Jakarta, PUBLIKASI ‐ Harapan pedagang Pasar Tanah Abang akhirnya terpenuhi usai 2 tahun dihantam pandemi Covid-19. Ramainya Pasar Tanah Abang sepekan menjelang Lebaran 2022 memercikan harapan atas mulai pulihnya ekonomi di negara ini
Sebagai pusat perbelanjaan grosir terbesar di Indonesia, bahkan se-Asia Tenggara, Pasar Tanah Abang menjadi magnet bagi banyak pembeli dari Ibu Kota, seluruh Indonesia maupun luar negeri.
Pada pukul 10.00 WIB volume pengunjung di Pasar Tanah Abang relatif ramai. Masyarakat berbondong-bondong belanja guna persiapan menjelang Lebaran.
Seorang perempuan berkerudung panjang tampak sibuk melayani calon pembeli. Tak lama berselang, ia terlihat kewalahan melayani konsumen yang membeludak.
“Alhamdulillah laris manis,” kalimat itu meluncur dari Tini seorang pedagang gamis di Pasar Tanah Abang.
Perempuan berusia 53 tahun asli Surakarta ini sudah delapan tahun menggeluti profesi sebagai pedagang gamis di Pasar Tanah Abang. Ia mengaku kebanjiran pembeli bahkan sejak sepekan jelang Ramadan.
Tini bersyukur lantaran tahun ini pemerintah telah melonggarkan mobilitas masyarakat, bahkan mengizinkan untuk mudik. Ia mengaku sempat sedih dengan keadaan Ramadan dua tahun silam di mana pandemi Covid-19 merebak hingga melumpuhkan ekonomi masyarakat. Keadaan tersebut pun mengikis keseluruhan pendapatannya.
“Pendapatan jauh lebih baik yang sekarang dibandingkan tahun sebelumnya. Pandemi tahun lalu orang belanja gak sepadat ini,” pungkasnya.
Kebanyakan pengunjung yang berbelanja di kiosnya merupakan kaum ibu-ibu dari luar pulau seperti Pontianak, Palembang, Makassar, dan Lampung.
Tini mengatakan, Ramadan tahun ini memberikan berkah tersendiri. Pasalnya, ia mampu mendulang omzet hingga dua kali lipat atau menjadi Rp200 juta dari Ramadan tahun sebelumnya.
Gamis yang dijualnya banyak diminati pembeli karena bahan yang digunakan merupakan bahan premium. Selain itu, harganya pun relatif terjangkau. Ia menyebut, pembeli bisa merogoh kocek paling sedikit Rp200 ribu per potong. Sementara, yang paling mahal dijual sebesar Rp300 ribu per potong.
“Kita jual barang yang bagus, ada harga ada kualitas,” tutur Tini, Minggu (24/4).
Namun, kondisi itu relatif lancar dan tidak membuat pengunjung berdesakan.
Di Blok B misalnya, terlihat pengunjung sudah memenuhi lorong-lorong kios di pasar itu. Baju lebaran warna-warni bertaburan di sebelah kanan dan kiri, siap dibawa pulang pembeli sebagai oleh-oleh bagi sanak keluarga saat mudik nanti.
“Gamis-gamisnya Bu, murah meriah,” hingar bingar suara penjual terdengar di sepanjang lorong. *Arya