of Malnutrition. Sebagai dukungan terhadap upaya pemerintah meningkatkan status gizi masyarakat, sektor hilir JAPFA menyediakan solusi protein hewani berkualitas tinggi melalui aksesibilitas dan ketersediaan hingga ke pelosok tanah air”.

Jakarta, PUBLIKASI – Visi Indonesia Emas 2045 bertujuan untuk mewujudkan Negara Nusantara yang berdaulat, maju, dan berkelanjutan. Salah satu pilarnya adalah peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) unggul, berkualitas, dan berdaya saing yang dicapai melalui bidang pendidikan dan kesehatan.

 Melalui sektor kesehatan, Pemerintah berfokus pada pembangunan sistem kesehatan yang kuat dan responsif untuk memastikan masyarakat yang sehat, sejahtera, bebas stunting dan malnutrisi.

 Strategi pembangunan sektor kesehatan diantaranya dilakukan melalui peningkatan ketersediaan pangan, perbaikan dan peningkatan asupan gizi masyarakat. Sebab disadari bahwa asupan gizi yang cukup merupakan hak asasi yang selayaknya diperoleh setiap individu, terlebih anak, ibu hamil, dan remaja putri yang kelak menjadi ibu.

 Pentingnya gizi” merupakan kata yang kerap dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rentang masa pemerintahannya. Begitu juga dengan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai penerus pemerintahan Jokowi- Ma’ruf Amin yang akan berakhir pada Oktober 2024 ini.

 Pentingnya peran gizi, marak disebutkan Presiden Jokowi terkait program pembangunan bidang kesehatan. Terbaru, Jokowi menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2024 tentang Badan Gizi Nasional yang ditandatanganinya pada 15 Agustus 2024. Empat hari kemudian, Presiden melantik Dadan Hindayana sebagai Kepala Badan Gizi Nasional.

 Pembentukan Badan tersebut disebutkan sebagai upaya mengoptimalkan penyelenggaraan pemenuhan gizi nasional demi perwujudan hak asasi manusia yang dijamin UUD 1945. Pertimbangannya, Pemerintah merasa perlu melakukan upaya untuk mengatur tata kelola tercukupinya konsumsi yang aman dan bergizi bagi masyarakat.

 Pasal 5 ayat 1 menyebutkan, sasaran pemenuhan gizi yang menjadi tugas dan fungsi Badan Gizi Nasional adalah peserta didik, anak usia di bawah lima tahun, ibu hamil, dan ibu menyusui.

 Pemberian kepada peserta didik mencakup jenjang pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah di lingkungan pendidikan umum, pendidikan kejuruan, pendidikan keagamaan, pendidikan khusus, pendidikan layanan khusus, dan pendidikan pesantren.

 Sebagai bentuk keseriusan Pemerintah terhadap program ‘Makan Siang Gratis’ yang kini berubah sebutan menjadi ‘Makan Bergizi Gratis’, Presiden Jokowi dalam pidato Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025, memastikan program-program Presiden dan Wakil Presiden Terpilih, akan dimasukkan dalam RAPBN 2025.

 “Program Makan Bergizi Gratis dilakukan secara bertahap, diselaraskan dengan kesiapan teknis dan kelembagaan, serta tata kelola yang akuntabel,” tutur Presiden dalam Sidang Paripurna DPR, Jakarta, pada 16 Agustus 2024 lalu.

 Terpisah Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sudah mengungkap besaran anggaran yang disiapkan. Pemerintah kata dia mengalokasikan Rp71 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis pada 2025.

“Untuk program Presiden Terpilih Makan Bergizi Gratis sebesar Rp71 triliun sudah ada di RAPBN 2025, nanti akan dijelaskan dari tim makan bergizi gratis yang terus disempurnakan,” kata Sri Mulyani dalam Konferensi Pers RAPBN 2025 di Kantor Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Jumat (16/8/2024).

Setali tiga uang, istilah gizi juga sering disampaikan Presiden dan Wakil Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo-Gibran, selama masa kampanye Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) 2024.

 Kala itu, Prabowo mengatakan bahwa dirinya bersama Gibran, mempunyai gagasan untuk memberi makan bergizi untuk seluruh anak Indonesia. Tujuannya agar masalah stunting dan kemiskinan bisa teratasi dari Bumi Nusantara. Janji ini nantinya akan digulirkan melalui program ‘Makan Bergizi Gratis’ (sebelumnya program Makan Siang Gratis). Rencananya, program Makan Bergizi Gratis diluncurkan pada 2 Januari 2025.

KENALI TRIPLE BURDEN OF MALNUTRITION

Sebuah jurnal di laman ebiomedicine.com, menyebut studi terhadap 313 anak usia 12-59 bulan di Malawi melaporkan sebanyak 62% anak mengalami stunting. Anak-anak dengan risiko tinggi stunting tidak menerima asupan asam amino esensial dan kolin yang cukup dibandingkan dengan anak-anak yang tidak stunting. 

 Analisis lain terhadap 112.553 anak usia 6-23 bulan dari 49 negara menemukan bukti hubungan kuat antara stunting dan konsumsi protein hewani seperti susu, telur, daging, dan ikan. Di antara anak-anak usia 18–23 bulan, terjadi pengurangan stunting dengan mengkonsumsi

susu, telur, daging, dan ikan sebesar 6,6 poin (3,4 dari susu, 1,3 poin dari telur, dan 2,1 poin dari daging/ikan).

 Bagaimana gambaran di Indonesia? Prof. Dr. drg. Sandra Fikawati, MPH, Dosen, Guru Besar dan Ahli Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (UI), menyampaikan bahwa saat ini Indonesia masih mengalami Triple Burden of Malnutrition, yaitu beban malnutrisi yang mengacu pada kekurangan, kelebihan, dan ketidakseimbangan asupan gizi.

 Kurang gizi dapat menyebabkan stunting atau kerdil yang ditandai tinggi badan rendah menurut usia;

wasting/kurus ditandai berat badan rendah menurut tinggi badan; dan underweight atau kekurangan berat badan (berat badan rendah menurut usia).

 Kelebihan gizi juga tidak berdampak baik karena menyebabkan overweight, obesitas, dan penyakit tidak menular yang berhubungan dengan pola makan (seperti penyakit jantung, stroke, dan kanker). Begitu juga dengan ketidakseimbangan (Defisiensi) zat gizi mikro atau insufisiensi mikronutrien (kekurangan vitamin dan mineral penting).

 Protein hewani yang cukup dan berkualitas, tegas Prof Fikawati, dapat membantu mengurangi risiko penyakit terkait kekurangan dan kelebihan gizi. Asupan protein yang memadai dapat mengurangi risiko kekurangan gizi seperti anemia, gangguan pertumbuhan, dan penurunan fungsi kekebalan tubuh.

 Berbeda dengan Triple Burden of Malnutrition, status gizi yang baik (normal) berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup melalui kondisi individu yang lebih sehat, produktif dan bahagia.

 Protein hewani juga berkontribusi pada pertumbuhan, khususnya pada anak-anak dan remaja yang sedang dalam fase perkembangan aktif. Penting juga untuk pemeliharaan massa otot dan kekuatan pada orang dewasa dan lansia.

 “Peran penting protein hewani tidak boleh diabaikan, utamanya dalam mendukung peningkatan gizi masyarakat. Ada banyak sumber protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu, yang memungkinkan untuk diversifikasi dan pilihan sesuai dengan preferensi,” tutur Prof. Fikawati dalam talkshow bertema “Tingkatkan Gizi Masyarakat Indonesia Melalui Hilirisasi Produk Peternakan” di Artotel Hotel Gelora Senayan, Jakarta yang dihadiri koranpublikasi.com, beberapa waktu lalu.

 Prof. Fikawati kemudian menjelaskan keunggulan pangan hewani. Antara lain, mengandung zat gizi yang tidak ada pada pangan nabati. Produk protein hewani seperti daging merah, ikan, dan telur adalah sumber zat besi dan zinc yang lebih mudah diserap tubuh dibandingkan dengan zat besi non-heme dari sumber nabati.

 Pangan hewani juga mengandung Vitamin B12 yang tidak ada pada produk nabati, ini penting untuk fungsi saraf dan produksi sel darah merah. Kelebihan lainnya, kandungan faktor anti-nutrient rendah serta tidak kalah pentingnya, protein hewani mengandung IGF-1 yang dapat membantu meningkatkan tinggi badan (khusus susu).

AAE dalam PROTEIN HEWANI

LEBIH LENGKAP

Prof Fikawati menyebutkan, protein makanan merupakan zat gizi penting dalam makanan manusia. Asupan protein diperlukan untuk fungsi fisiologis optimal yang dapat berasal dari sumber nabati dan hewani. Namun protein hewani lebih mudah dicerna dan mengandung asam amino esensial (AAE) yang lebih lengkap dibandingkan nabati.

 Asam amino esensial sendiri dibutuhkan untuk mensintesis protein yang menyusun sistem otot rangka, memungkinkan berfungsinya organ-organ vital, dan bertindak sebagai molekul pengatur dan transportasi. Sebaliknya, protein yang tidak mencukupi dapat menyebabkan stunting, anemia, kelemahan fisik, edema, disfungsi pembuluh darah, dan gangguan imunitas.

 Beberapa bukti telah menekankan pentingnya protein makanan asupan untuk tubuh manusia. Seperti konsumsi telur atau daging untuk anak. Pada 2021, WHO menyatakan bahwa “daging, unggas, ikan atau telur harus dimakan anak setiap hari, atau sesering mungkin”.

 Disebutkan, anak yang mengkonsumsi telur dan daging memiliki asupan berbagai jenis zat gizi penting yang lebih tinggi untuk pertumbuhan linier optimal. Poin lainnya mengatakan, mengkonsumsi telur dikaitkan dengan peningkatan asupan energi, protein, asam lemak esensial, vitamin B12, vitamin D, fosfor dan selenium, dan dengan panjang badan yang lebih tinggi.

 Namun, terdapat bukti rendahnya prevalensi asupan makanan telur dan daging di banyak negara. Misalnya, studi kasus kontrol terhadap 121 anak usia 2 tahun di Jakarta Pusat, menunjukkan anak yang asupan energi dan proteinnya kurang dari yang dianjurkan, berisiko 6 kali dan 4 kali lebih besar untuk stunting daripada anak-anak yang asupannya cukup.

 Karena itu, ia berpesan, asupan makronutrien penting dan harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup setiap hari untuk mencegah stunting.

 “Sumber asam amino esensial dan kolin yang baik adalah protein hewani. Mengonsumsi beberapa jenis pangan hewani juga lebih menguntungkan daripada konsumsi tunggal,” pesannya.

TIPS MEMILIH DAN MENGOLAH PROTEIN HEWANI

Tidak hanya soal ketersediaan pilihan protein hewani, Prof. Fikawati juga memberikan edukasi dan tips

memilih produk yang tepat dan mengolah protein hewani dengan benar.

 “Mengonsumsi protein hewani yang aman dan berkualitas sangat penting untuk kesehatan kita. Namun, banyak orang masih belum tahu cara memilih produk yang tepat dan mengolahnya dengan benar. Perhatikan kesegaran sumber protein hewani,” pesannya.

 Untuk daging, Prof Fikawati menyarankan agar memilih yang masih berwarna merah segar dan tidak berbau busuk. Sebaliknya menghindari daging tampak lembek atau berlendir. Lain lagi dengan ayam. Ayam  segar harus berwarna putih atau krem tanpa bintik-bintik gelap dan tidak berbau menyengat. Tekstur daging ayam juga harus kenyal dan tidak lembek.

 Sedangkan ikan segar ditandai mata yang jernih dan berkilau, insang berwarna merah cerah, serta daging kenyal dan tidak berbau amis. Untuk telur, disarankan memilih telur yang cangkangnya bersih dan tidak retak. Guna penggunaan jangka panjang, telur bisa disimpan dalam kulkas guna menjaga kesegarannya.

 Sebelum memilih susu, pastikan susu yang akan dikonsumsi telah dipasteurisasi untuk membunuh bakteri berbahaya. Susu yang baik tidak berbau asam atau mengental. Pilih susu yang disimpan dalam suhu dingin dan periksa tanggal kadaluarsa.

 Untuk pengolahan protein hewani yang sehat, pemanggangan atau merebus adalah cara terbaik, sebisanya hindari menggoreng. Dijelaskannya, pemanggangan atau roasting adalah teknik memasak menggunakan panas kering dalam oven. Keuntungannya dapat mengurangi kandungan lemak karena menggunakan sedikit atau tanpa minyak. Pemanggangan juga dapat mempertahankan rasa dan nutrisi asli dari bahan makanan.

Adapun merebus (boiling) adalah teknik memasak bahan makanan dalam air atau kaldu mendidih tanpa menambahkan minyak. Cara ini akan menghasilkan makanan rendah lemak karena lemak terpisah selama memasak, sekaligus menjaga kelembutan dan nutrisi.

“Hindari menggoreng, sebab menggoreng menambah kandungan lemak jenuh dan kalori, yang berisiko bagi kesehatan jantung dan obesitas,” tegasnya.

ADA BANYAK SUMBER PROTEIN HEWANI

Soal ketersediaan dan aksesibilitas (ketercapaian), menurut Prof Fikawati, tidak perlu dikhawatirkan. Sebab ada banyak sumber protein hewani, seperti daging, ikan, telur, dan produk susu yang memungkinkan untuk diversifikasi (penganekaragaman) dan pilihan sesuai dengan preferensi (prioritas) dan anggaran.

Dalam konteks pangan, diversifikasi berarti memiliki beragam pilihan jenis sumber makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi dan selera. Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko ketergantungan pada satu jenis sumber makanan, meningkatkan ketahanan pangan, dan memenuhi kebutuhan gizi yang lebih beragam.

 Selain itu, diversifikasi juga memberikan fleksibilitas dalam pemilihan makanan sesuai dengan anggaran dan preferensi atau hak untuk didahulukan dan diutamakan daripada yang lain (prioritas).

Untuk produk hewani sebaiknya harus dikonsumsi secara teratur. Produk Japfa sangat bervariasi, ini bisa mengurangi kebosanan anak terhadap pilihan makanan protein hewani,” pesan Prof. Fikawati.

Keberagaman produk protein hewani JAPFA Food tersebut, sejalan dengan program pemerintah. Dalam berbagai program pemerintah, ketersediaan dan aksesibilitas dilakukan untuk memastikan ketersediaan protein hewani yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) dan beragam bagi masyarakat.

Diantaranya melalui peningkatan produksi, penguatan fasilitas, serta edukasi dan penyuluhan. Langkah peningkatan produksi merupakan upaya menaikkan  jumlah produksi daging sapi, ayam, dan ikan melalui program khusus guna memperbanyak dan memperluas lokasi peternakan.

Penguatan fasilitas sendiri mencakup pembangunan fasilitas peternakan (rumah potong hewan yang memenuhi standar teknis dan keamanan pangan) dan perikanan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi. Sementara edukasi dan penyuluhan dilakukan melalui kampanye kesadaran masyarakat tentang pentingnya protein hewani dan cara memilih produk yang berkualitas.

Badan Pangan Nasional juga berencana untuk memperkuat konsumsi protein hewani dari unggas, terutama di daerah dengan angka stunting tinggi. Inisiatif ini bertujuan untuk meningkatkan skor Pola Pangan Harapan (PPH) serta mendorong konsumsi protein hewani untuk meningkatkan nilai gizi dan mengurangi stunting.

Selain terkait jumlah produksi, distribusi yang merata juga menjadi perhatian Badan Pangan Nasional. Upaya ini dilakukan dengan mengembangkan rantai distribusi yang efektif untuk memastikan akses protein hewani di daerah terpencil.

TINGKATKAN GIZI MASYARAKAT LEWAT HILIRISASI PRODUK PETERNAKAN

Sebagai bentuk dukungannya terhadap upaya pemerintah meningkatkan status gizi masyarakat dan menurunkan angka stunting di Indonesia, PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JAPFA) tak pernah berhenti menunjukkan komitmennya.

Komitmen JAPFA itu sejalan dengan strategi perusahaan di tahun 2024 ini dalam memperkuat sektor hilirnya melalui JAPFA Food, berupa penyediaan produk peternakan atau protein hewani yang aman, sehat, utuh, halal, terjangkau, beragam dan berkualitas tinggi.

Dikenal sebagai perusahaan nasional, JAPFA beroperasi di seluruh wilayah Indonesia dengan komitmen mendekatkan protein hewani yang aman, sehat, utuh, halal, terjangkau, beragam dan berkualitas tinggi kepada semua lapisan masyarakat.

Karena itu, JAPFA senantiasa berinovasi untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang dinamis, meningkatkan kualitas produk, dan menjaganya agar tetap terjangkau masyarakat luas.

Melalui JAPFA Food, sektor hilir ini menyediakan pilihan produk yang variatif dan menarik dengan tetap mengedepankan standar nutrisi yang baik. JAPFA Food menyediakan berbagai macam protein hewani dari produk protein primer (ayam, daging sapi, ikan, dan susu) hingga produk protein turunannya (daging olahan, keju atau yoghurt, saus, dan bumbu).

“JAPFA Food merupakan segmen hilir JAPFA yang berkomitmen menyediakan produk protein hewani yang aman, sehat, utuh, halal, terjangkau, beragam, dan berkualitas tinggi. Bersama dengan mitra, kami mendukung peningkatan status gizi masyarakat melalui aksesibilitas dan ketersediaan protein hewani hingga ke pelosok tanah air,” tutur Melvany Kasih, Head of JAPFA Food Solutions di acara yang sama.

JAPFA Food, lanjut Melvany, memahami bahwa protein berperan penting dalam menjaga kesehatan sel-sel tubuh, sehingga terdorong untuk memproduksi makanan bergizi yang menghasilkan energi untuk memperkuat generasi mendatang dan membangun bangsa yang besar.

Melalui inovasinya, JAPFA Food menawarkan bahan baku yang tidak hanya berkualitas tinggi, namun juga tekstur daging yang empuk. Daging sapi, daging ayam, dan makanan laut adalah tiga dari sekian banyak bahan baku yang kami tawarkan.  Semuanya dipilih dan dipasok dengan teliti untuk memenuhi standar tertinggi dan segar.

Bukan rahasia lagi, dalam memproduksi rangkaian produk pangan hewani, JAPFA selalu mematuhi standar keamanan dan kualitas yang ketat. Hal ini didukung dengan sistem produksi yang efisien, sehingga produk yang dihasilkan aman, sehat dan berkualitas tinggi.

Sebab, semua produk JAPFA Food tersebut telah mematuhi standar kualitas dan keamanan pangan yang ketat. Hal ini didukung dengan sistem produksi yang efisien, sehingga produk yang dihasilkan aman, sehat dan berkualitas tinggi. Dalam hal ini, JAPFA mengadopsi praktik-praktik produksi yang aman, dapat ditelusuri dan meningkatkan nutrisi masyarakat Indonesia secara berkelanjutan.

Adapun pendekatan holistik yang dilakukan untuk keamanan pangan diantara adalah. Pertama, manajemen peternakan dan tambak yang optimal seperti penerapan biosekuriti. Kedua, mematuhi praktik manufaktur yang ketat sepanjang seluruh proses produksi. Ketiga, mempertahankan sertifikasi yang diperlukan demi menjamin keamanan pangan.

JAPFA Food sekaligus bertindak sebagai pusat informasi dan pemasaran yang menyediakan layanan terpadu yang menjembatani antara pelanggan maupun calon pelanggan baru untuk mendapatkan akses ke berbagai produk dan kapabilitas dari JAPFA Food.

Tidak kalah pentingnya, keberadaan JAPFA Food juga menjadi solusi food service yang memudahkan para pelaku usaha di industri makanan untuk memperoleh layanan komprehensif hingga kustomisasi produk.

Sementara untuk semakin mendekatkan diri kepada masyarakat, JAPFA memiliki gerai ritel, baik offline maupun online, yakni Best Meat dan JAPFA Food Online. Gerai ini melakukan penjualan secara ritel untuk produk-produk yang diproduksi oleh unit-unit usaha. Saat ini terdapat 218 gerai Best Meat yang tersebar di seluruh Indonesia.

Didukung oleh tim R&D yang kuat, inovasi produk terus dilakukan untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar. Salah satunya dengan menambah jumlah dan jenis produk yang dipasarkan lewat outlet ritel Best Meat dan Japfa Best, seperti Olagud.

 OLAGUD, PRODUK AYAM PROBIOTIK

 

Salah satu inovasi terbaru yang diluncurkan JAPFA Food adalah “Olagud”. Olagud merupakan produk ayam segar probiotik hasil inovasi dari brand perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia ini untuk menyediakan pilihan protein hewani yang tidak hanya lezat, tetapi juga berkualitas dan memiliki banyak manfaat bagi kesehatan masyarakat Indonesia.

Ayam probiotik sendiri merupakan ayam pedaging yang diberi pakan probiotik untuk membantu penyerapan makanan dalam tubuh ayam menjadi lebih optimal. Dengan demikian, ayam bisa mendapatkan nutrisi yang lebih maksimal dan tidak mudah terserang penyakit sehingga lebih aman saat dikonsumsi.

“Ayam Olagud dibudidayakan dengan pakan probiotik dan metode modern farming yang telah dilengkapi dengan biosekuriti dan fasilitas pendukung lainnya untuk menjamin kesehatan dan kesejahteraan ayam,” ungkap Melvani.

Diluncurkan pada bulan Mei 2024 lalu, kini produk Olagud dapat ditemui di seluruh area Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) dan dapat ditemukan di berbagai supermarket seperti Meat Market, Ranch Market, Farmers, AEON, Grand Lucky, Foodhall, Lottemart dan Market City.

Selain itu, Olagud dapat dipesan secara daring melalui akun toko resmi JAPFA Food Online yang tersedia di Tokopedia, Shopee dan BliBli. Bahkan, Ayam Olagud telah berhasil memasuki pasar Singapura pada pertengahan tahun 2023 lalu.

Sebelumnya, Direktur Corporate Affairs Japfa Rachmat Indrajaya menyebutkan, minat dan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pola makan yang seimbang semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.

“Olagud hadir sebagai jawaban atas kebutuhan akan alternatif makanan yang tidak hanya lezat, tetapi juga memiliki manfaat bagi kesehatan,” jelas Rachmat saat peluncuran brand Olagud yang juga dihadiri koranpublikasi.com, di Thamrin Nine, Jakarta, pertengahan Mei 2024.

Disebutkan, Ayam Olagud dibudidayakan dengan metode modern farming yang telah dilengkapi biosekuriti dan fasilitas pendukung lainnya untuk menjamin kesehatan ayam. Dengan kualitas kontrol dan pembudidayaan yang ketat, ayam Olagud telah berhasil memasuki pasar Singapura pada pertengahan tahun 2023 lalu.

Capaian itu tentu tidak lepas dari sepak terjang JAPFA selama ini. JAPFA merupakan perusahaan agribisnis terkemuka di Indonesia yang memiliki lini bisnis produksi pakan ternak, pembibitan unggas, peternakan komersial, pengolahan hasil peternakan dan produk konsumen, budidaya perairan, serta perdagangan dan lain-lain.

Diiringi dengan program-program kegiatan sosial yang berkontribusi dalam pengembangan masyarakat, JAPFA terus mendukung pengembangan kualitas hidup, sesuai dengan nilai perusahaan “Berkembang Menuju Kesejahteraan Bersama”. Abdullah Karim Siregar

Leave a Comment!