Diresmikan Presiden, Bendungan Garapan Anggota Holding Danareksa Wujud Nyata Transformasi Menuju Indonesia Maju

Jakarta, PUBLIKASI Komitmen Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Danareksa (Persero) untuk berperan aktif mewujudkan visi Indonesia maju, adil, dan makmur pada 2045 kembali memperlihatkan wujud nyatanya.

Di penghujung tahun 2022 lalu, Presiden Joko Widodo meresmikan dua bendungan yang dikerjakan PT Nindya Karya, anggota Holding Danareksa yang memiliki visi menjadi perusahaan spesialis transformasi berstandar dan berskala internasional.

Bendungan Sadawarna yang berlokasi di Kabupaten Subang dan Sumedang, Jawa Barat (Jabar), diresmikan Presiden pada 27 Desember 2022. Sedangkan Bendungan Beringin Sila yang berada di Desa Motong Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada 29 Desember 2022.

Keberadaan dua bendungan tersebut, diharapkan dapat mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan pangan nasional. Utamanya dalam meningkatkan produktivitas pertanian.

Pasalnya, salah satu faktor utama untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi adalah ketersediaan infrastruktur. Infrastruktur akan menciptakan pemerataan pembangunan dan meningkatkan daya saing investasi Indonesia. Sementara bendungan merupakan salah satu bangunan infrastruktur bidang sumber daya air yang penting dalam mendukung kedaulatan pangan.

Dalam sambutannya, Presiden Jokowi yang didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, mengatakan, Sadawarna merupakan bendungan ke-33 yang telah diresmikan sejak delapan tahun terakhir.

Kepala Negara berkeinginan, pembangunan Bendungan Sadawarna dapat meningkatkan produksi padi khususnya di Kabupaten Subang, Sumedang, dan Indramayu. Dengan semakin banyak jumlah bendungan yang dibangun di tanah air, lanjut Presiden, diharapkan produktivitas pertanian utamanya padi dan komoditas hortikultura lain di sejumlah daerah juga semakin meningkat.

“Dengan demikian, ketahanan dan kemandirian pangan nasional juga semakin membaik. Itulah tujuan utama dari dibangunnya waduk, selain memang waduk juga ada yang dipakai untuk wisata, untuk pembangkit listrik, dan juga penyediaan air baku,” tuturnya.

Peresmian itu antara lain turut dihadiri Direktur Utama PT Nindya Karya Haedar A. Karim; Direktur Keuangan, SDM & Manajemen Risiko Nindya Karya Sri Haryanto; Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Hadi Tjahjanto; Gubernur Provinsi Jawa Barat Ridwan Kamil; Bupati Kabupaten Sumedang Dony Ahmad Munir, Bupati Kabupaten Indramayu Nina Agustina hingga Wakil Bupati Subang Agus Masykur Rosyadi.

Disebutkan, Bendungan Sadawarna merupakan salah satu Program Strategis Nasional di bidang Sumber Daya Air untuk mewujudkan ketahanan air dan pangan nasional.

Bendungan itu memiliki tampungan 70 juta meter kubik dengan luas genangan sekitar 680 hektare, dan mampu mengairi sawah seluas 4.280 hektare sawah di Kabupaten Subang dan Indramayu.

Diharapkan suplai air irigasi dari Bendungan Sadawarna dapat membantu petani meningkatkan intensitas tanamnya jika dibandingkan dengan metode tadah hujan yang hanya satu kali dalam setahun.

Kehadiran Bendungan Sadawarna juga berpotensi memasok air baku sebesar 1,2 m3/detik untuk  Kabupaten Subang, Indramayu, dan Sumedang serta potensi Sumber Tenaga Listrik sebesar 2 MW.

Partisipasi Nindya Karya

Sejalan dengan program pemerintah dalam rangka mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional, PT Nindya Karya – PT Adhi Karya (KSO) dipercaya dan sukses menjadi pelaksana pembangunan Bendungan Sadawarna paket II yang meliputi spillway, jalan akses, dan bangunan fasilitas.

Sementara konstruksi Bendungan Beringin Sila di NTB didesain dengan tinggi 70,5 m, panjang 787,58 m, dan lebar puncak 12 m. Dengan total kapasitas tampungan 27,46 juta m3 dan luas genangan 126 Ha, bendungan ini mampu mengairi lahan seluas 3.500 Ha.

Selain berfungsi untuk irigasi, Bendungan Beringin Sila juga menghasilkan air baku sebesar 76 liter/detik untuk Kabupaten Sumbawa. Manfaat lainnya dimanfaatkan untuk Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) sebesar 1,4 MW, reduksi banjir 90,37 m3/detik, serta potensi sebagai tempat pariwisata, perikanan tangkap, dan tempat konservasi.

Kepala Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Hendra Ahyadi mengungkapkan, Bendungan Beringin Sila dilengkapi dengan Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPA) berkapasitas 40 liter/detik dengan reservoir 600 m3. Tersedia juga Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 35 KW yang digunakan untuk operasi bendungan sebagai alternatif PLN.

“Bendungan ini merupakan yang pertama menggunakan teknologi buka tutup pintu air jarak jauh dengan jaringan internet,” jelas Hendra.

Dalam pembangunan bendungan itu, Nindya Karya menjadi pelaksana pembangunan paket II. Lingkup garapannya meliputi, pekerjaan jalan masuk, jalan main dam, saluran pelimpah (spillway), Water Treatment Plant (WTP) serta bangunan fasilitas umum.

Partisipasi Nindya Karya dalam pembangunan dua bendungan tersebut, merupakan upaya BUMN dalam mewujudkan pemerataan pembangunan infrastruktur untuk mendukung ketahanan air dan ketahanan pangan nasional.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Nindya Karya Haedar A Karim menjelaskan, Nindya senantiasa memberikan kinerja terbaiknya dalam menghasilkan infrastruktur berkualitas sehingga mampu memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat sesuai dengan tujuan dan harapan pembangunan yang ditetapkan pemerintah.

“Selain bendungan tersebut, Nindya Karya juga tengah mengerjakan beberapa proyek sejenis lainnya di NTB. Diantaranya, proyek Bendungan Tiu Suntuk di Brang Ene, Sumbawa Barat dan Bendungan Meninting di Lombok,” terang Haedar saat mendampingi Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam kunjungan kerja jelang peresmian Bendungan Beringin Sila pada (19/12/2022).

Spesialis Transformasi

Nindya Karya merupakan anggota Holding BUMN PT Danareksa (Persero) bersama 14 perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa lainnya.

Diketahui pada 10 November 2021, Danareksa ditunjuk sebagai holding BUMN lintas sektor melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 113 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP Nomor 25 Tahun 1976 tentang Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa.

Holding membawahi sejumlah subklaster yang terdiri dari jasa keuangan, kawasan industri, sumber daya air, jasa konstruksi dan konsultasi konstruksi, manufaktur, media dan teknologi, serta transportasi dan logistik. Pembentukan holding ini merupakan bagian dari transformasi pengelolaan BUMN melalui konsolidasi dan simplifikasi atau penyederhanaan jumlah BUMN.

Selanjutnya, dalam PP Nomor 7 Tahun 2022 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke Dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Danareksa, ditetapkan 10 anggota Holding Danareksa Tahap Satu.

Ke-10 anggota itu adalah PT Nindya Karya, PT Kliring Berjangka Indonesia, PT Kawasan Industri Medan, PT Kawasan Industri Wijayakusuma, PT Kawasan Industri Makassar, PT Kawasan Berikat Nusantara, PT Balai Pustaka, PT Perusahaan Pengelola Aset, PT Jakarta Industrial Estate Pulogadung dan PT Surabaya Industrial Estate Rungkut.

Jumlah tersebut menambah portofolio anak perusahaan dan entitas asosiasi Danareksa yang awalnya berjumlah 5 perusahaan, menjadi 15 perusahaan. Entitas Anak, yaitu PT Danareksa Capital, PT Danareksa Finance dan PT Jalin Pembayaran Nusantara. Sedangkan Entitas Asosiasi adalah PT Danareksa Investment Management dan PT BRI Danareksa Sekuritas.

Corporate Secretary PT Danareksa (Persero) Putu Dewika Angganingrum menjelaskan, perseroan nantinya bakal menjadi induk bagi 16 perusahaan pelat merah. Pada tahap kedua, BUMN yang bergabung, yakni: Virama Karya, Yodya Karya, Indra Karya, Bina Karya, Perum Jasa Tirta I/PJT1, Perum Jasa Tirta II/PJT2.

Sebagai induk holding, perusahaan yang telah berdiri sejak tahun 1976 ini memiliki komitmen untuk menjalankan transformasi berkelanjutan melalui peningkatan skala entitas, penciptaan nilai melalui inovasi model bisnis, sinergi operational excellence dan cost leadership, serta memperkuat kapabilitas maupun kapasitas SDM untuk bersaing pada skala global.

Ditunjang strategi usaha yang tepat, permodalan yang memadai, kemampuan manajemen, serta kekuatan sinergis antar sektor, Holding Danareksa optimis skala bisnis masing-masing entitas yang beragam sektor industri tersebut dapat ditingkatkan. Selanjutnya bertumbuh bersama sejalan dengan perkembangan Indonesia menjadi kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2045.

Dengan visi Holding ‘Menjadi Perusahaan Spesialis Transformasi Berstandar dan Berskala Internasional’, Holding BUMN Danareksa juga berkomitmen memberikan manfaat kepada stakeholders melalui 25 inisiatif strategis. Mulai dari Tata Kelola, Sumber Daya Manusia, Teknologi Informasi, Keuangan, dan Manajemen Risiko, serta pembentukan sejumlah PMO (Project Management Office).

Hasilnya, hanya dalam waktu singkat Danareksa berhasil menjalankan berbagai transformasi baik dalam skala internal maupun eksternal. Diantaranya, berselang tiga bulan sejak resmi bertransformasi sebagai Holding, Danareksa meluncurkan “Indonesia Water Fund” pada Oktober 2022.  Berikutnya meluncurkan “Lokananta Reload” pada 27 November 2022 di Solo, Jawa Tengah.

Sedangkan untuk melaksanakan tugas Direktur Utama, Dewan Komisaris PT Danareksa (Persero) telah menunjuk Direktur SDM & Hukum R. Muhammad Irwan sebagai Plt Direktur Utama PT Danareksa (Persero), pada pertengahan Desember 2022 lalu. Abdullah Karim Siregar

Leave a Comment!