Kapolda Jelaskan Penculikan Anak di Jawa Timur Hoaks

Jakarta, PUBLIKASI ‐‐ Kapolda Jawa Timur Irjen Toni Hermanto menyatakan informasi penculikan anak di wilayah Jawa Timur yang beredar di media adalah hoaks atau tidak benar. Namun, polisi tetap melakukan pencegahan penculikan anak terjadi di wilayahnya.

Sebagai tindak lanjut, Toni menyebut polisi bakal menghapus unggahan hoaks soal penculikan yang beredar di media sosial.

“Kita melakukan takedown terhadap pemberitaan-pemberitaan yang memang ini hoaks, artinya akan menimbulkan satu kesesatan pemberitaan dan memberikan kecemasan buat para orang tua,” tuturnya.

Lebih lanjut, Toni menyampaikan pihaknya pun akan melakukan proses hukum terhadap para penyebar hoaks penculikan anak ini.

“Ya kita akan proses dari beberapa pemberitaan yang kita pastikan itu hoaks,” ucap dia.

Isu penculikan anak juga marak beredar di Yogyakarta. Polda DIY menelusuri kabar dugaan percobaan-percobaan penculikan anak yang bermunculan di wilayah provinsi keraton tersebut.

Kata Kapolda DIY Irjen Suwondo Nainggolan, jajarannya masih mendalami kebenaran kabar percobaan penculikan anak yang berseliweran di media sosial WhatsApp.

“Tidak ada laporan sampai saat ini ada anggota keluarganya yang diculik, itu yang kita jadikan pegangan. Kalau isu yang dibangun dari WhatsApp ini yang sedang kami dalami. Apakah ini ada upaya untuk membuat ketidaknyamanan dan sebagainya,” kata Suwondo di Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Kamis (2/2).

Polisi melakukan pendalaman mengingat kabar berantai ini telah menimbulkan keresahan, meski diduga demi meningkatkan kewaspadaan masyarakat.

Suwondo mengklaim jajarannya juga sudah memeriksa dua anak di Kabupaten Sleman yang dikabarkan jadi sasaran percobaan penculikan guna memastikan kebenaran informasi beredar.

Dari keterangannya, kedua anak baru sekadar ngobrol beberapa patah kata dengan orang tak dikenal sebelum akhirnya pergi saat diminta mendekat. Polisi, lanjut Suwondo, juga mendalami isi percakapan demi memastikan tak ada salah maksud di sini.

Disampaikan Suwondo, pihaknya tak ingin publik menjustifikasi tindakan seseorang karena tergiring kabar-kabar yang belum jelas kebenarannya, hingga bahkan berujung main hakim sendiri seperti kasus di Sorong. *Arya

Leave a Comment!