Johannesburg, PUBLIKASI — Para ilmuwan di Afrika Selatan telah memperingatkan bahaya varian baru Covid-19, yang dikenal sebagai C.1.2.
Varian itu dideteksi di sembilan provinsi di seluruh negeri itu, meskipun pada tingkat yang relatif rendah. “Varian C.1.2 berbagi beberapa mutasi umum dengan varian Beta dan Delta,” ungkap Institut Nasional Penyakit Menular (NICD) dalam sebuah pernyataan.
Kata NICD, varian itu pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada Mei 2021 dan penelitian tentang turunannya sudah berlangsung sejak itu. Para ilmuwan menemukan bahwa varian C.1.2 memiliki mutasi tambahan dibandingkan dengan varian Delta.
“Berdasarkan pemahaman kami tentang mutasi pada varian ini, vaksin masih akan menawarkan perlindungan tingkat tinggi terhadapnya sehingga yang terpapar tidak perlu menjalani rawat inap atau terancam nyawanya,” kata NICD.
Lembaga itu juga memperkirakan varian baru akan terus muncul di mana pun virus itu menyebar.
“Vaksinasi tetap penting untuk melindungi orang-orang yang berisiko tinggi dirawat di rumah sakit atau menghadapi kematian, mengurangi beban sistem kesehatan, dan memperlambat penularan,” kata NICD.
NICD menekankan bahwa kampanye vaksinasi harus dikombinasikan dengan menjalankan protokol kesehatan yang ketat di ruang-ruang publik.
Sejauh ini sebanyak 2,7 juta orang terpapar virus corona, Afrika Selatan mencatat kasus tertinggi di benua itu. Dalam satu pekan terakhir, negara ini telah mencatat lebih dari 10.200 kasus per hari. Sudin Hasibuan