Jakarta, PUBLIKASI – Tidaklah berlebihan bilamana ada ungkapan bahwa istri pertama dari seorang prajurit adalah senjatanya. Hal tersebut didasari pada kondisi dimana seorang prajurit yang ditugaskan ke daerah konflik untuk mengamankan situasi, sesuatu yang dipegang dan paling dibutuhkan adalah senjata. Karena senjata yang memang harus dibawa kemana-mana dan untuk melindungi diri.
Dalam rangka membangun ikatan antara prajurit dan ‘istri pertamanya’ Kolinlamil mengadakan lomba menembak dalam rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-61 Komando Lintas Laut Militer yang berlangsung di lapangan tembak Lantamal III, Gunung Sahari, Jakarta Utara, Jumat (18/3)
Lomba menembak intern Kolinlamil yang melibatkan 5 personel dari masing-masing satuan kerja ini diselenggarakan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Seluruh peserta yang mengikuti pertandingan diwajibkan untuk melaksanakan swab antigen terlebih dahulu.
Panglima Komando Lintas Laut Militer Laksda TNI Erwin S Aldedharma dalam sambutannya sesaat sebelum lomba dimulai menyampaikan bahwa lomba menembak yang masuk dalam agenda kegiatan peringatan HUT ke-61 Kolinlamil diselenggarakan tidak semata-mata untuk mencari pemenang, akan tetapi juga untuk membangun semangat kebersamaan dan sportifitas serta menumbuhkan semangat prajurit yang pantang menyerah. Dalam pelaksanaannya, Panglima Kolinlamil sangat menekankan tentang keamanan dan keselamatan personel dan materiil.
“Dalam sebuah kegiatan, faktor keamanan dan keselamatan personel dan materiil adalah prioritas. Segalanya akan menjadi sia-sia bilamana terjadi kecelakaan atau korban personel atau materiil. Untuk itu, setiap personel yang mengikuti lomba harus dan wajib bertanggung jawab terhadap keamanan dan keselamatan orang-orang disekitarnya. Ikuti setiap arahan dan instruksi dari pelatih. Perlu diingat bahwa peluru tajam yang sudah keluar dari larasnya tidak bisa dibelokkan atau ditarik kembali.” tegas Panglima Kolinlamil.
Asisten Intelijen Pangkolinlamil Kolonel Laut (T) Monang H. Sitompul sebagai ketua panitia lomba menyampaikan bahwa lomba tembak dilaksanakan dalam 2 kategori yaitu slow fire dan rapid fire, masing-masing dengan 10 butir peluru pada jarak 25 meter. Slow fire dilaksanakan dalam waktu 3 menit, sedangkan rapid fire dilaksanakan dalam waktu 63 detik dengan terlebih dahulu menjatuhkan 2 plat besi kemudian menembak sasaran lesan.
Lomba menembak selain untuk prestasi dan mencari bibit atlet juga untuk melatih mental dan naluri prajurit agar tetap mampu menerima, memahami dan melaksanakan setiap perintah meskipun dalam kondisi di bawah tekanan. Hal tersebut selaras dengan perintah harian Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana TNI Yudo Margono yaitu membangunan sumber daya manusia yang unggul dan profesional, serta tangguh menghadapi segala ancaman. (Andi RR)