Tasikmalaya, PUBLIKASI – “Saat berbicara atau melihat belatung umumnya orang – orang akan merasa jijik karena disamping bentuknya seperti ulat, binatang inipun dikenal tumbuh di tempat – tempat busuk yang menjijikan. Namun demikian ternyata tidak semua jenis belatung ini menjijikan, karena ada jenis belatung yang bernama Maggot BSF ternyata memiliki nilai ekonomis dan jadi solusi untuk penanganan limbah organik. Oleh karena itu tidak mengherankan jika kini muncul para pengrajin budidaya binatang yang dianggap menjijikan tersebut. Kemauan dan kemampuan masyarakat yang kreatif seperti ini tentu harus dihargai. Itulah sebabnya ICMI Jabar memberi perhatian khusus dengan melakukan pendampingan kepada para pengrajin budidaya Maggot di desa Arjasari, Leuwisari Tasikmalaya “, ujar Pengurus ICMI Jabar Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Sabtu (9/1).
Hal tersebut disampaikan dengan didampingi para pengrajin Maggot BSF yang diketuai Kang Dadan setelah melakukan peninjauan langsung terhadap fasilitas budidaya lalat dan maggot BSF serta peternakan ayam kampung dan kolam ikannya, karena maggot merupakan pakan ternak yang sangat dibutuhkan oleh unggas dan ikan. Kotoran yang dihasilkannya pun bisa dijadikan pupuk pertanian yang bisa menyuburkan tanaman. Bahkan hewan ternak yang dipelihara dan diberikan pakan ternak dari maggot ini terbukti dapat tumbuh sehat.
Adapun kelebihan dan manfaat dari Maggot BSF ini adalah (1) dapat memperbaiki lingkungan karena maggot BSF mengkonsumsi makanan organik, dimana budidaya maggot bisa mengurangi jumlah limbah organik. Coba saja bayangkan kemampuannya dimana 15 ribu larva Black Soldier Fly dapat menghabiskan sekitar 2 kg makanan dan limbah organik hanya dalam waktu 24 jam. (2) Maggot BSF ini juga merupakan pakan ternak kaya nutrisi. Kandungan asam amino dan proteinnya adalah sumber nutrisi dan zat yang dibutuhkan oleh setiap hewan ternak untuk tumbuh sehat dan kuat. Nutrisi tersebut tidak hanya untuk ayam, tetapi juga ikan, dan hewan peliharaan rumah lainnya seperti burung, iguana, tokek, dan sebagainya. Tidak hanya asam amino dan protein, maggot BSF juga mengandung protein sebesar 40%. Ungkap Dede.
Para pengrajin budidaya maggot kebanyakan memilih jenis BSF dengan beberapa alasan seperti tidak bau amis seperti pakan lainnya, tidak jorok, mudah diambil dan disimpan, mudah dicerna oleh hewan ternak, sangat sehat bagi hewan ternak, cara budidayanya mudah dan tanpa ribet, serta panennya jelas dan teratur.
Namun sebelum memulai budidaya maggot ini, ada hal – hal yang perlu diperhatikan seperti memahami kegiatan budidayanya, mulai dari fisik maupun teori di balik cara merawat dan membesarkan lalat BSF. Black Soldier Fly (BSF) alias hermetia illucens (latin) atau Lalat Tentara Hitam (indonesia) merupakan jenis lalat yang memiliki banyak kelebihan dan manfaat bagi manusia. Kata “fly” disini artinya adalah “lalat”, jadi jangan salah dengan menyebut kata “lalat” BSF.
Black soldier Fly (BSF) dan Maggot BSF adalah dua sebutan dari satu “jenis” hewan yang sama yang mempunyai perbedaan bentuk dan nama karena memiliki fase metamorfosis dalam siklus hidupnya seperti kupu-kupu dan ulat. BSF sendiri melekat pada fase lalat nya, dan maggot pada fase larva nya. Dalam fase hidup nya (lalat) yang singkat hanya sekitar rata-rata 7 hari, BSF ini tidak makan dan hanya minum. Untuk itu BSF ini adalah jenis lalat yang bukan merupakan vector penyakit seperti lalat hijau/lalat sampah, yang hinggap dan makan pada tumpukan sampah lalu masuk ke rumah-rumah dan hinggap pada makanan kita. BSF adalah jenis lalat yang bersih dan bersahabat dengan manusia.
BSF dapat kita budidayakan dalam sebuah kandang sehingga kebutuhan akan telur-telurnya dapat dihasilkan secara terus menerus (sustainable). Sinar matahari merupakan sarat mutlak dalam mendukung aktifitas BSF, oleh karenanya iklim tropis Indonesia sangat mendukung dalam budidayanya.
“ Dengan demikian para pengrajin budidaya maggot BSF memiliki 2 orientasi, yaitu berbisnis maggotnya sendiri dengan menjual belatung yang dihasilkan kepada para pembeli yang membutuhkannya. Atau sebagai pakan ternak untuk hewan peliharaan kita sendiri, seperti ayam dan ikan. Jika orientasi ini yang dipilih, maka nilai bisnisnya terletak pada bisnis hewan peliharaannya “, pungkas Dede menutup perbincangan. (Red)