Jakarta, PUBLIKASI – Kontijensi merupakan suatu kondisi, situasi atau peristiwa yang dapat menyebabkan kerawanan sehingga menimbulkan krisis yang mempengaruhi terhadap tata kehidupan atau tata hubungan masyarakat yang terdiri atas ancaman bersenjata dan ancaman non militer. Tidaklah berlebihan bila kalimat ‘Hope for the best and prepare for the worst’ sangat tepat digunakan untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak terduga. Sebuah tindakan pra pilihan, rasa optimisme yang tetap harus dilakukan dan tetap bertindak dan fokus terhadap pencapaian tujuan dalam menghadapi kejadian yang tidak diharapkan.
Dalam rangka menyiapkan kondisi dan situasi nasional yang tidak diharapkan di tahun 2024, Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI Yayan Sofiyan memimpin rapat penyampaian Keputusan Konsep Umum Rencana Pelibatan Kolinlamil dalam menghadapi Kontijensi tahun 2024 di ruang rapat Panglima, Mako Kolinlamil, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/2).
Hadir dalam rapat tersebut Kepala Staf Kolinlamil, Pejabat Utama dan sejumlah Kasatker Kolinlamil. Kegiatan diawali dengan paparan informasi situasi intelijen dalam scope global, regional dan nasional oleh Perwira Staf Intelijen Kolinlamil dan dilanjutkan paparan data kekuatan Kolinlamil dan strategi operasi pelibatan tahun 2024 oleh Asisten Operasi Pangkolinlamil Kolonel Laut (P) Nanan Isnandar.
Selesai menerima paparan dari sisi intelijen dan sisi operasi, Panglima Kolinlamil menekankan perlunya pengklasteran kontijensi terkini sesuai dengan tugas Kolinlamil sehingga sebagai Kotamaops Kolinlamil memiliki peran yang jelas dalam mendukung terciptanya stabilitas dan keamanan nasional. Secara garis besar Panglima Kolinlamil membagi dalam 3 aspek kontijensi, pertama terkait dukungan angkutan laut militer dalam kaitannya dengan menghadapi konflik bersenjata maupun kerusuhan massa di wilayah Indonesia. Kedua, stabilitas nasional dimana prajurit Kolinlamil harus disiapkan untuk pengamanan markas atau perbantuan ke Polri dan ketiga adalah relief disaster atau kemungkinan timbulnya bencana alam mengingat posisi Indonesia berada di ring of fire.
“Saya instruksikan agar seluruh pihak terkait menyiapkan sumber daya manusia yaitu prajurit Kolinlamil dan alutsista berupa KRI yang kita miliki untuk selalu siap di-deploy dalam rangka menghadapi kontijensi. Khusus alutsista, harus dalam posisi siap siaga, tidak boleh ada kendala teknis sedikitpun,” tegas Panglima Kolinlamil.
Sebelum menutup rapat, Panglima Kolinlamil menyampaikan pokok-pokok masing bidang dan meminta seluruh pejabat terkait untuk bekerja dengan tetap memperhatikan Perkembangan Lingkungan Strategis (Balingstra) serta menjalin kerjasama dan koordinasi dengan satuan/instansi lain dalam menghadapi kontijensi tahun 2024.
Hal tersebut didasari oleh penekanan Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Muhammad Ali dalam Perintah Hariannya yaitu satukan visi, samakan langkah dan persepsi seluruh lapisan di dalam organisasi Angkatan Laut guna mencapai program-program prioritas yang telah ditentukan dan tingkatkan kesiapan operasional, baik alutsista maupun satuan-satuan operasi, diikuti dengan peningkatan kemampuan (capability) dalam menjawab panggilan tugas yang saat ini selalu berkembang secara dinamis. ( Andi Roesman Rola )