Menteri Investasi Sebut Subsidi BBM Bisa Menyentuh Rp400 Triliun Akibat Ekonomi Global

Jakarta, PUBLIKASI – Menteri Investasi atau Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan subsidi bahan bakar minyak (BBM) bisa menyentuh Rp400 triliun akibat ketidakpastian ekonomi dunia karena perang Rusia-Ukraina.

Pemicunya adalah masalah geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis pangan, energi hingga keuangan. Berbagai negara di dunia tengah mengalami lonjakan inflasi termasuk juga di Indonesia.

Selain inflasi, harga minyak mentah juga melambung tinggi lebih dari US$100 per barel. Padahal, pemerintah Indonesia dalam APBN hanya mematok harga minyak dunia di kisaran US$70 per barel.

“Kondisi ekonomi global dunia sekarang lagi tidak menentu, perang Rusia-Ukraina menimbulkan ketidakpastian ekonomi, inflasi di mana-mana, khususnya yang menyangkut pangan dan energi,” ungkap Bahlil.

Akibat kondisi minyak yang terus melambung itu, jangan kaget jika subsidi BBM di Indonesia bisa menyentuh Rp400 triliun.

“Subsidi kita satu tahun untuk BBM kalau tidak dikendalikan bisa-bisa hampir Rp400 triliun,” kata Bahlil.

Pada kesempatan tersebut, Bahlil meminta pemerintah daerah (Pemda) memperhatikan sektor untuk mengantisipasi potensi krisis di tengah lonjakan harga di dunia.

“Tapi saya punya keyakinan bahan pangan tetap banyak di Indonesia,” imbuhnya.

Meski kondisi dunia sedang tidak stabil, tetapi Bahlil memastikan bahwa ekonomi Indonesia baik-baik saja. Bahkan, ia mengklaim informasi yang menyebut Indonesia berisiko masuk ke jurang resesi adalah hoaks.

Bahlil membantah survei Bloomberg yang menunjukkan bahwa Indonesia berisiko masuk ke jurang resesi sebesar 3 persen.

Menurut Bahlil, ekonomi Indonesia masih tumbuh 5,01 persen pada kuartal I 2022, dan diyakini semakin baik pada kuartal II 2022.

“Kuartal II 2022 akan tumbuh karena investasi juga naik. Jadi hoax menurut saya kalau ada yang bilang bahwa ekonomi (Indonesia) di ujung persoalan,” tutur Bahlil.

Keyakinan Bahlil juga pernah dikemukakan oleh Presiden Bank Dunia David Malpass yang mengatakan Indonesia bebas dari resesi. Meskipun, banyak negara yang sulit menghindari ancaman tersebut.

Laporan Bank Dunia bertajuk Global Economic Prospects Juni 2022, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,1 persen. Angka itu turun 0,1 persen dari proyeksi yang dirilis Bank Dunia pada Januari 2022.

Namun, lebih tinggi dibandingkan dengan realisasi pertumbuhan ekonomi RI yang sebesar 3,7 persen pada 2021.

Bahkan, Bank Dunia memprediksi ekonomi Indonesia semakin bergeliat sampai 2024. Lembaga internasional itu memproyeksi ekonomi RI tembus 5,3 persen pada 2023 dan 2024. *Arya

Leave a Comment!