Bandung, PUBLIKASI-“ Ada banyak teori tentang motivasi yang disampaikan oleh para ahli, namun secara sederhana motivasi dapat dijelaskan sebagai suatu keadaan yang terdapat dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu guna mencapai tujuan tertentu. Ada juga yang mengatakan suatu kondisi fisiologis dan psikologis yang terdapat dalam diri seseorang yang mengatur tindakannya dengan cara tertentu. Merujuk pada definisi tersebut, motivasi ternyata memegang peranan yang penting untuk menggerakan seseorang, termasuk untuk merangsang semangat anak dalam belajar untuk berprestasi. Oleh karenanya, tugas seorang pendidik dalam mengajar tidak hanya menyampaikan materi studi yang sedang diajarkannya semata, melainkan juga harus menyelipkan nilai – nilai motivasi yang mampu mengunggah daya dorong siswa didiknya agar rajin belajar. Termasuk pada anak – anak usia dini, dan yang membedakan tentu menyangkut teknik atau metodologi dalam memotivasi sesuai dengan tingkatan usianya saja “, demikian disampaikan oleh Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Bandung, Kamis (20/1).
Hal tersebut ia sampaikan saat mengakhiri kegiatan sosialisasi 4 pilar kebangsaan yang disampaikan oleh ibu Neng Madinah Ruhiyat bagi seluruh pengurus Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) kabupaten Tasikmalaya yang diselenggarakan di Cipasung, Singaparna. Menurutnya, HIMPAUDI memiliki peran penting dalam membentuk karakter dan menciptakan generasi emas sejak anak usia dini. Nilai – nilai yang berkaitan dengan karakter, kecintaan terhadap bangsa dan negara, nilai – nilai agama dan nilai – nilai sosial lainnya perlu ditanamkan sejak dini agar anak – anak bisa tumbuh menjadi generasi yang cerdas, kritis dan berakhlaq yang mulia. Pembentukan karakter seseorang harus dimulai sejak dini, berproses dan tentu tidak bisa dibentuk secara instan,” ungkap Dede.
Prawita GENPPARI sebagai organisasi pegiat pariwisata Indonesia, tentu juga berkepentingan untuk menanamkan nilai – nilai kecintaan terhadap tanah air, khususnya yang berkaitan dengan kecintaan pada aneka keindahan yang dimiliki pariwisata Indonesia dan keragaman potensi seni budaya luhur yang dimilikinya, serta mengembangkan kreativitas masyarakat dalam menciptakan produk – produk unggulan daerah berbasis pada kearifan lokal serta berbagai produk ekonomi kreatif lainnya. Dan nilai – nilai kreativitas ini seyogianya memang ditanamkan sejak dini agar anak – anak terbiasa berfikir dan berkarya dalam menciptakan produk – produk baru sehingga bisa menjadi kebanggaan dan sekaligus mengharumkan nama bangsa. Ini juga yang mendasari kenapa Prawita GENPPARI begitu aktif dalam menciptakan dan mengembangkan SDM Indonesia di berbagai bidang. Bahkan Pusdiklat Prawita GENPPARI saat ini menjadi Pusat Pendidikan dan Pelatihan yang terlengkap di Indonesia, bahkan mungkin di dunia karena memiliki sekitar 2500 judul pelatihan di berbagai bidang.
Bagi Prawita GENPPARI, pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi, maka setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan berkualitas, termasuk pendidikan bagi anak usia dini sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 1 ayat 14 yang berbunyi, “ Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Salah satu tujuan dari pendidikan anak usia dini adalah untuk menjadikan anak yang dapat tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya sehingga anak dapat tumbuh dengan optimal dan dapat mempersiapkan diri untuk memasuki pendidikan dasar atau jenjang berikutnya. Untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan tersebut salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran yaitu adanya motivasi yang dimiliki oleh peserta didik sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
Selanjutnya Dede juga menyampaikan bahwa karakteristik anak usia dini itu bersifat unik. Begitu juga dengan cara belajar anak, setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor motivasi pada diri anak atau pun motivasi yang diberikan oleh guru sehingga diperlukan peranan guru dalam menumbuhkan motivasi anak dalam belajar. Pentingnya motivasi dalam proses pembelajaran perlu dipahami oleh guru agar dapat membantu atau melakukan berbagai bentuk tindakan kepada anak dalam belajar. Motivasi dapat berfungsi untuk merangsang atau menstimulus anak dalam kegiatan belajar agar dapat berlangsung dengan baik. Oleh karenanya sangat diperlukan pemberian motivasi belajar oleh guru. Di dalam kegiatan pembelajaran guru dapat membantu anak untuk mengembangkan kemandirian, kepercayaan diri, memberikan dukungan agar anak tidak mudah putus asa. Selain itu juga usaha yang dilakukan guru dengan memberikan pujian kepada anak, dan lagu-lagu tentang tema pembelajaran yang disampaikan. Usaha itu dapat membantu anak menggunakan seluruh potensinya untuk mencapai aktualisasi diri yang maksimal merupakan tugas dan tanggung jawab utama guru. Jelasnya.
“ Untuk mencapai semua itu tentu bukan perkara yang mudah, karena menyangkut keterbatasan anggaran, keterbatasan kemampuan masyarakat, dan juga pasti butuh waktu. Oleh karenanya Prawita GENPPARI sejak awal sangat menyadari hal ini, maka berusaha tampil untuk membantu pemerintah dalam menciptakan SDM yang unggul dan berbagai terobosan kreatif dalam bidang pendidikan lainnya. Meskipun sampai dengan saat ini tidak pernah ada bantuan operasional dari pemerintah, tapi program – program pengabdian untuk bangsa dan negara tetap berjalan atas dedikasi dan pengorbanan seluruh pengurusnya “, pungkas Dede.(Red)