Jakarta, PUBLIKASI – Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, ada 5 hal yang dilakukan otoritas fiskal dan moneter untuk bersinergi melawan hantaman Covid-19 terhadap ekonomi RI. Kelima hal itu meliputi koordinasi, pemberian stimulus dari otoritas fiskal, moneter dan lembaga terkait, serta digitalisasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah ( UMKM).
“Oleh karena itu dalam konteks ini, mari kita perkuat ketahanan ekonomi kita. Mari kita bersinergi, gotong royong, dan membangun optimisme,” kata Perry dalam seminar virtual HPN, Peran Serta Pengusaha Nahdliyin dalam Revitalisasi Ekonomi Nasional, Jumat (9/10).
Perry merinci, pemerintah berkoordinasi membuka sektor-sektor ekonomi yang dianggap lebih aman beroperasi saat pandemi Covid-19, baik secara nasional maupun daerah.
Sejauh ini, ada 17 sektor yang telah diidentifikasi oleh pemerintah yang bisa dibuka secara produktif. Sektor-sektor ini juga dianggap mampu memberikan nilai tambah bagi perekonomian, seperti pertanian, tanaman pangan, holtikultura, dan perkebunan.
“Sektor lainnya yaitu informasi teknologi dan komunikasi, jasa keuangan, peternakan, pertambangan, termasuk sektor administrasi pemerintahan. Memang sektor seperti perdagangan dan restoran mempunyai potensi, namun memerlukan protokol Covid-19 yang lebih ketat,” ujar Perry.
Faktor lainnya adalah mempercepat realisasi anggaran pemerintah pusat dan daerah, utamanya anggaran program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejumlah Rp695,2 triliun. Untuk UMKM misalnya, mendapat anggaran tambahan Rp123,5 triliun tahun ini. Penggelontoran anggaran untuk UMKM ini bisa dipercepat dengan terus menyalurkan subsidi bunga UMKM, Banpres Tunai, penjaminan kredit modal kerja, dan penempatan pendanaan. **
Strategi Pemerintah-Bank Sentral Lawan Covid-19
October 9, 2020