Jember, PUBLIKASI – Usai meresmikan Festival Daur Ulang, Bupati Jember Ir. H. Hendy Siswanto meninjau lahan industri maggot yang berada di TPA Pakusari, Senin (14/03/2022).
Agus Subagiyo dari Koperasi Molindo Jaya menjelaskan, Maggot atau belatung dari lalat Black Soldier Fly (BSF) dimana harga fresh maggot perkilonya Rp. 6000, berguna untuk pakan bagi hewan unggas, burung serta ikan.
Seperti belatung pada umumnya, maggot dari lalat BSF hidup dengan mengonsumsi sampah organik, sehingga budidaya maggot ini merupakan solusi untuk mengurangi sampah yang efektif.
Alur budidaya maggot diawali dari telur lalat BSF lalu ditetaskan sampai menjadi larva.
Kemudian jelas Agus, maggot itu diberikan makan dari limbah organik, biasanya sampah dapur seperti nasi, buah, atau sayur. Dalam waktu 14 hari, larva itu akan membesar.
“Maggot usia 14 hari kadar proteinnya paling tinggi untuk digunakan pakan ternak,” sebut Agus.
Nantinya dari hasil produksi selama 14 hari itu, mereka akan memanen 90 persen sedangkan 10 persen lagi akan dibudidayakan. Sehingga budidaya maggot yang mereka lakukan akan berkelanjutan dan tidak perlu lagi membeli bibit.
Agus mengungkapkan dengan metode yang mereka lakukan telah terbukti mengurangi biaya budidaya maggot. Sehingga teknologi yang digunakan tidak terlalu banyak tetapi caranya bisa bermacam-macam.
Dirinya juga menjelaskan budidaya maggot ini cukup bermamfaat untuk mengurangi jumlah sampah organik, terutama di rumah. Tidak tanggung-tanggung, 100 kg maggot BSF dapat mengurai sekitar 1 ton sampah organik hanya dalam waktu singkat yakni 1×24 jam.
Menurutnya hal ini lebih efektif daripada solusi pengurangan sampah lain seperti metode kompos. Selain memerlukan lahan yang luas, metode kompos ini juga membutuhkan waktu yang lama untuk mengurai sampah. (*/Red)