Jakarta, PUBLIKASI – Guna meningkatkan kemampuan teknis, taktis dan tempur, Satuan Lintas Laut Militer 2 melaksanakan latihan peperangan anti kapal permukaan (AKPA) yang dilaksanakan di Dermaga Madura, Ujung, Surabaya, baru – baru ini. Latihan yang ditinjau langsung Komandan Satlinlamil 2, Kolonel Laut (P) Muhammad Nizarudin melibatkan 3 kapal perang yaitu KRI Teluk Bintuni-520, KRI Teluk Youtefa-522 dan KRI Teluk Parigi-539 dengan tetap menerapkan protokol kesehatan Covid-19 dengan ketat selama latihan berlangsung.
Sesuai rencana latihan yang telah disusun, latihan ini dibagi menjadi dua tahap yaitu tahap penyampaian teori dan tahap praktek lapangan latihan peperangan anti kapal permukaan (AKPA). Materi yang disampaikan meliputi pembelajaran teori peperangan AKPA, praktik prosedur pengiriman berita taktis dan prosedur komunikasi peran tempur bahaya permukaan serta latihan kesiapsiagaan prajurit dalam menempati pos tempur dan kesiapsiagaan terhadap kontak bahaya permukaan.
Setiap prajurit KRI dengan sigap dan penuh semangat segera menempati pos tempur masing masing begitu mendengar tanda peran tempur anti kapal permukaan dibunyikan. Aksi para prajurit ini dilanjutkan dengan aksi tempur dalam menghadapi serangan meliputi tracking sasaran sampai dengan pengarahan meriam ke sasaran.
Para prajurit masing-masing KRI yang menempati pos petembak artileri segera mengambil posisi di senjata meriam kaliber 40 mm dan mitraliur 12,7 mm. KRI Teluk Bintuni-520 yang bertindak sebagai penanggung jawab latihan mengendalikan latihan peperangan anti kapal permukaan tersebut.
Komandan Satlinlamil 2 menjelaskan dari materi-materi yang dilatihkan tersebut diharapkan setiap prajurit mempunyai pengetahuan yang cukup tentang peperangan anti kapal permukanan serta dapat melaksanakan setiap mekanisme dan prosedur peran tempur bahaya kapal permukaan, sekaligus melatih kesiapsiagaan prajurit KRI dalam menghadapi ancaman bahaya kapal permukaan musuh pada saat melaksanakan operasi.
“Kegiatan ini merupakan sarana latihan sebagai bagian dari pembinaan profesionalisme prajurit dalam menghadapi pertempuran, karena pada prinsipnya dalam suatu pertempuran laut kesiapan personel pengawak persenjataan menjadi bagian yang cukup vital. Deteksi dini, cepat aksi dapat menentukan keunggulan pertempuran laut.” jelas Dansatlinlamil 2. (Andi RR)