Jakarta, PUBLIKASI – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan mengatakan kenaikan harga avtur jadi momok bagi seluruh maskapai di dunia, termasuk yang ada di Indonesia.
Data PT Pertamina (Persero) menunjukkan harga avtur di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada Juni 2022 telah mencapai Rp16.555,88 per liter. Harga ini melonjak tajam dari Januari 2022 yang sebesar Rp10.654,98 per liter.
Kondisi ini membuat harga tiket yang dijual oleh maskapai ikut naik. Tapi Luhut kembali menekankan, hal yang sama juga terjadi di negara lain.
“Memang bukan hanya kita, tapi dunia juga gitu. Kemarin rapat dengan Menteri Keuangan AS di Bali, itu jadi salah satu pembicaraan,” ujarnya di Hotel Mandarin Oriental, Jumat (15/7).
Menurutnya, AS mulai ketar-ketir dengan harga avtur saat ini di negaranya. Apalagi, ada perkiraan harga minyak mentah dunia bakal mencapai US$200 per barel, yang tentu akan membuat inflasi bisa makin tinggi.
Jika inflasi AS kembali meningkat maka Indonesia dan negara di seluruh dunia bisa terdampak. Apalagi kenaikan inflasi AS bakal direspon dengan kebijakan moneter yang lebih ketat.
“Jadi pemerintah sangat hati-hati mencermati ini, kita bertahap bertingkat dan berlanjut. Harga avtur sangat berpengaruh terhadap industri pesawat, Pak Menhub juga hati-hati,” kata dia.
Meski demikian, ia yakin penerbangan ke lima destinasi wisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan pemerintah akan tetap ramai, meskipun harga tiket pesawat mahal.
Ia mencontohkan, seperti penerbangan ke Bali saat ini mengalami lonjakan. Padahal, harga tiket sudah ada kenaikan, setelah harga avtur naik.
“Sekarang ke Bali itu penuh banget. Saya aja dapat tiket economy class, penuh pak. Tapi ya bagus, tapi nggak bagus juga,” jelasnya. *Arya