Garut, PUBLIKASI -“Konsistensi dalam pelaksanaan program – program kerja sebuah organisasi tidaklah mudah, apalagi organisasi tersebut mengandalkan sumber pendanaan yang bersifat swadaya. Tidak banyak organisasi yang mampu bertahan, terutama bagi organisasi – organisasi yang mengandalkan sumber pendanaannya dari pemerintah. Tapi alhamdulillah, Prawita GENPPARI masih terus bertahan dengan komitmen organisasinya untuk terus melaksanakan program kerja secara mandiri, artinya tidak tergantung pada orang lain. Termasuk kunjungan kita kali ini ke curug Jagapati ini “, ungkap Ketua Umum Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi sehabis melaksanakan kunjungan kerja ke Garut, Selasa (19/1).
Menurut Dede eksplorasi setiap potensi wisata yang dilakukan oleh Pegiat Ragam Wisata Nusantara (Prawita) – GENPPARI ini, bukan sekedar liburan untuk menghilangkan kepenatan semata tetapi justeru untuk mengidentifikasi setiap potensi wisata daerah dan menyampaikan desain pengembangannya kepada seluruh pengemban fungsi terkait. Itulah sebabnya di akhir setiap kegiatan selalu diakhiri dengan tatap muka para tokoh masyarakat berupa saresehan wisata untuk menyampaikan hasil evaluasinya setelah menyelesaikan eksplorasi tersebut. Ujarnya.
Setelah menempuh perjalanan sekitar 4 jam dari kota Bandung, melewati liak liuk perkebunan teh yang sangat memanjakan mata dengan berbagai ornamen keindahan alam, akhirnya bisa sampai ke lokasi yang dimaksud. Curug Jaga Pati ini berlokasi di Kampung Padarame, Desa Neglasari, Kecamatan Cisompet Kabupaten Garut.
“ Dengan ditemani oleh pengurus Prawita GENPPARI setempat Asep Hilmi, kami dipandu ke lokasi Curug Jagapati. Dari parkir mobil ke lokasi berjarak sekitar 1 km saja, namun karena kondisi naik dan turunnya cukup berat, maka wajar jika sebagian peserta merasa kelelahan. Namun hal tersebut bukanlah kendala, apalagi Tim Elang (Emak – emak Petualang) sudah terlatih dan teruji sebelumnya di beberapa medan lain yang tak kalah ekstrimnya. Semangat yang dimiliki Tim Elang ini sungguh sangat luar biasa karena menjadi inspirasi sekaligus penyemangat bagi Tim lainnya untuk tetap bertahan dan tak mudah putus asa “, ujar Dede.
Curug Jagapati ini sangat menarik karena potensi wisatanya memang sangat indah. Air terjunnya cukup tinggi dan berundak. Airnya juga bersih dan jernih sehingga cocok bagi para penikmat renang di alam terbuka hijau. Nama Jagapati sendiri memiliki makna “menjaga kematian”. Maksudnya bahwa curug tersebut dipandang sebagai nyawa bagi lingkungan hilirnya. Jika air di curug ini tercemar atau lingkungannya rusak, maka ekosistem di hilirnya juga akan terancam rusak. Oleh karena itu seluruh masyarakat memiliki komitmen untuk selalu menjaga kelestarian alam mulai dari sumber mata air sampai aliran hilirnya. Apalagi tak jauh dari lokasi curug Jagapati ini, ada juga beberapa curug lainnya dengan sumber air yang sama.
Tak mengherankan jika tindakan pertama yang dilakukan oleh para pengunjung yang datang ke lokasi ini adalah berfoto ria, karena spot – spotnya memang sangat cocok untuk berfoto. Keindahan alamnya benar – benarnya memanjakan setiap mata yang memandangnya. Bahkan saat para pengunjung memasuki area renang dan berendam, bukanlah hal sulit untuk mendengar jepretan kamera terdengar di sana sini, karena setiap sudutnya memiliki keindahan tersendiri.
“ Begitupun ketika menelusuri sepadan sungai dengan segala rintangannya menuju Goa Sodong Poek. Jaraknya hanya sekitar 200 meter saja tetapi karena medannya cukup menarik, maka tantangannya tidaklah mudah. Bagi yang ingin menikmati keindahannya silakan bisa datang langsung ke sini, dan hubungi saja Kang asep Hilmi sebagai ketua pengelola kawasan ini. Jangan lupa untuk selalu berhati – hati di sepanjang jalan dan lokasi apalagi di musim penghujan seperti saat ini “, pungkas Dede mengakhiri percakapan. **