Jakarta, PUBLIKASI – Percepatan pembangunan infrastruktur masih menjadi program prioritas pemerintah dalam meningkatkan produktivitas perekonomian dan daya saing bangsa.
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), salah satunya, terus berkomitmen meningkatkan sejumlah pembangunan infrastruktur Indonesia guna mendukung konektivitas, ketahanan pangan nasional, serta sektor pariwisata seperti yang dilakukan di Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Untuk meningkatkan ketahanan pangan nasional, Kementerian PUPR mengembangkan kawasan Food Estate di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara.
Terdapat tiga area Food Estate dengan keseluruhan luas 785 ha, yakni di Desa Hutajulu seluas 120,5 ha, di Desa Ria Ria seluas 411,5 ha, dan Desa Parsingguran seluas 253 ha.
Mendukung hal tersebut, pembangunan infrastruktur terus dilakukan mulai pembangunan jaringan perpipaan untuk irigasi dengan luas 1.000 ha, hingga pembangunan jalan sebagai akses kawasan di Food Estate.
Dilansir dari laman resmi Kementerian PUPUR, Minggu (12/9/2021), Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, kunci dari program pengembangan food estate adalah ketersediaan air untuk irigasi, bersamaan dengan teknologi pertaniannya.
Sinergi perencanaan infrastruktur irigasi dan pertanian yang dilakukan antara Kementerian PUPR bersama Kementerian Pertanian bertujuan untuk mengembangkan food estate yang modern dan terintegrasi dari hulu ke hilir.
Di bidang pariwisata Kementerian PUPR terus melengkapi infrastruktur pendukung Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) Danau Toba.
Dalam mendukung konektivitas dari dan ke DPSP Danau Toba, Kementerian PUPR tengah menyelesaikan pembangunan Jembatan Aek Ponggol yang ditargetkan rampung pada 2022. Kini jembatan pengganti Tano Ponggol memiliki panjang 294 meter dan merupakan satu-satunya akses darat untuk menuju Pulau Samosir yang berada di tengah Danau Toba.
Kementerian PUPR juga memperlebar alur Tano Ponggol di Danau Toba. Pelebaran alur tersebut bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada wisatawan dapat mengelilingi Pulau Samosir menggunakan kapal pesiar berukuran besar.
Selanjutnya, Kementerian PUPR juga melakukan penataan Kampung Ulos Huta Raja di Desa Lumban Suhi-Suhi Toruan, Kabupaten Samosir. Di kampung Hutaraja ini ada sekitar 50 orang penenun ulos yang masih menggunakan alat tradisional gedogan (alat tenun duduk).
Selain sebagai pusat tenun ulos, juga terdapat rumah-rumah adat Batak Samosir atau rumah Gorga.
Untuk mempertahankan seni dan budaya lokal produksi tenun ulos, Kementerian PUPR sejak tahun 2020 mulai melakukan penataan berbagai infrastruktur dasar. Seperti perbaikan kondisi rumah dan lingkungannya, air bersih, sanitasi, dan lansekap yang menarik.
Kegiatan produksi tenun ulos di Kampung Huta Raja sangat menampilkan kearifan lokal dan menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis domestik dan mancanegara. *AKS