Jakarta, PUBLIKASI – Festival Beduk bukan hanya sebagai pelestarian majemuknya budaya di Jakarta. Di Kecamatan Cilincing, Festival Beduk ini juga diartikan sebagai ajang memperkuat kekompakan warga.
Camat Cilincing, Anita Permatasari menuturkan Festival Beduk sejatinya digelar sebagai ajang pelestarian kebudayaan. Namun lebih dari itu, Festival ini juga sebagai upaya memperkuat kekompakan warga yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan pada suatu wilayah.
“Festival Beduk ini memang dapat dijadikan sebagai upaya memelihara kebudayaan. Tapi poin utamanya adalah kerja sama tim yang melahirkan kekompakan dan dapat diaplikasikan dalam menjaga kekompakan wilayah,” tutur Anita Permatasari saat ditemui di Kantor Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (13/4).
Dia merasa kagum dengan penampilan ketujuh tim dalam Festival Beduk tersebut. Kekagumannya tertitik pada inovasi tim yang tak hanya piawai melantunkan takbir dan salawat namun juga dari sisi kostum hingga koreografi.
“Inovasi tim yang tampil tadi diluar dugaan saya. Kostumnya bervariasi, penampilan koreografinya juga lebih bagus dibandingkan tahun sebelumnya. Mungkin karena perkembangan zaman yang mana semua bisa meniru dari apa yang disaksikan di YouTube. Itu sah-sah saja karena mereka menginovasikannya kembali,” jelasnya.
Dipastikannya, satu dari tujuh tim yang meraih nilai tertinggi dari dewan juri akan diikutsertakan dalam festival serupa di tingkat Kota Administrasi Jakarta Utara.
Adapun penilaian setiap tim tertumpu pada penilaian vokal, aransemen, penampilan, teknik, fazhahah atau kejelasan lafadz.
“Kami pilih satu tim untuk melanjutkan diajang Festival Beduk tingkat kota. Hadiah masing-masing tim yang ikut festival ini juga kita berikan,” tutupnya. (IDS)