Doha, PUBLIKASI – Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, mengatakan pada Selasa (7/9) Taliban telah berjanji untuk tidak menghambat proses evakuasi lanjutan warga AS dan Afghanistan dari Afghanistan. “Taliban sudah berjanji bahwa mereka akan membebaskan orang-orang dengan dokumen perjalanan untuk pergi,” kata Blinken dalam konferensi pers di Doha, setelah mengadakan pertemuan untuk membahas percepatan evakuasi dengan pejabat Qatar.
Organisasi non-pemerintah melaporkan,sebelumnya sekitar 600 hingga 1.300 orang termasuk anak perempuan dan warga negara AS terjebak di bandara di kota utara Mazar-i-Sharif. Presiden AS Joe Biden telah menghadapi tekanan yang besar terkait laporan itu.
Pendiri dan direktur eksekutif sebuah organisasi non-pemerintah Amerika yang aktif di Afghanistan, mengatakan bahwa Taliban tidak membiarkan siapapun pergi dari Afghanistan. Dalam konferensi pers Doha, Blinken juga mengatakan bahwa bandara Kabul akan segera beroperasi kembali setelah sebelumnya ditutup. Ini membuka peluang untuk memperlancar proses evakuasi lanjutan.
“Komunitas internasional berharap Taliban menegakkan komitmen itu,” kata Blinken, merujuk pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak agar proses evakuasi berjalan aman.
Menteri Luar Negeri Qatar, Mohammed bin Abdulrahman Al-Thani, mengatakan bahwa Qatar telah mengirim tim untuk memberikan bantuan teknis agar bandara Kabul dapat beroperasi. “Kami telah memperbaiki banyak elemen yang ada di sana, dan kami akan segera mengoperasikan semuanya. Tapi saat ini kami belum mencapai kesepakatan tentang cara mengelola, atau menjalankan bandara,” kata Al-Thani seperti dilansir dari The Straits Time, Selasa (7/9).
Qatar adalah titik transit bagi hampir setengah dari sekitar 120 ribu orang yang dievakuasi dari Afghanistan pada hari-hari terakhir perang 20 tahun AS ketika Taliban mengambil alih. Blinken juga berterima kasih kepada pemerintah Qatar karena memfasilitasi transit yang aman untuk proses evakuasi warga AS dan warga Afghanistan yang ingin eksodus.*ristia/sudin