Santiago, PUBLIKASI – Presiden Cile Sebastian Pinera mengumumkan keadaan darurat setelah bentrokan pecah antara penduduk asli Mapuche dan pasukan keamanan, Selasa (12/10) waktu setempat.
Presiden juga memerintahkan pengerahan pasukan tambahan ke dua wilayah selatan Cile.
“Kami telah memutuskan untuk mengevaluasi keadaan di empat provinsi di wilayah selatan Biobio dan Araucania dan pengerahan pasukan untuk mengendalikan ‘gangguan serius’ di sana,” tutur Pinera seperti dilansir laman Al Jazeera, Rabu (13/10).
Empat provinsi yang tersebut, lanjutnya, telah mengalami kekerasan berulang terkait dengan perdagangan narkoba, kejahatan, dan kejahatan terorganisir yang dilakukan oleh kelompok-kelompok bersenjata.
Akibatnya, warga sipil dan petugas polisi yang tidak bersalah telah tewas dalam kekerasan tersebut.
Disebutkan, Mapuche menuntut pemulihan tanah leluhur dan nasib sendiri. Namun menolak pemerintah sehingga terjadi pergolakan dari kelompok Mapuche selama beberapa bulan belakangan.
Diketahui, Mapuche adalah kelompok pribumi terbesar di Cile. Mereka menemukan sekitar 1,7 juta dari 19 juta penduduk negara itu dan sebagian besar tinggal di selatan.
Para pemimpin mereka menuntut agar tanah yang saat ini dimiliki oleh pertanian dan perusahaan membuat kayu dikembalikan kepada mereka. Kurangnya solusi atas mereka terhadap dorongan kelompok bersenjata untuk melakukan serangan truk dan properti pribadi selama 10 tahun terakhir. *AKS