Memang selalu menarik jika melihat sisi – sisi tersembunyi dari operasi intelijen yang tentu tidak mudah untuk diketahui dan dipahami oleh khalayak umum. Ada banyak sisi yang sulit untuk dimengerti karena bersifat rahasia dan dinamis sesuai dengan misi yang diemban. Jika masyarakat umum melihat dan menilai sesuai dengan apa yang mereka lihat dan mereka dengar, maka dalam operasi intelijen terkadang merancang sebuah sistem untuk menampilkan sesuatu agar bisa “terlihat dan terdengar” oleh publik, karena walau bagaimanapun sukses atau tidaknya sebuah operasi akan berujung pada penilaian publik. Oleh karenanya teknik memainkan peran atau ‘the art of acting’ menjadi sangat penting untuk dikuasai oleh setiap agen intelijen.
“Cover” dalam bahasa sederhana bisa diterjemahkan sebagai kegiatan penyamaran. Kegiatan penyamaran ini bisa dilakukan oleh agen intelijen resmi (official cover /OC) atau agen intelijen tidak resmi (non official cover / NOC). OC tentu memiliki garis dan status yang jelas dengan Pemerintah, dan kalau operasinya di luar negeri tentu memiliki hubungan diplomatik dengan pemerintah seperti kedutaan atau konsulat, sehingga agen tersebut memiliki kekebalan diplomatik secara resmi, sehingga mereka terlindungi dari hukuman berat yang bisa dijatuhkan kepada mata-mata yang ditangkap. Setelah diketahui penyamarannya, negara tuan rumah menyatakan agen persona non grata dan memerintahkan mereka untuk meninggalkan negara tersebut. Hal ini tentu saja berbeda dengan NOC, dimana mereka berkerja di luar negeri tanpa perlindungan diplomatik. Pada umumnya mereka berpura-pura bekerja untuk beberapa perusahaan bisnis.
Dengan demikian, cover atau penyamaran merupakan teknik dari operasi intelijen yang bersifat rahasia alias tertutup. Kadang disebut juga “cloak-and-dagger activities behind enemy lines” atau kegiatan berjubah dan belati di belakang garis musuh. Teknik penyamaran ini kadangkala bisa diketahui juga, sehingga bagi OC relatif aman karena ada perlindungan kekebalan diplomatik tetapi bagi NOC tentu saja mereka tidak memiliki “jaring pengaman”. Jika NOC tertangkap dan didakwa sebagai mata-mata akan dikenakan hukuman pidana berat, bahkan bisa dieksekusi. Agen NOC biasanya dilatih untuk menyangkal hubungan apapun dengan pemerintah mereka, dan juga menolak bantuan hukum diplomatik. Itulah sebabnya agen intelijen yang dikirim untuk memata-matai negara asing, biasanya memainkan “peran” sebagai pebisnis, pekerja untuk organisasi nirlaba (LSM / NGO) seperti kelompok kemanusiaan, atau akademisi. Jika tertangkap, paling harapannya bisa dipulangkan melalui pertukaran tahanan dengan NOC yang ditangkap lainnya sebagai bentuk kesepakatan para pihak. Banyak agen yang diabadikan tanpa nama atau tanggal di Tembok Memorial CIA dan dianggap telah dibunuh atau dieksekusi di negara asing saat menjabat sebagai agen NOC.
“ Jika berhasil tidak dipuji, dan jika tertangkap tidak diakui, bahkan jika gagal hanya pulang tinggal nama”, barangkali sangat cocok dengan doktrin dan prinsip kerja seorang agen intelijen. Contoh penyamaran yang cukup berhasil dari CIA misalnya, dimana mereka memasukan agen intelijennya sebagai pegawai perusahaan Air America selama Perang Vietnam, dan Brewster Jennings & Associates, yang digunakan dalam investigasi Senjata Pemusnah Massal (WMD). Untuk memahami lebih banyak, kita bisa baca tulisan mantan perwira MI6 “Nicholas Anderson” yang berjudul “NOC : Non-Official Cover : British Secret Operations”, atau “More UK Non-Official Cover Operations”, dan “Knock-On Effect”. Atau bisa juga membaca mantan perwira Mossad yang bernama Michael Ross yang berjudul “The Volunteer : The Incredible True Story of an Israel Spy on the Trail of International Terrorists” (Skyhorse Publishing, September 2007, ISBN 978- 1-60239-132-1).
Seorang agen intelijen biasanya memiliki identitas ganda, satu untuk publik dan satu lagi bersifat rahasia. Identitas publik yaitu identitas yang dikenal oleh masyarakat umum, dan yang lainnya adalah identitas rahasia. Identitas pribadi atau rahasia biasanya adalah nama resmi sesuai identitas asli. Maksud penyamaran identitas asli tentu saja bertujuan untuk melindungi diri mereka dari konsekuensi hukum, tekanan, atau pengawasan publik, serta untuk melindungi teman dan orang yang mereka cintai dari bahaya sekunder akibat tindakan aktivitas mereka.
Referensi :
– Markowitz, Judith A. (2019). Robots That Kill : Deadly Machines and Their Precursors in Myth, Folklore, Literature, Popular Culture and Reality. McFarland. p. 105.
– Shannon, Elaine (February 20, 1995). “Spies for the New Disorder”. Time. Archived from the original on January 14, 2009. Retrieved 2008-02-19.
– John Weisman (September 7, 2010). “Tripping Over CIA’s Bureaucratic Hurdles”. Washington Times. Retrieved 2010-03-19.
– “Our Kind of Traitor : an interview with former MI6 intelligence officer Nicholas Anderson”. Immediate Media Company. May 11, 2016. Retrieved February 21, 2018.
Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pemerhati Intelijen)