Jakarta (PUBLIKASI) – Kementerian Perdagangan (Kemendag) memaparkan empat strategi pemasaran yang perlu digenjot pelaku usaha agar mampu bertahan bahkan bisa menembus pasar ekspor pada masa pandemi COVID-19.
“Pandemi ini mengubah tatanan dan untuk bertahan, kita harus menyesuaikan diri. Dengan social distancing, pendekatan konvensional sudah tidak lagi bisa diterapkan,” kata Menteri Perdagangan Agus Suparmanto dalam Jakarta Marketing Week 2020 di Jakarta, Minggu.
Adapun empat strategi itu yakni empathy society atau mengedepankan empati dalam komunikasi pemasaran kepada target pasar.
Strategi ini, kata dia, dilakukan mengingat sisi lain dari pandemi COVID-19 melahirkan perilaku masyarakat baru yang penuh empati dan sarat solidaritas sosial.
Kemudian, pemasaran multimedia yang memberikan informasi dan menjawab semua keluhan atau kebutuhan pelanggan melalui berbagai platform informasi baik website, media sosial, surat elektronik hingga pesan aplikasi.
Selanjutnya, kata dia, jaminan keamanan terkait produk yang ditawarkan dan strategi go virtual atau digital yakni memastikan bisnis perusahaan bisa dijangkau dalam jaringan (daring/online) karena konsumen saat ini beralih menggunakan media digital.
Dengan digital, memungkinkan pemasaran produk bisa lebih luas tidak hanya nasional tetapi juga pasar internasional.
Produk Indonesia, kata dia, memiliki peluang yang besar merambah pangsa pasar dunia karena hingga 2019, porsi ekspor Indonesia terhadap total ekspor dunia kurang dari satu persen yakni 0,89 persen dengan realisasi ekspor mencapai 167,49 miliar dolar AS.
Dalam paparannya, Mendag Agus menjelaskan posisi Indonesia dalam perdagangan global 2019 berada di peringkat ke-32 atau di bawah Singapura yang menduduki peringkat 15, Vietnam (19), Thailand (24) dan Malaysia (25). **
Kemendag Paparkan Strategi Pemasaran Masa Pandemi
September 21, 2020