Langkat, PUBLIKASI – Kota Pangkalan Brandan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, terlihat kumuh dan tak tertata. Pemandangan seperti ini terlihat di sepanjang Jalan Wahidin, Sudirman, Babalan, dan Masjid.
Lokasi itu terlihat kumuh lantaran minimnya kesadaran masyarakat dan minimnya upaya penataan dari Pemda Langkat. Mirisnya, Jalan Sudirman yang baru di hotmix juga dimanfaatkan sejumlah pedagang ikan dengan membangun pondok secara permanen. Akibatnya, jalan yang baru dibangun kurang lebih 500 meter itu menjadi sempit, dan lalu lintas menjadi macet.
Dari pantauan PUBLIKASI.COM, kekumuhan ini terus berlanjut setiap hari. Begitu juga dengan kemacetan. Para pedagang terus menjajakan dagangannya dengan tidak memperhatikan kepentingan masyarakat lainnya, seperti pejalan kaki, pengguna sepeda motor maupun kendaraan mobil. Tidak jarang, kecelakaan kecil yang memunculkan percekcokan kerap terjadi.
Yudi dan Sumarni, dua orang pengguna jalan, warga Pangkalan Brandan, mengaku sangat menyesalkan kekumuhan itu, khususnya kemacetan yang tidak kunjung diselesaikan oleh Pemerintah Kabupaten Langkat. Utamanya pihak Kecamatan Babalan.
Pihak kecamatan dinilai Yudi, terkesan kurang tegas menindak pedagang sehingga para pedagang tetap saja menjajakan dagangannya tanpa ada rasa takut.
“Ironisnya, para pedagang membandel karena dikenakan retribusi senilai Rp 2000 per harinya oleh Dinas Perdagangan (Disperindag),” kata Yudi, mengeluh.
Camat Babalan Fajar Aprianta Sitepu SE, mengaku telah berulang kali melakukan penertiban terhadap para pedagang. Namun setiap kali petugasnya maupun Satpol PP Langkat tidak ada di lokasi, pedagang kembali berjualan.
“Ibarat main kucing-kucingan, saat petugas hadir mereka menutup dagangannya. Tetapi ketika petugas meninggalkan lokasi, para pedagang kembali menjajakan dagangannya,” tutur Camat Babalan kepada PUBLIKASI.COM, Senin (8/2/2021).
Sementara untuk menjaga setiap hari, diakui Fajar Aprianta, instansinya kekurangan personil petugas di lapangan.
“Dalam waktu dekat ini kita coba kembali berkoordinasi dengan Satpol PP Langkat. Yang paling penting, kita mengharapkan kesadaran dan dukungan dari masyarakat agar Kota Brandan tidak lagi kumuh,” pungkasnya. (Hasrizal)