Dr John Palinggi: Pemerintahan Jokowi Mampu Seimbangkan Penanganan Pandemi dengan Pertumbuhan Ekonomi

Jakarta,PUBLIKASI-Hingga tahun ketiga duet kepemimpinan Presiden Joko Widodo-KH Ma’ruf Amin, terus diwarnai hadirnya pandemi Covid-19. Keadaan ini turut mempengaruhi berbagai rencana dan program pemerintahan. Prioritas anggaran digeser pada penangan penyebaran dan dampak Covid-19 serta penyelamatan ekonomi nasional.

Perlambatan aktivitas, kinerja kementerian/lembaga dan ekonomi di berbagai sektor pada akhirnya menjadi sorotan publik. Tidak sedikit yang menilai miring dan meragukan kepemimpinan Jokowi.

Namun bagi Pengamat Sosial, Ekonomi dan Budaya, Dr. John N. Palinggi, M.M., M.B.A., Presiden Jokowi tidak pernah mengabaikan visi atau janjinya, untuk mewujudkan lima arahan strategis  menuju masyarakat Indonesia mandiri, maju, adil dan makmur.

“Dalam alam demokrasi yang dianut suatu negara, semua orang dapat saja memberikan pendapat yang berbeda-beda selama itu masih dalam bingkai peraturan perundang-undangan. Namun sorotan masyarakat itu seringkali tidak terbukti. Misalnya, banyak yang meragukan kemampuan Pak Jokowi saat menjabat presiden pada periode pertama. Buktinya, persentase kepuasan kinerja Presiden selama pandemi masih sangat tinggi hingga terpilih di periode berikutnya,” kata John kepada PUBLIKASI,hari ini (24/1/2022) di kantornya.

Di awal kepemimpinan Presiden di periode pertama itu, lanjut Ketua Harian Badan Interaksi Sosial Masyarakat (Bisma) ini, banyak yang merasa tidak yakin Presiden Jokowi dapat menjalankan roda pemerintahan di negara yang besar dan seluas Indonesia.

“Saya sendiri berbeda. Sejak awal saya melihat Bapak Jokowi memiliki modal kepemimpinan yang utama dalam dirinya. Beliau adalah seorang tokoh yang bersahaja, rendah hati, dan sangat terbuka berhubungan dengan semua lapisan masyarakat tanpa kecuali,” tegas John Palinggi.

Menurut John Palinggi, Presiden Jokowi merupakan pemimpin bagi semua lapisan. Berbeda dengan pemimpin kebanyakan bahwa ada yang hanya merangkul lapisan atas, ada juga pemimpin bagi kelas menengah saja.

Jokowi dapat menyampaikan pesan-pesan pembangunannya ke berbagai strata sosial-ekonomi yang berbeda. Mampu mengkomunikasikan segala sesuatu yang diinginkan dengan pendekatan-pendekatan hati. Membangun persaudaraan dengan ketulusan dan keikhlasan sehingga ada gelombang-gelombang kepercayaan publik kepada diri presiden.

“Yang paling mendasar presiden, mempunyai kombinasi kepemimpinan kerendahan hati dan keteguhan hati. Dianggap orang lemah, tapi tegas kepada siapa saja demi tercapainya tujuan dan kepentingan nasional yang telah ditetapkan,” jelas john Palinggi.

Pada akhirnya capaian proyek infrastruktur nasional di masa kepemimpinan periode pertama dan memasuki tahun ketiga periode kedua, terbukti luar biasa. Pembangunan infrastruktur konektivitas dilakukan untuk meningkatkan mobilitas dan merangsang daya saing antar daerah di seluruh Indonesia.

Pembangunan infrastruktur konektivitas yang sudah memperlihatkan hasil nyata diantaranya pembangunan: Jalan (termasuk jalan tol) dan Jembatan, Jalur Kereta Api, Pelabuhan; Bandar Udara–Miangas, Letung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weru dan Koroway Batu–serta revitalisasi dan pengembangan 408 bandara.

Jalan tol yang telah selesai sedikitnya mencapai 1.640 kilometer, non tol 4.600 kilometer, bandar udara yang baru 15 bandara dan 38 ekspansi perbaikan bandara lama. Pelabuhan sudah dibangun sebanyak 124 pelabuhan baru.

Termasuk membuka mobilitas masyarakat dalam bekerja dan berusaha. Sedangkan pembangunan infrastruktur pendukung ketahanan pangan bertujuan untuk meningkatkan ketersediaan pangan yang bersumber dari peningkatan produksi dalam negeri. Seperti, bendungan dalam rangka ketahanan pangan sudah dibangun sebanyak 22 bendungan, dan sampai 2024 diperkirakan sampai 65 bendungan bisa diselesaikan.

Lebih Tinggi

Diketahui, seperti dikutip dari laman kemenperin.go.id, capaian kinerja industri manufaktur yang membanggakan, di antaranya terlihat dari realisasi nilai investasi sektor sekunder ini pada periode pertama Pemerintahan Jokowi (tahun 2015-2019) yang secara total menembus Rp1.280 triliun dengan nilai rata-rata investasi tahunan sebesar Rp250 triliun.

Total nilai investasi selama periode lima tahun pertama ini bahkan lebih besar dari nilai investasi yang terakumulasi selama 10 tahun pada kurun waktu 2005-2014.

Sementara periode kedua Pemerintahan Jokowi, realisasi investasi di sektor manufaktur sepanjang tahun 2020 tercatat sebesar Rp270 Triliun, lebih tinggi dari nilai rata-rata periode sebelumnya meski sektor industri mendapat hantaman keras (hard hit) dari dampak pandemi Covid-19.

Pada semester I tahun 2021, realisasi investasi di sektor manufaktur telah mencapai Rp170 triliun dan diperkirakan terus meningkat seiring perbaikan beberapa indikator ekonomi dan komitmen dari para investor.

Sedangkan dari sisi ekspor, kontribusi sektor industri manufaktur terhadap capain nilai ekspor nasional masih mendominasi dan terus meningkat dari USD108,6 miliar pada tahun 2015 menjadi USD127,4 miliar tahun 2019.

Dalam kurun waktu tersebut, rata-rata nilai kontribusi ekspor sektor manufaktur berkisar pada angka 75% dari total ekspor nasional per tahun.

Bahkan, kontribusi ekspor sektor industri manufaktur pada tahun pertama (2020) di masa pemerintahan Jokowi-Ma’ruf Amin mengalami kenaikan menjadi USD131,1 miliar, meskipun di tengah himpitan pandemi Covid-19. Nilai ekspor manufaktur ini merepresentasikan 80,3% ekspor nasional tahun 2020 dan menghasilkan surplus neraca perdagangan sebesar USD21,7 miliar.

Surplus neraca perdagangan pun terus berlanjut hingga bulan September 2021 sebesar USD4,37 miliar, yang merupakan surplus selama 17 bulan secara berturut-turut sejak bulan Mei 2020. Pada periode Januari-Agustus 2021, nilai ekspor sektor manufaktur telah mencapai USD115,13 miliar.

Pandemi Belum Berlalu

Menurut John Palinggi, pandemi Covid-19 memang masih belum berlalu. Namun, harapan akan tumbuhnya perekonomian lebih baik menyiratkan optimisme di bawah Pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin. Sebab, aktivitas ekonomi diseimbangkan dengan penangan pandemi, seiring kepastian vaksinasi pada akhir tahun ini.

“Covid-19 ada di seluruh dunia. Karena itu, kita tidak bisa mengeluh seperti hanya kita saja yang berada di belantara Covid-19. Upaya menangani Covid-19 yang dilakukan pemerintah sangat terkonsentrasi. Termasuk menyeimbangkan aktivitas ekonomi, dengan penanganan Covid-19,” tegasnya.

Penilaian tersebut disampaikan John Palinggi bukan sekedar untuk memuji Pemerintahan Jokowi Ma’ruf Amin. Akan tetapi John mengenal sosok Jokowi lebih dekat saat ikut rombongan delegasi resmi Presiden ke Beijing, Cina dalam rangka pertemuan pejabat tinggi negara-negara Asia Pasifik pada 8-11 November 2014. Kemudian berlanjut dalam kunjungan ke Cina lagi pada 27 Maret 2015.

“Saya sendiri pernah ikut delegasi resmi ke Cina. Disana saya lihat kemampuan kepemimpinan Pak Jokowi. Dalam kesempatan itu saya sempat duduk cukup lama dengan Pak Presiden,” ungkap John Palinggi.

Ia juga menilai sepak terjang Wakil Presiden Ma’ruf  Amin sebagai sosok ayah bagi semua rakyat Indonesia yang berbeda agama, ras, suku, bahasa dan suku.

“Saya sangat bangga kepada Pemerintahan Pak Jokowi- Ma’ruf Amin. Kita patut berterima kasih kepada pemimpin kita ini karena pembangunan infrastruktur tumbuh merata di seluruh Indonesia. Ini tidak pernah terjadi. Sekali lagi tidak pernah,” pungkas John.

sudin hasibuan/abdullah karim siregar

Leave a Comment!