Pelabuhan Tanjung Priok Terapkan Truck And Terminal Booking System

Jakarta, PUBLIKASI – Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok (OP) dan PT Pelindo (Persero) Regional 2 Tanjung Priok menggelar acara Forum Smart Port pada Kamis, (16/6) bertempat di Kampus PMLI Bogor. Acara tersebut diselenggarakan dalam rangka membahas penerapan Truck and Terminal Booking System (TTBS) di Pelabuhan Tanjung Priok.

Hadir sebagai moderator yaitu Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok Dr Capt Wisnu Handoko MSc. Pada acara tersebut menghadirkan beberapa narasumber antara lain Pengamat IT Pelabuhan, Rudy Sangian; Akademisi dari Universitas Mulawarman, Tiopan Henry Manto Gultom; Group Head Teknologi Informasi PT Pelindo, Agus Darmawan; Direktur IT & Operasi PT ILCS, Judi Ginta Irawan; Ketua ALFI DKI dari asosiasi pengguna jasa Pelabuhan, Adil Karim; Pakar atau Praktisi Peneliti Digitalisasi Pelabuhan dari CCO 1 Stop Connection Sydney, Chris Harnett.

Acara dibuka oleh Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut (Dirjen Hubla) yang diwakili oleh Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut (Dirlala) Capt Mugen S Sartoto MSc. Dalam sambutannya Beliau menyampaikan tujuan penerapan TTBS serta beberapa inovasi atau sistem digital dalam layanan kepelabuhanan.

“Forum Smart Port ini diselenggarakan untuk membangun sinergi dan kolaborasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok dalam mempercepat terwujudnya National Logistic Ecosystem (NLE) di Pelabuhan melalui pelayanan berbasis digital khususnya pelayanan gate terminal dengan melakukan pengaturan kedatangan truk melalui Truck and Terminal Booking System (TTBS)”, tutur Capt Mugen.

“Kita ketahui bersama, Pelabuhan Tanjung Priok sebelumnya sudah menerapkan Single Truck Identification Data (STID) beberapa waktu yang lalu. Penerapan TTBS ini merupakan tahapan berkelanjutan dari sistem STID dalam rangka mewujudkan National Logistic Ecosystem (NLE)”, terang Dirlala.

“Sistem digital operasi Pelabuhan yang dikenal saat ini, seperti INAPORTNET, CEISA, TOS, VMS, Auto Gate System dan STID terus dikembangkan. Setelah sistem registrasi kendaraan truk pengangkut muatan dari ke Pelabuhan Tanjung Priok (STID) berhasil diterapkan, maka tahap selanjutnya yang perlu dilakukan adalah menerapkan TTBS yang bertujuan untuk mengatur kedatangan truk yang akan membawa muatan receiving dan delivery menjadi lebih teratur dan tidak terpusat dalam satu slot waktu sehingga sering mengakibatkan beban sebuah terminal melebihi normal dan berdampak pada kemacetan di jalan – jalan sekitar Pelabuhan”, papar mantan Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok.

Sambutan selanjutnya disampaikan oleh Direktur Utama PT Pelindo (Persero) yang diwakili oleh Group Head Teknologi Informasi dan Komunikasi PT Pelindo (Persero), Agus Darmawan. Beliau menyampaikan inovasi digital yang sudah diterapkan di Pelabuhan Tanjung Priok.

“Banyak sekali inovasi layanan di pelabuhan, khususnya di pelabuhan Tanjung Priok. Tahun lalu sudah ada SIMON TKBM dan STID, kemudian sekarang TTBS. Hal ini merupakan dorongan dari Intansi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok untuk percepatan layanan yang salah satunya adalah TTBS ini. Harapan kami adalah mari tingkatkan sinergi dan kolaborasi karena problem di pelabuhan tidak bisa hanya dengan penerapan digitalisasi”, ujar Agus.

Pada kesempatan yang sama Kepala Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok (Ka OP), Dr Capt Wisnu Handoko MSc menyampaikan bahwa masih perlu melakukan beberapa tahap dalam penerapan TTBS. Beliau juga menyampaikan komitmen OP dalam melakukan inovasi pada layanan di pelabuhan.“Konsep TTBS di berbagai negara sudah banyak yang menerapkan, namun Pelabuhan Tanjung Priok baru akan melaksanakan, dan tentunya masih perlu melakukan tahapan berupa pilot project mulai perencanaan, penyusunan regulasi, pengembangan sistem digital, uji coba, sosialisasi dan implementasi. Merujuk pada pelaksanaan registrasi STID, diperlukan waktu hampir setahun sampai dengan sistem benar – benar berjalan secara normal’, tutur Capt Wisnu.

“Penerapan TTBS ini merupakan rekomendasi aksi Strategi Nasional Pencegahan Korupsi (Stranas PK) yang harus dilaksanakan oleh 10 pelabuhan yang menjadi target dalam penerapan National LogisticEcosystem (NLE)”, ungkap mantan Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok.

“Kami berharap dengan penerapan TTBS nantinya akan dapat memacu BUP/Terminal Operator/para Stakeholders lainnya untuk terus meningkatkan pelayanan kepada pengguna jasa yang akan berdampak langsung kepada masyarakat sehingga berkontribusi terhadap penyelenggaraan pelayanan kepelabuhanan yang handal, yang berimbas menekan biaya logistik nasional. Kami senantiasa terus melakukan evaluasi terhadap penerapan ini dan sistem digital operasi pelabuhan lainnya.

Kami juga berkomitmen untuk terus melakukan inovasi-inovasi untuk meningkatkan pelayanan khususnya pelayanan jasa kepelabuhanan”, tutup Ka OP. Acara tersebut dihadiri oleh Deputi yang membidangi transportasi dan logistik Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Deputi yang membidangi transportasi dan logistik Kementerian Koordinator Perekonomian, Direktur Lalu Lintas Angkutan Laut Kementerian Perhubungan, Tim Stranas PK Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), perwakilan Kantor Kesyahbandaran Utama Tanjung Priok, Kantor Otoritas Pelabuhan Utama Tanjung Priok, KPU Bea Cukai Tipe A Tanjung Priok, Kantor Polres Pelabuhan Tanjung Priok, Para Pejabat di Lingkungan Kementerian Perhubungan, Para Kepala Instansi Pemerintah, Direksi PT Pelindo (Persero), Para Pimpinan Stakeholders, Ketua Asosiasi di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok, serta rekan-rekan media elektronik dan online ( Andi Roesman Rola )

Leave a Comment!