Pasar Rakyat Penyumbang Sampah Terbesar Kedua

Jakarta, PUBLIKASI – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mencatat kategori Pasar Rakyat menjadi penyumbang terbesar kedua ke Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang setelah kategori Rumah Tangga yakni seberat 480 ton per hari.

Berlatarbelakang kondisi tersebut, Kota Administrasi Jakarta Utara berupaya melakukan pengurangan sampah di seluruh pasar rakyat melalui gerakan kolaborasi pengelolaan sampah.

Sekretaris Kota Kota Administrasi Jakarta Utara, Abdul Khalit menyatakan dukungan penuh pada Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 102 Tahun 2021 Tentang Pengelolaan Sampah di Kawasan dan Perusahaan yang diimplementasikan setiap pasar rakyat di Jakarta Utara.

Untuk itu, sosialisasi yang digelar saat ini menjadi langkah awal komitmen untuk mengimplementasikan hal tersebut untuk dapat melaju pada tahap berikutnya seperti edukasi, pendampingan, hingga evaluasi.

“Yang pasti ini akan kami dukung apalagi pasar rakyat di Jakarta Utara merupakan bagain dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dibawah naungan Perumda Pasar Jaya. Mereka harus menjadi contoh terdepan terhadap hal ini,” kata Abdul Khalit saat ditemui di Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (31/5).

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Kota Administrasi Jakarta Utara, Achmad Hariadi menjelaskan sosialisasi ini sekaligus mendiskusikan pola pengelolaan sampah baik pembentukan tim, sarana dan prasarana, hingga tempat pada setiap pasar rakyat.

Pola pengelolaan sampah yang diterapkan berupa gerakan kolaborasi bersama penggiat lingkungan hidup seperti penggiat maggot, penggiat pakan ternak, serta penggiat biodigester.

“Jadi ini merupakan suatu gerakan kolaborasi. Sampah organik akan dikumpulkan dan kami angkut untuk dapat dimanfaatkan para penggiat lingkungan hidup,” jelasnya.

Hariadi menjelaskan akan menjalin koordinasi dengan Perumda Pasar Jaya untuk menyediakan kantong pilah sampah ramah lingkungan berjenis organik dan anorganik pada setiap kios.

Sampah yang telah dipilah itu lah yang akan diangkut tim pada suatu tempat yang dipilih nanti untuk dimanfaatkan para penggiat lingkungan hidup.

“Kami akan dorong ke Perumda Pasar Jaya untuk membuat langkah strategi pemilahan sampah dengan menyediakan kantong pilah sampah ramah lingkungan. Kantong ini menjadi tempat pemilahan sampah supaya organik dan anorganik supaya tidak bercecer. Sampah organik akan dimanfaatkan penggiat lingkungan hidup sedangkan sampah anorganik yang bernilai masuk ke bank sampah, sedangkan sampah anorganik yang tidak bernilai masuk ke dalam gerakan sedekah sampah,” jelasnya.

Sementara itu, Menajer Area 14 Perumda Pasar Jaya, Febri Rozaldi optimistis terhadap implementasi pengelolaan sampah pada 23 pasar rakyat di Jakarta Utara.

Menurutnya, implementasi ini harus dimulai dengan merubah budaya setiap pemilik kios pasar rakyat dari budaya mengumpulkan sampah menjadi memilah sampah.

“Kami optimis ini bisa dijalankan dengan memulainya dengan edukasi sehingga bisa merubah budaya pemilik kios dari budaya mengumpulkan sampah menjadi memilah sampah,” tutupnya. (M Siddiq)

Leave a Comment!