Jakarta, PUBLIKASI– Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berencana akan melaksanakan aksi kolosal Pekan Gerakan Jakarta Sadar Sampah (PGJSS). Kegiatan menyambut HUT ke-495 Kota Jakarta ini akan diikuti sebanyak 2743 RW se-DKI Jakarta.
Kepala Seksi Humas Dinas Lingkungan Hidup (LH) DKI Jakarta, Yogi Ikhwan mengatakan Senin (20/6) ini merupakan hari pertama.
“Digelar rembuk RW sebagai media konsolidasi awal dimana sosialisasi PGJSS dilakukan pada masyarakat,” katanya, di Aula Tjetje Rahman, Asrama Dinas LH Unit Semper, RW 03 Kelurahan Semper Barat, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, saat kick off PGJSS.
Yogi menambahkan PGJSS akan dilaksanakan selama sepekan penuh. “Dilanjutkan hari kedua pada Selasa (21/6) besok, seluruh warga diminta untuk mengeluarkan sampah daur ulang untuk dikumpulkan dan dipilah sesuai nilai ekonomisnya ke Bank Sampah mulai dari pukul 08.00-10.00. Untuk hari ketiga atau Rabu (22/6) warga diminta mengeluarkan sampah B3 rumah tangganya, seperti perlatan elektronik untuk diangkut petugas gerobak ke TPS. Sampah-sampah yang sudah terkumpul akan diangkut dan ditangani petugas Dinas Lingkungan Hidup,” ungkapnya.
Yogi mengatakan pada hari selanjutnya warga diminta mengeluarkan sampah mudah terurai atau sampah organik. “Itu dilaksanakan pada hari Kamis (23/6), sampah-sampah tersebut akan diolah menjadi kompos atau konversi magot. Kemudian di Hari Jumat (24/6), warga diminta mengeluarkan sampah residu, yakni sampah yg tidak bisa diolah lagi seperti tisu, popok sekali pakai (pampers) atau pembalut untuk dikumpulkan dan diangkut ke TPS sebelum dibawa petugas Dinas LH ke TPA Bantar Gebang,” katanya.
Yogi menututkan puncak PGJSS jatuh pada hari Sabtu (25/6), dimana masyarakat se-DKI Jakarta melakukan bersih-bersih masal.
“Seluruh warga DKI Jakarta pada pukul 07.00-10.00 akan membersihkan kampungnya, dimana setiap Walikota akan memimpin di satu titik kotanya. Kegiatan ini dilakukan secara kolosal oleh 2743 RW se-DKI Jakarta, dengan tujuan sebagai upaya ‘learning by doing’ seluruh RW se-DKI Jakarta untuk melakukan pengelolaan sampah di lingkungannya secara massal. Aksi masal ini juga menjadi simulasi dan bahan evaluasi bagi Dinas LH untuk menilai efektifitas pola pengurangan sampah dari sumber di lingkungan rumah ataupun lingkungan RW,” tuturnya.(m siddiq)