STIK memberikan penghargaan kepada IPTU Ganang Agung Hartanto, sebagai Lulusan Terbaik Bidang Skripsi Program S1 Ilmu Kepolisian. Skripsinya tersebut merupakan bentuk “perlawanan” positif terhadap hegemoni ilmu atau arah keilmuan pada ilmu Kepolisian.
IPTU Ganang Agung Hartanto, merasa sangat bersyukur dan bahagia. Sebab, hasil usahanya selama menjalani pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK) ternyata diapresiasi oleh pimpinan lembaga dan dianggap yang terbaik dibandingkan skripsi dari 129 mahasiswa rekannya. STIK mengganjarnya dengan Bintang Widya Karya, Lulusan Terbaik Skripsi Program S1 Ilmu Kepolisian.
Bagi pria kelahiran Jakarta pada Oktober 1993 ini, dapat meraih Bintang Widya Karya adalah salah satu kontribusi terbesar dirinya terhadap dunia akademisi Kepolisian Indonesia. Alasannya, skripsi yang ia buat tersebut merupakan bentuk “perlawanan” terhadap hegemoni ilmu atau arah keilmuan pada ilmu Kepolisian. Namun menurutnya, perlawanan yang tertuang dalam skripsinya itu adalah perlawanan positif, karena suatu ilmu tidak akan berkembang jika ilmu tersebut nyaman di posisinya yang sekarang.
Akademi Polisi (Akpol) lulusan tahun 2015 berharap, skripsi tersebut dapat menjadi preseden bagi angkatan-angkatan selanjutnya, bahwa ternyata ilmu Kepolisian dengan sifatnya yang inter/multidisipliner membuka jalan yang sangat luas bagi para akademisi untuk berkreasi dengan berbagai keilmuan yang ada. Sehingga amat disayangkan jika “jalan” ini, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja tertutup.
“Maksud saya adalah, jika melihat hasil-hasil karya skripsi STIK terdahulu baik dalam judul ataupun isi, pasti akan ditemukan suatu pola yang berulang. Bukan berarti pola ini salah atau jelek, tapi sangat disayangkan jika pola ini dianggap menjadi yang paling benar sehingga membunuh kreativitas dan pola-pola lainnya dari para akademisi Kepolisian,” tutur pria yang pernah menjabat sebagai Pamin Bag Anev SSDM Polri ini.
Menurut IPTU Ganang, hal paling utama untuk bisa mendapatkan penghargaan tersebut adalah doa dari kedua orang tua, istri, dan anak. Hal-hal lainnya adalah kritis, kreatif, dan kerja keras, jangan pernah merasa cukup dan tinggikan rasa penasaran. Berikutnya, ilmu yang dipelajari di kelas harus dikuasai dan dikembangkan secara mandiri dengan membaca literatur-literatur yang ada. (sudin hasibuan/aspan).
