Lampung, PUBLIKASI — Pasca penggabungan PT Pelabuhan Indonesia (Persero) pada 1 Oktober 2021, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 penyempurnaan pelayanan dengan standardisasi dan digitalisasi guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi pelayanan kepelabuhanan baik ekspor, impor maupun domestik melalui integrasi sistem pelayanan di pelabuhan. Hal ini mendapatkan apresiasi dari DPC INSA Panjang dan ALFI/ILFA Lampung (7/7).
Mengutip pernyataan Ketua Dewan Pengurus Cabang Indonesian National Shipowners Association (DPC INSA) Panjang, H. Yusirwan, menyampaikan layanan atas aktivitas kapal di Pelabuhan Panjang saat ini dapat dilakukan dengan mudah dan transparan dengan penerapan teknologi.
“Saat ini permintaan atas layanan kapal kepada Pelindo dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja, melalui aplikasi digital, sehingga prosedurnya menjadi lebih ringkas dan tidak lagi diperlukan kontak fisik di loket. Hal ini efektif menutup celah tindakan pungli di Pelabuhan Panjang. Dengan digitalisasi, detail informasi layanan juga menjadi transparan, sehingga kami merasa lebih nyaman” ungkap Yusirwan.
Sementara, Ketua Dewan Pengurus Wilayah ALFI/ILFA Lampung H. Zamzani Yasin menyampaikan apresiasi terhadap langkah (Transformasi Digital) yang dilakukan Pelindo Regional 2 Panjang atas layanan yang dilakukan terhadap EMKL. Saat ini kendaraan yang masuk ke Pelabuhan Panjang tidak bisa semberono hanya kendaraan yang sudah memiliki Single Truck Identification Data (STID) yang bisa memasuki wilayah Pelabuhan Panjang.
“Sebelum masuk Pelabuhan para perusahaan EMKL harus mengupload data kendaraan pada sistem Phinnisi beserta nama kapal dan jumlah tonase bongkar muat yang akan dikerjakan, sehingga seluruh permintaan pelayanan hingga laporan kegiatan dapat termonitor secara bersama dengan stakeholder terkait dan transparan secara pelaporannya,” tambahnya.
Secara terpisah, Executive Director 2 Pelindo Regional 2, Drajat Sulistyo mengucapkan terima kasih kepada DPC INSA Panjang dan ALFI/ILFA Lampung atas apresiasinya, transformasi digitalisasi yang telah diterapkan diharapkan dapat memangkas birokrasi dan mempermudah pengguna jasa dalam melakukan aktifitas kepelabuhanannya.
“Atas nama Pelindo Regional 2 mengucapkan terima kasih atas kerjasama yang baik terjalin selama ini. Semoga langkah yang dilakukan selama ini membantu dalam aktifitas kepelabuhan”, ungkap Drajat.
“Transformasi digital bukan hanya tentang mengadopsi teknologi baru, tetapi juga mengubah budaya perusahaan menuju pemikiran yang lebih terbuka terhadap inovasi dan adaptasi teknologi guna peningkatan kinerja dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan dan stakeholders lainnya”, tutup Drajat.
Pelindo Regional 2 telah menerapkan digitalisasi dan standardisasi pelayanan pada 12 Pelabuhan kelolaanya, yang tersebar di wilayah pulau sumatera, Jawa, dan Kalimantan. Digitalisasi yang telah diterapkan antara lain:
Single Truck Identification Data (STID)
STID pertama kali diterapkan di Pelindo Regional 2 Tanjung Priok, menjadi identitas tunggal setiap truk, dengan sistem berbasis elektronik terkoneksi pada sistem IT manajemen pelabuhan. STID berisi database meliputi kelayakan teknis truk dan pengemudinya, termasuk data nomor polisi serta pemilik/perusahaan angkutannya. Sebelumnya, truk pengangkut muatan di pelabuhan belum seragam karena masing-masing pengelola terminal menerbitkan TID-nya sendiri, sehingga tidak bisa digunakan di terminal berbeda.
STID ini dibuat dalam bentuk Radio Frequency Identifcation (RFID) atau kartu elektronik yang memiliki fungsi ganda, yaitu fungsi informasi identitas dan kondisi truk serta sebagai alat transaksi pembayaran pas pelabuhan.
PHINNISI
Phinnisi merupakan platform sistem operasi layanan kapal yang bersifat end-to-end, yang menjadi salah satu pilar dalam mewujudkan tujuan National Logitics Ecosystem (NLE). Dengan jaringan terpusat dan terintegrasi, Phinnisi sekaligus mentransformasi proses bisnis pelayanan kapal di pelabuhan secara menyeluruh. Melalui fitur terpadu dari Order Management hingga Billing dan Reporting, Phinnisi menciptakan efisiensi baru dengan dukungan siklus Order-To-Cash dan Record-To-Report dalam satu Platform. Hal ini selaras dengan strategi pemerintah dalam upaya transformasi pelabuhan dan optimalisasi pendapatan negara.
Sistem ini berfungsi memberikan akses informasi real-time tentang jadwal kapal, ketersediaan terminal, status kargo, dan lainnya kepada berbagai pihak yang terlibat dalam operasi pelabuhan.(Andi RR)