Prawita GENPPARI Turut Lestarikan Situs Sejarah Kaputihan Taraju

Tasikmalaya, PUBLIKASI – “Berbagai situs dan artefak sejarah masa lalu menjadi salah satu objek yang menjadi perhatian organisasi pegiat ragam wisata nusantara bernama Prawita GENPPARI. Tempat dan berbagai perlengkapan lain yang ada di dalamnya merupakan bukti sejarah terkait adanya masa lalu. Oleh karena itu, situs – situs sejarah tersebut perlu dilestarikan dan dirawat agar anak cucu kita tahu dan tidak melupakan sejarahnya. Salah satunya adalah situs Kaputihan yang terletak di desa Purwarahayu kecamatan Taraju kabupaten Tasikmalaya ini “, ujar Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Taraju Tasikmalaya, Sabtu (13/2).

Dalam pengelolaan untuk objek – objek wisata sejarah dan spiritual seperti ini, perlu dirumuskan sebuah tata tertib dan aturan – aturan yang perlu disampaikan kepada para pengunjung agar bisa mengunjungi tempat dengan tertib, sopan, dan tidak merusak segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Juga guna memastikan tidak adanya perbuatan – perbuatan yang terkesan “pelecehan” situs sejarah dan juga perbuatan atau ucapan yang dilarang oleh agama.

Selanjutnya Dede juga menjelaskan dari apa yang diperolehnya dari tokoh masyarakat setempat bahwa sejarah tempat tersebut awalnya banyak dihuni oleh masyarakat yang beragama Hindu. Kemudian datanglah seorang Waliyulloh yang diutus Kerajaan Demak untuk menyebarkan Agama Islam, yang bernama SEIKH HAJI SAKTI DARMAJATI MEDAL SAKING KUDRATULLOH, dengan membawa misi untuk menyebarkan Agama Islam.

Menurut cerita setempat awalnya PRABU SANGHIANG ADEGAN memiliki kesaktian yang mampu membuat daerah Copo bergoyang dan labil, namun SEIKH HAJI yang telah dibekali sebuah Cepuk yang dinamai CUPU MANIK mampu melawan kesaktian tersebut. Dimana dihikayatkan bahwa Cepuk tersebut apabila dilemparkan, maka Tanah yang bergoyang dan labil kembali seperti semula. Akhirnya PRABU SANGIANG ADEGAN, Hulu balang dan pengikutnya masuk Islam.

“ Nah di lokasi inilah menurut keterangan, ada makam SEIKH HAJI SAKTI DARMAJATI MEDAL SAKING KUDRATULLOH . Jadi dengan mengunjungi tempat ini, sekaligus kita bisa melakukan ziarah kubur agar kita bisa selalu beriman dan mengingat akan kematian. Dengan ziarah kubur, kita akan mengingat bahwa kematian itu nyata adanya. Apalagi kubur yang kita ziarahi tersebut adalah makam orang tua kita sendiri “, pungkas Dede. **

Leave a Comment!