AKP. Riza Sativa, S.H., S.I.K. Pimpinan Polri Beri Peluang Besar Bagi Polwan Berperestasi Menduduki Pucuk Pimpinan Bhayangkara

Jakarta, PUBLIKASI, – Meningkatkan kesetaraan antara polisi laki-laki dan wanita tentu upaya yang terus dijalankan Korps Bhayangkara. Karena itu, selain harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya, institusi Polri juga harus memberikan kepercayaan, kesempatan dan peluang kepada Polwan dalam tampuk Kepemimpinan Polri, tentunya didukung dengan kapasitas dan kapabilitas yang dimiliki secara personal. Hal ini disampaika AKP Riza Sativa,S.H.,S.I.K. menjelang kelulusannya saat mengikuti pendidikan S2 di STIK pada April 2020.

AKP. Riza Sativa, S.H., S.I.K.  adalah salah satu Polisi Wanita (Polwan) yang memiliki prestasi dan peluang karir baik. Terbukti pada Juli 2020 dipercaya pimpinan Polri untuk menduduki jabatan Kapolsek Pondok Aren Polda Metro Jaya.

Ia tidak memungkiri awal ketertarikan mahasiswa S2 STIK-PTIK Angkatan VIII ini untuk menjadi anggota Polwan berkat dorongan serta dukungan kedua orang tuanya.

Awalnya AKP. Riza bercita cita menjadi hakim dan kuliah di Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia tahun 2001, tidak pernah terbenak dalam fikirannya untuk menjadi Polisi. Namun dalam perjalanannya pada tahun 2007 saat Kapolri dijabat oleh Jenderal Polisi Drs. Sutanto, dibuka pendaftaran Akademi Kepolisian (Akpol) lulusan Sarjana pertama kali.

Saat itu Riza sedang melaksanakan semester akhir studinya di Magister Ilmu Hukum UGM, konsentrasi Hukum Bisnis, dan akhirnya ia mengambil cuti karena mengikuti seleksi penerimaan taruna Akpol. Karena dorongan orang tuanya, saat itulah ia ikut mendaftarkan diri untuk mengikuti seleksi menjadi taruna Akademi Kepolisian.

Tahap demi tahapan seleksi ia jalani, mulai mendaftarkan diri di Polres Banjarbaru hingga Pantukhir di Polda Kalimantan Selatan. Pada akhirnya Riza lulus  seleksi bersama empat orang lainnya, mewakili Polda Kalsel,  kemudian mengikuti tahap seleksi Pusat di Semarang dan akhirnya Riza dinyatakan lulus menjadi Taruna Akpol.

“Pada saat mendaftar, tidak pernah tergambarkan bagaimana tugas Polisi secara riil. Tugas dan tanggung jawab menjadi Polisi ternyata tidak semudah yang dibayangkan, amanah yang diemban pun tidaklah mudah,” kata AKP. Riza Sativa.

Namun berkat upaya untuk selalu belajar, mengikuti perkembangan jaman, keinginan untuk lebih maju, serta support dari pimpinan, senior, rekan kerja dan anggota terhadap pelaksanaan tugas, sehingga akhirnya Riza dapat melaksanakan tugas secara optimal.

Meski demikian, setiap melaksanakan tugas selalu diimbanginya dengan terus menambah pengetahuan akademis dan  kemampuan praktik dipadukan dengan pengalaman sendiri maupun orang lain. Tujuannya agar dalam memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat dapat melihat dari beragam sudut pandang, dalam membuat suatu keputusan secara cepat dan tepat.

Menurutnya, upaya-upaya peningkatan kualitas diri itu perlu dilakukan setiap personil Kepolisian untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitasnya, khususnya bagi Polisi Wanita (Polwan). Sebab tidak mudah bagi Polwan untuk memegang suatu jabatan, sehingga memang harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya.

Selain itu kesempatan memegang jabatan juga harus diberikan agar Polwan bisa menunjukan kinerjanya. Hal ini tidak lepas dari upaya meningkatkan kesetaraan antara polisi laki-laki dan polisi wanita.

Sejauh ini, lanjut AKP. Riza, belum ada data spesifik yang ia  temukan mengenai jumlah Polwan yang memegang jabatan strategis di Kepolisian RI dan perbandingannya dengan Polki. Disisi lain, ia berharap agar institusi Kepolisian memberikan kesempatan jenjang karir, maupun kepangkatan yang lebih luas, lebih baik dan intens kepada Polwan yang memiliki kinerja dan kredibilitas mumpuni.

Mengkomparasikannya dengan negara-negara maju, saat Riza melakukan studi di empat negara bagian di Amerika Serikat pada tahun 2019, diketahui beberapa pimpinan Kepolisiannya dari unit terkecil sampai dengan berpangkat tinggi adalah Polisi Wanita, dan memegang jabatan strategis.

Sementara di Indonesia, Polwan juga mempunyai peluang memegang jabatan strategis baik di Polsek, Polres, Polda sampai dengan Mabes Polri. Pada tahun 2008, Brigjen Pol. Rumiah K, S.Pd pernah menjadi Kapolda Banten; kemudian Brigjen Pol. Sri

Handayani menjadi Wakapolda Kalimantan Barat tahun 2018; dan Irjen Pol (Purn) Basaria Panjaitan, S.H, M.H. adalah perempuan pertama yang terpilih menjadi komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi RI.

Riza sendiri pernah menjabat KBO Lantas Polres Karimun, Wakapolsek Batam Kota dan Wakapolsek Lubuk Baja di Polda Kepulauan Riau, Kasie Kerma Ditlantas Polda Papua Barat,  Kasattar di Akpol (Pengasuh Taruna Akpol), dan Kanit Dikyasa Ditlantas Polda DIY. Untuk dapat meningkatkan keterlibatan perempuan di dalam Polri, ia berharap agar sejak awal rekruitmen penerimaan benar-benar memenuhi kualifikasi. “Saya berharap semoga di tahun 2020 ini Polri memiliki Polwan yang memegang amanah menjadi Kapolda,” tegasnya.

Kesetaraan Polki dan Polwan menjadi penting, polisi perempuan juga sangat dibutuhkan dalam organisasi Polri karena permasalahan serta penanganan terhadap kejahatan yang ada di masyarakat tidak hanya dilakukan oleh laki-laki saja, namun dilakukan juga oleh perempuan dan anak, baik sebagai pelaku ataupun korban kejahatan yang selayaknya ditangani dengan adanya Polwan. Sehingga dalam pelaksanaan tugas, dapat saling mengkapi satu sama lain antara Polki dan Polwan.

Ket foto: AKP Riza Sativa, S.H.,S.I.K. (dua dari kanan) saat mengikuti Kegiatan Program Comparative Study on Sharing experience between the Indonesian National Police (INP) and The Bavarian Police in The Field of Controlling Manajement of Police Stadion, 15 s.d 20 July di Munich, Jerman

“Sejak awal rekruitmen penerimaan Polwan harus benar-benar memenuhi kualifikasi dalam input, sehingga output dapat sesuai dengan tujuan keterlibatan perempuan di dalam institusi itu sendiri”, tuturnya.

Harapannya, kepemimpinan perempuan tidak hanya berorientasi pada humanisme dan less conflict saja. Tetapi juga dibekali oleh

kemampuan akademis, pengetahuan dan kapabilitas yang saling terpadu, sehingga dalam membuat satu keputusan ataupun strategi dapat melihat dari berbagai sudut pandang dan konsep, termasuk keragaman budaya dimana daerah tersebut dipimpin.

Kodrat sebagai ibu yang melekat  pada Polwan, menurutnya, Hal ini adalah merupakan bagian dari kehidupan pribadi sebagai ibu, tentu saja sedikit banyak memberikan pengaruh positif karena dukungan dari keluarga sangatlah penting bagi seorang wanita dalam pelaksanaan tugasnya sebagai personil Polri dan tugasnya sebagai ibu. (sudin hasibuan).

Leave a Comment!