Tapsel, PUBLIKASI – Program PME (Peat Mangrove Ecosytem) yang merupakan program mengelolaan gambut di kabupaten Tapsel telah berlangsung sejak Tahun 2019 yang dipusatkan di Desa Tarapung Raya dan Kelurahan Muara Ampolu, Kecamatan Muara Batang Toru dan menghasilkan pengelolaan gambut 200 hektar oleh beberapa kelompok.
Kelompok-kelompok ini menjadikan Yayasan Lahan Basah sebagai bapak angkat dengan memberikan pelatihan seperti: beternak lele, pembuatan lele menjadi kripik dan menjadikan lahan gambut berdampak pada peningkatan ekonomi dan sosial seperti penanggulangan kebakaran gambut oleh KMPA (Kelompok Masyarakat Pemadam Api) serta menjadikan lahan gambut agar tidak abrasi dengan akan berakhirnya di Tapsel program yang berpusat di Papua pada akhir maret ini perlu digelar workshop.
Tampak hadir Kadis Lingkumgan Hidup Tapsel Sahril Siregar, Kalaksa BPBD Ilham Suhardi, Kadis PU Rijal MT, Kadis Petizinan Sofyan Adil Siregar dan Kepala Bappeda Abadi Siregar ST,, Direktur Yayasan Lahan Basah, mewakili Danramil dan Kapolsek serta Kelompok masyarakat yang berkaitan dengan lahan gambut. Acara ini Bertemakan: Mengelola Gambut Secara Bijak Melalui Upaya Pengurangan Resiko Bencana yang bertempat di Aula PTPN III Kebun Batang Toru, Selasa (15/3).
Dalam sambutannya Bupati Tapsel Dolly Pasaribu S Pt MM menerangkan, diseminasi Itu artinya kita itu memberikan informasi agar bapak itu (peserta, red) muncul kesadarannya.
Akhirnya dari informasi yang diberikan, diundang menjadi milik bersama. Dalam hal ini bisa menjaga ekosistem seputar mangrove yang menjadi concern di desa mangrove atau lahan basah.
“Yang perlu diperhatikan pada kita semua yang hadir kali ini adalah apa tindakan selanjutnya dan apa yang perlu dijaga meskipun pihak yang memegang program ini sudah berakhir,” katanya.
Dolly berharap kegiatan ini tetap berjalan dan yakin kami sudah 2 tahun ini ada manfaat program ini, tentu pada anggota kelompok sangat berperan untuk melanjutkannya. (HASIM)