Mari Belajar Memahami Kolesterol dalam Tubuh

Oleh : Dede Farhan Aulawi (Pemerhati Kesehatan)

Apa yang terbersit dalam fikiran ketika mendengar istilah kolesterol. Pada umumnya tentu akan berfikir bahwa kata “kolesterol” identik dengan suatu penyakit dalam tubuh. Banyaknya miss persepsi tentang kolesterol ini, mendorong untuk membuat suatu tulisan singkat tentang hal tersebut dan mudah – mudahan bisa dipahami sehingga bisa memberikan manfaat bagi para pembaca.

Kolesterol sebenarnya merupakan jenis lemak yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah tertentu, artinya dalam batas sesuai kebutuhan tubuh itu sendiri. Jika jumlahnya berlebihan tentu akan berdampak pada penyumbatan pembuluh darah dan memicu penyakit jantung serta stroke. Dengan demikian masyarakat dipandang perlu untuk mengetahui batas kolesterol normal agar ada upaya untuk menjaganya sehingga tidak berdampak buruk bagi kesehatan.

Batas kolesterol tersebut adalah :
– Kolesterol baik (high-density lipoprotein/HDL) sebaiknya di atas 60 mg/dL.
– Kolesterol jahat (low-density lipoprotein/LDL) sebaiknya di bawah 100 mg/dL.
– Trigliserida sebaiknya kurang dari 150 mg/dL.
Jadi total kolesterol sebaiknya di bawah 200mg/dL.

Bagi orang dengan kondisi kesehatan yang normal, tes dapat dilakukan tiap 5 tahun, dimulai dari usia 35 tahun. Namun jika merasa gemuk, mengidap diabetes atau hipertensi, memiliki riwayat penyakit jantung atau stroke dalam keluarga, merokok, tes ini bisa dimulai dari usia 20 tahun. Teknisnya untuk tes gula darah, maupun tes kolesterol ini tentu memerlukan pengambilan sampel darah. Sebelum proses pengambilan sampel darah ini juga biasanya “pasien” diminta puasa dulu setidaknya 8 jam sebelumnya.

Perlu diketahui juga bahwa kolesterol merupakan zat yang diproduksi secara alami oleh organ hati, tetapi juga bisa ditemukan dalam makanan yang berasal dari hewan, seperti daging dan susu. Kolesterol diperlukan oleh tubuh untuk membentuk sel-sel sehat, memproduksi sejumlah hormon, dan menghasilkan vitamin D. Namun tetap semua itu harus masih dalam batas yang diizinkan, sebab biasanya banyak orang yang tidak tahu dan tidak sadar memiliki kadar kolesterol tinggi hingga muncul komplikasi serius seperti penyakit jantung atau stroke. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan tes darah untuk mengetahui normal atau tingginya kolesterol.

Pada dasarnya, kolesterol tidak bisa larut dalam darah. Oleh karena itu, hati memproduksi zat yang bernama lipoprotein untuk menyalurkan kolesterol ke seluruh tubuh. Ada dua jenis lipoprotein yang utama, yaitu :
– Low-density lipoprotein (LDL) yang berfungsi membawa kolesterol ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah arteri. Apabila kadarnya terlalu tinggi, LDL akan menumpuk di dinding pembuluh arteri. LDL dikenal sebagai ‘kolesterol jahat’.
– High-density lipoprotein (HDL) yang berfungsi mengembalikan kolesterol berlebih ke hati, untuk dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, HDL dikenal sebagai ‘kolesterol baik’.
Selain dua jenis kolesterol di atas, ada pula jenis lemak lain yang disebut trigliserida yang sering kali ikut diperiksa. Berbeda dari kolesterol yang diperlukan tubuh untuk membentuk sel dan sejumlah hormon, trigliserida digunakan sebagai sumber tenaga.

Trigliserida terbentuk ketika tubuh mengubah sisa kalori yang tidak terpakai oleh tubuh. Jika tubuh terus mendapat asupan kalori secara berlebihan dibandingkan dengan pemakaiannya, kadar trigliserida akan naik. Kondisi ini juga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Penting diingat, makin tinggi kadar kolesterol HDL, akan lebih baik bagi tubuh. Sebaliknya, makin tinggi kadar kolesterol LDL, trigliserida, dan kolesterol total, akan makin buruk bagi kesehatan. Kolesterol tinggi merupakan gabungan dari nilai kolesterol total dan LDL yang tinggi, serta HDL yang rendah.

Apabila terjadi kadar kolesterol yang berlebihan maka perlu penanganan medis yang sesuai, sebab kalau dibiarkan akan menumpuk di dinding pembuluh darah arteri dan membentuk plak, sehingga membuat arteri menyempit. Kondisi ini disebut dengan aterosklerosis. Aterosklerosis lama kelamaan dapat membuat aliran darah tersumbat, akibatnya bisa menimbulkan sejumlah penyakit berbahaya seperti :
– Penyumbatan dapat terjadi di pembuluh arteri jantung, sehingga otot jantung kurang mendapat nutrisi.
– Serangan jantung dapat terjadi ketika aliran darah ke jantung tersumbat total.
– Stroke dapat terjadi ketika aliran darah ke otak tersumbat.
– Penyakit arteri perifer dapat terjadi ketika aliran darah ke tungkai tersumbat.

Hiperkolesterolemia atau kolesterol tinggi dapat dipicu oleh gaya hidup yang tidak sehat, penyakit yang diderita, dan keturunan. Konsumsi makanan tinggi kolesterol dan lemak jenuh dapat menyebabkan kolesterol tinggi. Contoh makanan tersebut adalah gorengan, susu full cream, kulit ayam, dan jeroan. Kebiasaan lain yang dapat meningkatkan kadar kolesterol, adalah kurang berolahraga dan merokok. Sementara itu, penderita obesitas, diabetes, dan hipotiroidisme rentan menderita kolesterol tinggi. Kolesterol tinggi juga dapat dipicu oleh perubahan atau mutasi sejumlah gen, yang diturunkan dari kedua orang tua. Mutasi gen ini membuat tubuh tidak bisa membuang kolesterol dari dalam darah. Namun, kolesterol tinggi akibat faktor genetik lebih jarang terjadi bila dibandingkan dengan dua faktor sebelumnya.

Kolesterol tinggi dapat diturunkan dengan menjalani gaya hidup sehat, seperti berolahraga secara teratur dapat membantu menaikkan kadar HDL, dan mencegah serangan jantung. Lakukan olahraga ringan minimal 30 menit dalam sehari, seperti jogging, bersepeda, berenang, atau senam aerobik. Jangan lupa juga untuk menerapkan pola makan yang sehat untuk mempertahankan kadar kolesterol tetap normal. Hindari memasak makanan dengan cara digoreng. Sebagai alternatif, olah makanan dengan cara dipanggang, direbus, atau dikukus. Atau dengan memperbanyak konsumsi makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran. Hindari konsumsi daging merah, jeroan, kuning telur, susu full cream, keju, serta makanan ringan seperti kue dan biskuit. Sebagai gantinya, perbanyak konsumsi ikan dan makanan dengan kandungan omega 3, seperti alpukat dan kacang-kacangan.

Lalu terkait dengan HDL yang berfungsi untuk membersihkan kelebihan kolesterol yang berbahaya di dalam darah dan membawanya kembali ke hati untuk dikeluarkan dari tubuh. Oleh karena itu, HDL (high-density lipoprotein) disebut sebagai ‘kolesterol baik’. Selain menghilangkan kelebihan kolesterol jahat, HDL juga berfungsi untuk mencegah kerusakan dinding pembuluh darah akibat penumpukan lemak dan menjaganya agar tetap sehat. Tak heran jika kadar kolesterol yang satu ini justru perlu ditingkatkan. Kadar HDL sangat disarankan untuk lebih tinggi dari kadar LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida (lemak) dalam darah. Hal ini dapat melindungi dari banyak penyakit, termasuk aterosklerosis, penyakit jantung, dan stroke.

Menjaga pola hidup sehat merupakan kunci untuk meningkatkan kadar HDL atau kolesterol baik. Efek yang ditimbulkan tidak hanya itu, tapi juga kesehatan fisik dan psikis yang menyeluruh. Jadi, sebaiknya jangan tunda dan ubah gaya hidup mulai sekarang. Namun, jika sudah diketahui memiliki kadar kolesterol yang tinggi atau faktor risiko terhadap penyakit jantung dan diabetes, misalnya obesitas atau adanya riwayat penyakit ini dalam keluarga, pemeriksaan ke dokter perlu dilakukan lebih sering. **

Leave a Comment!