Menjaga Ketahanan Energi Sekali Lalu Mewujudkan Perusahaan Kelas Dunia di Fase Kedua

Jakarta, PUBLIKASI – Langkah PT Pertamina (Persero) meningkatkan daya saing dunia, tidak terhalang oleh pandemi Covid-19. Bahkan di tengah berbagai risiko dan tantangan global yang semakin kompleks, kinerja keuangan perusahaan melonjak tajam di 2021. Perseroan berhasil meningkatkan revenue dan laba bersih dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Pertamina mencatatkan revenue 2021 sebesar USD 57,51 miliar, naik USD 41,47 miliar dibanding 2020. Kenaikan laba bersih juga dicatatkan Pertamina, yakni sebesar 2,045 miliar dolar AS pada periode 2021 atau Rp29,3 triliun, naik sebesar 94,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya, sebesar USD 1,05 miliar atau Rp15,3 triliun.

Selanjutnya, aset Pertamina tercatat sebesar 78,05 miliar dolar AS, dan total ekuitas pemegang saham sebesar 30,9 miliar dolar AS.

Capaian tersebut tidak lepas dari langkah transformasi dan suksesi restrukturisasi dengan membentuk Holding Migas yang mencakup enam Subholding. Keenamnya adalah Upstream, Refining and Petrochemical, Commercial and Trading, Gas, Integrated Marine Logistics serta New and Renewable Energy.

“Transformasi akan terus mendorong Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia. Dengan dukungan seluruh stakeholder, Pertamina akan mewujudkan aspirasi pemegang saham mencapai target menjadi 100 perusahaan terkemuka dunia,” kata Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati, dalam keterangannya yang dikutip, pada 30 Oktober 2022.

Keberhasilan meningkatkan revenue dan laba bersih yang didongkrak kebijakan berbagai langkah transformasi tersebut, mengantarkan Pertamina naik peringkat pada “Fortune Global 500 2022” dibandingkan tahun sebelumnya.

Kali ini perseroan berada di rangking 223, naik 64 peringkat dibanding 2021 yang menempati posisi 287. Atas capaian ini, Pertamina mengokohkan diri sebagai satu-satunya perusahaan Indonesia sekaligus Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang masuk dalam daftar “Fortune Global 500 2022”.

Di tahun 2022 ini, Fortune Global 500 juga menempatkan 30 perusahaan migas dunia masuk dalam kategori Petroleum Refining. Dibidang ini, Pertamina berada di urutan 21, di atas Idemitsu dan Repsol. Sementara di wilayah Asia Tenggara, posisi Pertamina dalam Fortune Global berada di peringkat 5, dan ranking 105 dari 227 perusahaan di Asia.

Selain itu Pertamina ditempatkan di peringkat 12 dari 24 perusahaan yang dipimpin “Female CEO” dan satu-satunya di kategori Petroleum Refining. Kemudian, Dirut PT Pertamina (Persero) juga masuk sebagai salah satu dari 50 perempuan paling berpengaruh di dunia (Most Powerful Women International).

Berdasarkan penilaian Fortune, Nicke merupakan satu-satunya perempuan dari Indonesia bahkan dari negara ASEAN yang masuk dalam daftar “Most Powerful Women International”. Nicke tercatat sebagai satu dari dua perempuan yang berasal dari wilayah Asia yang mendapatkan penghargaan tersebut.

Pengakuan dunia internasional yang menempatkan Pertamina dalam daftar “Fortune Global 500 2022”, mendapat apresiasi dari Menteri BUMN Erick Thohir. Ia menilai, keberhasilan Pertamina kembali masuk dalam “Fortune Global 500” dengan kenaikan peringkat yang cukup signifikan menjadi bukti bahwa BUMN dapat bersaing dengan perusahaan global.

“Saya mengapresiasi setinggi-tingginya kepada direksi, komisaris, dan seluruh insan Pertamina yang bekerja keras dalam meningkatkan daya saing perusahaan di kancah internasional,” tur Erick dikutip dari laman bumn.go.id, pada 29 Oktober 2022.

Pencapaian Pertamina, lanjutnya, tidak lepas dari berbagai inovasi yang dijalankan Pertamina. Termasuk langkah transformasi dan restrukturisasi melalui pembentukan holding dan subholding. Transformasi holding dan subholding membuat operasional Pertamina lebih efektif dan efisien lantaran fokus pada core business.

“Hal itu sejalan dengan target kita bahwa Pertamina harus menjadi perusahaan Global Energy Champion dan memiliki valuasi senilai 100 miliar USD,” ujar Erick.

Erick berharap pencapaian Pertamina dapat menjadi inspirasi bagi BUMN lain untuk mampu berbicara lebih banyak di pentas dunia. Ia meyakini BUMN lain dapat meniru jejak Pertamina asalkan mampu menerapkan transformasi dan core values AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif), secara optimal.

Eksistensi di kancah global yang ditunjukkan Pertamina tersebut merupakan implementasi “Go Global”, pilar kedua dari enam transformasi Pertamina.

Selain kinerja keberhasilan meningkatkan revenue dan laba bersih, Nicke melalui “Go Global” juga dinilai sukses memandu anak perusahaan menjadi usaha pemain global. Ini ditunjukkan dengan peningkatan operasional hulu migas Pertamina di 13 Negara yang dapat membawa 49,9 juta barel minyak masuk ke Indonesia.

Armada Pertamina International Shipping telah memenuhi standar global dan memperluas area perdagangan dari 8 rute menjadi 11 rute internasional. Produk Green Diesel Pertamina pun berhasil masuk pasar dunia.

Transformasi Digital

Komitmen Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia semakin menunjukkan hasil pasca restrukturisasi. Pencapaian ini tidak lepas dari implementasi transformasi digital (Go Digital). Sejalan dengan visi menjadi perusahaan energi nasional kelas dunia, Pertamina berhasil membangun digitalisasi dari Hulu sampai ke Hilir.

Hal ini dibuktikan antara lain dengan Pertamina Integrated, Enterprise Data & Command Center (PIEDCC) sebagai pusat big data untuk mengendalikan kinerja grup Pertamina.

Inovasi teknologi berbasis digital ini menyajikan data secara realtime yang akan mendukung peran strategi Pertamina sebagai integrator seluruh lini bisnis dari aspek operasional dan komersial.

Sebagai pusat big data Pertamina,
PIEDCC, memiliki empat fungsi. Pertama sebagai integrator dan koordinator atas aktivitas memonitor operasional, baik yang bersifat inti, kritis maupun proses pendukung. Kedua, PIEDCC akan menjadi satu-satunya sumber kebenaran yang diperlukan baik di lingkungan internal Pertamina Group dengan data terintegrasi.

Berikutnya yang ketiga, PIEDCC bekerja melakukan analisis data menjadi informasi, mendeteksi data, anomali, menguji keandalan data, serta menyusun ringkasan eksekutif dan rekomendasi yang diperlukan dalam proses pengambilan keputusan. Keempat, PICC merupakan sistem yang menguasai untuk menilai keadaan anomali yang ditemukan sekaligus memberikan rekomendasi bagi manajemen puncak Pertamina Group.

Di luar itu, Pertamina juga sudah melakukan enam program utama digitalisasi yaitu Loyalty Program, Digital Refinery, Knowledge Management & Best Practice in Upstream, Digital Procurement, Digitalisasi Korporat dan Digitalisasi SPBU & Terminal BBM.

Digitalisasi hulu migas, melalui Integrated Optimization Decision Support Centre, berhasil menurunkan produksi secara signifikan. Digitalisasi Kilang, melalui Predictive and Prescriptive Maintenance System, berhasil meningkatkan produksi BBM.

Digitalisasi hilir, melalui New Gantry System di Fuel Terminal, SmartMT di Mobil Tangki dan digitalisasi seluruh SPBU, telah berhasil menurunkan kerugian serta meningkatkan kehandalan pasokan BBM di seluruh Indonesia.

Pengakuan IDIA 2022

Terbukti memberikan kontribusi besar terhadap nilai tambah perusahaan sebagai ujung tombak energi nasional, transformasi digital yang diterapkan Pertamina mendapat penghargaan di ajang “Indonesia Digital Innovation and Achievement Awards (IDIA) 2022” yang berlangsung di Auditorium Gedung BJ Habibie, BRIN, Jakarta, pada 19 Oktober 2022.

Pada IDIA yang diselenggarakan Business Update dan didukung Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pertamina diganjar dua penghargaan, yakni kategori “Best Digital Technology In Energy Industry 2022” dan “Best Overall Indonesia Digital Innovation and Achievement in Energy Industry 2022”.

Dalam kesempatan menerima penghargaan tersebut, Manager Automation & Integration Solution (AIS) dari Enterprise IT Pertamina, Indradi Wahyu Kusuma, mengatakan, penghargaan itu sebagai bukti inovasi dan transformasi digital yang dilakukan perseroan terus berkelanjutan, dan memberikan kontribusi untuk perusahaan.

“Enterprise IT Pertamina terus melakukan inovasi digital dalam kegiatan operasional bersama dengan unit bisnis lainnya untuk mendukung visi misi perusahaan,” tuturnya.

Sementara Ketua Penyelenggara IDIA 2022 yang juga Pemimpin Redaksi Business Update, Sukatna Panca Miharja, menyatakan
bahwa di era digital ini, perubahan harus dilakukan dan inovasi terkait adopsi teknologi digital menjadi sebuah keniscayaan. Dan melihat perkembangan dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir, inovasi sudah banyak dilakukan.

Meski demikian, tidak banyak inovasi yang diketahui publik dan mendapat apresiasi. Padahal, inovasi teknologi akan mendorong kementerian, lembaga, perusahaan atau organisasi untuk terus memberikan layanan terbaik.

“Untuk itu, kami berinisiatif untuk mengangkat dan memberikan apresiasi atas inovasi dan keberhasilan yang telah dicapai melalui Indonesia Digital Innovation and Achievement Award 2022,” katanya.

Kepala Pusat Data dan Informasi BRIN Hendro Subagyo berharap industri baik BUMN maupun swasta terus berbenah diri.

“Sebagai satu-satunya lembaga pemerintah untuk fungsi riset, BRIN membuka akses terhadap program riset untuk seluruh bangsa. Kita berharap kontribusi dunia bisnis atau industri lebih meningkat, melakukan transformasi digital menuju Indonesia yang lebih baik,” tegasnya.

Di penghujung tahun lalu, Pertamina juga berhasil meraih “Golden Star Trophy”, ‘Top Digital Implementation 2021 Level Stars 5″, dan “Top Leader on Digital Implementation 2021” untuk Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati.

Apresiasi diberikan dalam ajang “TOP Digital Awards 2021″dengan tema “Accelerating Digital Transformation in Business & Government”, berlangsung di Hotel Raffles, Jakarta, pada 21 Desember 2021.

TOP Digital Awards adalah apresiasi terbesar yang diberikan oleh majalah “It Works” di bidang implementasi dan pemanfaatan teknologi digital di Indonesia. Penghargaan diberikan kepada instansi pemerintah dan korporasi bisnis, yang dinilai berhasil dalam implementasi dan pemanfaatan teknologi digital.

Dalam ajang penghargaan itu, Dirjen Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, Samuel Abrijani Pangerapan menyampaikan kegiatan Top Digital Awards ini selaras dengan arahan Presiden RI.

Arahan Presiden yang dijalankan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika ini adalah komitmen Pemerintah melakukan percepatan transformasi digital guna mendorong peningkatan implementasi dan pemanfaatan teknologi digital, baik di instansi pemerintah, koperasi, maupun masyarakat.

Sebelumnya, untuk mengantisipasi percepatan transformasi digital di tengah pandemi Covid-19, Presiden Jokowi memberikan lima arahan.

Lima arahan itu adalah: Pertama, perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital. Kedua, persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.

Berikutnya yang ketiga, percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan. Keempat, siapkan kebutuhan SDM talenta digital. Trtakhir, Presiden meminta yang berkaitan dengan regulasi, skema pendanaan, dan pembiayaan transformasi digital segera disiapkan secepat-cepatnya.

Enam Pilar

Melalui enam pilar, Pertamina mencatat beberapa capaian strategis di masa kepemimpinan Nicke. Keenam pilar itu adalah Go Productive & Efficient, Go Global, Go Green, Go Collaborative, Go Digital, dan Go Sustainable.

Go Productive & Efficient. Dirut Pertamina sukses mengawal transformasi Pertamina menjadi Holding Migas dengan enam Subholding, sehingga menjadi lebih produktif dan efisien. Pertamina berhasil meningkatkan kapasitas perusahaan di Hulu dengan kembalinya blok Rokan ke Indonesia, serta melakukan pengeboran yang masif dan agresif.

Kapasitas di Hilir pun meningkat dengan membangun kapal tanker raksasa/VLCC, serta 13 Terminal BBM baru di kawasan Indonesia Timur. Kemudian, menambah kapasitas produksi Kilang (penyelesaian proyek RDMP Balongan, Blue Sky Cilacap, dan Aromatik TPPI, serta RDMP Balikpapan, GRR Tuban, dan Petrochemical).

Go Green. Pertamina berhasil membangun Green Refinery di Dumai dan Cilacap, yang memproduksi produk energi hijau berbasis kelapa sawit seperti Green Diesel D100 dan Bioavtur. Bauran energi EBT meningkat melalui pembangunan PLTS di 238 SPBU (Green Energy Station), PLTS di Kilang dan blok hulu migas.

Program dekarbonisasi di Kilang dan di blok migas telah berhasil menurunkan emisi karbon sekitar 6,2 juta metrik ton CO2. Produk B30 pun sukses menurunkan emisi karbon di sektor transportasi.

Atas capaian tersebut, pada tahun 2021 Pertamina berhasil meningkatkan skor ESG sehingga menempati peringkat 15 dari 251 perusahaan energi dunia.

Go Collaborative. Pertamina mengembangkan kolaborasi dengan berbagai pihak, baik Pemerintah, Industri hingga perusahaan dunia.

Go Sustainable. Nicke sukses memimpin Pertamina dalam mewujudkan pertumbuhan yang berkelanjutan. Melalui kemitraan dan teknologi, Pertamina mengoptimalkan kekayaan alam Indonesia menjadi energi baru, seperti gasifikasi batubara menjadi DME pengganti LPG, pengembangan ekosistem baterai EV, gas to methanol, serta bioetanol.

Pertamina pun menjaga keberlangsungan ekosistem bisnis melalui peningkatan TKDN dan pembinaan UMKM. Kemandirian energi pun dikelola melalui program desa mandiri yang memanfaatkan sumber daya lokal.

Keberhasilan implementasi enam Pilar itu menjadi salah satu pertimbangan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Pertamina, mengukuhkan Nicke Widyawati sebagai Direktur Utama Pertamina untuk periode kedua.

Pemegang Saham Pertamina menilai, Nicke Widyawati mampu mengantarkan Pertamina menjalankan transformasi perusahaan dalam kinerja terbaik sepanjang periode kepemimpinan pertamanya, April 2018 hingga September 2022.

Nicke Widyawati yang kembali diampu sebagai Dirut Pertamina periode kedua pada bulan September 2022 ini, juga diakui mampu mengkonsolidasikan kekuatan perusahaan untuk menjaga ketahanan energi nasional. Termasuk menjalankan transisi energi dalam kondisi yang penuh tantangan yaitu pandemi Covid-19, Konflik geopolitik, dan Perubahan iklim.

“Capaian yang telah ditorehkan pada periode pertama merupakan landasan perusahaan untuk menjalankan program dan mengejar target di periode kedua. Kami akan melanjutkan transisi energi dengan inisiatif dan agenda strategis untuk menjamin ketahanan energi di masa depan sekaligus mengejar aspirasi pemegang saham yakni mencapai market value sebesar 100 billion USD,” tegasnya dalam keteranganya, tak lama setelah kembali diampu untuk memimpin Pertamina kali kedua. Abdullah Karim Siregar

Leave a Comment!