Oleh : Dede Farhan Aulawi
Realitas kehidupan tidak selamanya diwarnai oleh kesenangan, meskipun pandangan orang mungkin menilai atau memperkirakan kehidupan seseorang dibalut kesenangan selalu. Manusia seringkali mensimplifikasi kesenangan dengan ukuran materi, harta atau jabatan sehingga tidak sedikit orang yang banting tulang siang dan malam tak kenal waktu hanya sekedar untuk memperoleh apa yang dianggapnya bisa mendatangkan kebahagiaan dan kebanggaan. Kadangkala ada juga orang yang tidak menghiraukan lagi halal dan haram untuk sekedar memperoleh pandangan sebagai orang yang sukses atas harta dan jabatannya. Padahal variabel – variabel tersebut tidak otomatis selalu melekat dengan yang namanya kebahagiaan.
Harta yang kita miliki hari ini, boleh jadi esok atau lusa akan menjadi milik orang lain. Begitupun dengan jabatan yang kita perjuangkan dengan segala cara, kalaupun bisa diraih pada akhirnya akan dilepaskan juga. Semua hanya sementara, semua hanya titipan untuk suatu masa saja dan pada akhirnya semua itu akan dimintai pertanggungjawaban di hadapan Allah SWT.
Mungkin banyak orang yang siap dengan kesenangan, tetapi belum tentu siap dengan kesulitan dan penderitaaan yang tentu akan sangat membutuhkan apa yang disebut dengan kesabaran. Kata “sabar” memang sangat mudah untuk diucapkan, namun tentu tidak semudah dalam menjalaninya. Padahal Allah SWT selalu bersama orang – orang yang sabar, sebagimana firman-Nya dalam surah Al-Baqarah ayat 153 :
“Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al-Baqarah: 153).
Merujuk pada ayat tersebut, sesungguhnya mengisyaratkan bahwa manusia dalam menapaki jalan kehidupannya harus menyiapkan mental kesabaran dalam segala keadaan. Sabar adalah menahan diri dari segala bentuk kesulitan, penderitaan dan kesedihan atau menahan diri dalam menghadapi sesuatu yang tidak kita sukai. Dalam sebuah hadis, Rasulullah saw bersabda, “Sabar itu ada empat macam; sabar dalam menjalankan fardu, sabar dalam menghadapi musibah, sabar menghadapi gangguan manusia, dan sabar dalam kefakiran.
Sabar dalam menjalankan fardu artinya sabar dalam menjalankan kewajiban agama meskipun dirasakan berat. Sabar dalam menghadapi musibah, artinya sabar tatkala mendapatkan musibah, baik musibah berupa bencana alam, kehilangan suatu, kecelakaan atau datangnya suatu penyakit. Sabar dalam menghadapi gangguan manusia, artinya sabar dan mampu menahan emosi atau amarah saat ada gangguan dari orang lain. Sabar dalam kefakiran, artinya sabar dalam menerima kenyataan hidup dalam keadaan miskin penuh kekurangan. Ada kalanya seseorang sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi hasilnya tetap jauh dari harapannya. Itulah sebabnya Allah SWT mewajibkan manusia untuk berusaha, tetapi tidak mewajibkan berhasil.
Sabar dalam agama Islam memiliki keutamaan dan manfaat yang sangat besar. Karena sabar adalah termasuk perilaku mulia yang sangat perlu untuk di lakukan oleh seluruh umat. Dengan sabar masalah yang kita hadapi jadi terasa lebih ringan, dengan sabar masalah yang kita hadapi bisa diselesaikan secara objektif, dengan sabar masalah yang kita hadapi dapat diselesaikan tanpa menyisakan rasa sakit hati, dan dengan sabar pula kita akan senantiasa menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan tenteram tanpa merasa gelisah apalagi ber-muram durja. Coba saja tanyakan apa ada orang yang tidak menghadapi masalah ? tidak melewati ujian ? atau tidak mengalami kesulitan ?
Orang yang sabar akan senantiasa bersama-sama Allah. Bersabar adalah ladang pahala tanpa batas, sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Az Zummar ayat 10 :
Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. Dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS Az Zummar:10)
Sabar selalu mendatangkan hal-hal baik dalam kehidupan, bahkan meskipun kita tengah menghadapi masalah maupun ujian dalam kehidupan. Karena setiap masalah dan ujian yang kita hadapi pasti akan mendatangkan hikmah dan kebaikan dalam diri dan kehidupan kita. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadist :
Dari Suhaib RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh menakjubkan perkaranya orang yang beriman, karena segala urusannya adalah baik baginya. Dan hal yang demikian itu tidak akan terdapat kecuali hanya pada orang mu’min, yaitu jika ia mendapatkan kebahagiaan, ia bersyukur, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan yang terbaik untuknya. Dan jika ia tertimpa musibah, ia bersabar, karena (ia mengetahui) bahwa hal tersebut merupakan hal terbaik bagi dirinya.” (HR. Muslim).
Akhirul kata, semoga tulisan singkat mengenai kesabaran ini ada manfaatnya. Langkah kita tidak selalu menurun, karena ada kalanya kita harus naik ke atas. Begitupun hari tidak selalu siang, karena ada kalanya kita harus menjalani malam. Begitulah kehidupan kita selalu memiliki banyak sisi, agar kita menjadi manusia yang benar – benar bisa merasakan nikmatnya menjalani kesabaran. Aamiin YRA. **