Setiap manusia tentu mendambakan kehidupan yang baik, sejahtera lahir bathin dan penuh berkah. Hal ini bisa ditandai dengan terpenuhinya kebutuhan – kebutuhan mendasar manusia, baik berupa kebutuhan pangan, sandang dan papan. Kebutuhan pangan berupa terpenuhi kebutuhan untuk makan dan minum yang sehat, kebutuhan sandang berupa pakaian layak pakai yang bersih dan sopan, serta kebutuhan papan berupa tempat tinggal yang layak huni, bersih, dan cukup untuk seluruh keluarga. Namun, ada satu hal yang sering terlupakan, yaitu pemenuhan sebuah kebutuhan tersebut, hendaknya juga mampu mengundang keberkahan hidup.
Dalam al Qur’an Allah SWT telah berfirman :
وَقُلْ رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ
Dan berdoalah, “Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi, dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS.al-Mukminun : 29)
Hal tersebut menunjukan bahwa di samping mampu memenuhi kebutuhan – kebutuhan hidup di atas, manusia juga akan selalu berharap untuk mendapatkan tempat (rumah) yang penuh berkah. Sebab tidak sedikit orang yang memiliki rumah megah yang mewah, tetapi kehidupannya terasa begitu sempit dan gersang.
Rumah merupakan tempat berlindung dari sengatan panasnya mentari, guyuran hujan dan dinginnya hembusan angin, atau tempat kembali setiap kali bepergian. Di rumah pula, segenap anggota keluarga dapat melakukan berbagai aktivitas. Rumah juga berfungsi sebagai tempat pembinaan. Rumah adalah lokasi terbaik dalam menyemai benih-benih kebaikan serta keimanan dari sebuah keluarga. Oleh karenanya, tidak berlebihan jika setiap orang mendambakan rumah yang aman dan nyaman, sejuk dan bersih, agar mendukung terciptanya keluarga sakinah, yaitu rumah yang penuh berkah.
Rumah yang penuh berkah Allah SWT adalah rumah yang penuh dengan kenikmatan dan kebahagiaan karena dilimpahi berkah-Nya dan menjadi surga bagi seluruh penghuninya (baity jannati = rumahku adalah surgaku).
Kemudian bagaimanakah kita mengetahui bahwa rumah kita tersebut diberkahi atau tidak ? Setidaknya ada beberapa ciri untuk mengenali sebuah rumah itu diberkahi atau tidaknya, yaitu pertama, selalu digunakan untuk ibadah. Tempat tinggal yang mententramkan seringkali digunakan sebagai tempat shalat, zikir dan pengajian untuk mengantarkan penghuninya semakin mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Rumah yang digunakan untuk shalat berjamaah akan turun rahmat di dalamnya, sehingga memberikan ketenangan dan ketentraman bagi penghuninya, dan akan selalu dikaruniai rezeki yang berkah. Bukan hanya memiliki nilai pahala, tetapi merupakan sebuah pelajaran dan pengajaran langsung bagi keluarga untuk bersama-sama mendekatkan diri kepada Allah. Dengan shalat berjamaah akan terjalin kebersamaan, saling menghormati serta kerukunan dalam keluarga, sehingga bisa memberikan solusi segala masalah keluarga.
……. وَاجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ قِبْلَةً وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَبَشِّرِ الْمُؤْمِنِينَ
….. dan jadikanlah olehmu rumah-rumahmu itu tempat shalat dan dirikanlah olehmu shalat serta gembirakanlah orang-orang yang beriman”. (QS Yunus 87).
Kedua, selalu dibacakan Al-Qur’an. Rasulullah saw bersabda :”Sinarilah rumah-rumah kamu sekalian dengan bacaan Al-Qur’an”.
وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ …….
“Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman ….”. (QS Al-Isra 82).
Rasulullah saw bersabda: ”Manakala mengajari anaknya membaca Al-Qur’an, maka diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang. Dan barangsiapa mengajarinya membaca Al-Qur’an dengan hafalan, lalu setiap anak membaca satu ayat, maka Allah mengangkat satu derajat untuk ayahnya sehingga pada akhir Al-Qur’an yang dibaca”.
Ketiga, selalu diisi dengan majelis zikir. Berdzikir dan bersyukur harus selalu menjadi bagian dari pendekatan ibadah kepada Allah. Apabila direalisasikan dalam kegiatan berumah tangga, maka akan terbentuk keluarga yang sakinah, mawaddah warahmah. Rumah tangga tersebut disinari cahaya Ilahi ke dalam hati penghuninya sehingga hati mereka menjadi tentram.
فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوا لِي وَلَا تَكْفُرُونِ
“Ingatlah kalian kepada-Ku, niscaya Aku ingat pula kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kalian kufur”. (QS Al-Baqarah 152).
Rumah yang dijadikan tempat berzikir akan diberi nur Ilahi bagi penghuninya. Cahaya ketenangan, ketentraman, keharmonisan dan kerukunan. Abu Hurairah ra dan Abu Sa’id r.a. menyaksikan Rasulullah saw bersabda, “Tidaklah duduk suatu kaum yang berzikir kepada Allah kecuali mereka dikelilingi oleh para malaikat, diliputi dengan rahmat Allah dan diturunkan kepada mereka sakinah (ketentraman). Allah senantiasa menyebutkan mereka dihadapan para makhluk yang ada disisi-Nya. (HR. Ibnu Majah). Oleh : Dede Farhan Aulawi