Wina, PUBLIKASI – Dalam kunjungan kepada Dirjen Badan Tenaga Atom Dunia (IAEA), Rafael Mariano Grossi, di Wina, Austria (27/09/2021), Dubes RI untuk Austria dan PBB, Dr. Darmansjah Djumala membicarakan kerjasama Indonesia-IAEA untuk mendaur ulang sampah plastik dengan menggunakan teknologi nuklir.
Dikutip dari laman resmi Kementerian luar negeri, Jumat (1/10/2021), Indonesia telah menyatakan komitmennya untuk bekerjasama dengan IAEA dalam pemanfaatan teknologi radiasi nuklir untuk mengatasi permasalahan limbah plastik.
Melalui implementasi proyek NUTEC Plastics yang digagas Dirjen IAEA Grossi, Indonesia akan mengembangkan pemanfaatan teknologi nuklir dalam sektor pengolahan limbah plastik menjadi bahan baku industri dengan nilai ekonomi tinggi, serta dalam sektor pemantauan mikro plastik di lautan.
Kerjasama strategis ini akan menjadikan Indonesia sebagai negara percontohan di kawasan.
Diungkapkan Dubes Djumala, kehadiran Menteri LHK RI, Siti Nurbaya dalam forum High Level Roundtable Discussion IAEA, Mei 2021, menunjukkan komitmen kuat pemerintah Indonesia untuk memanfaatkan proyek NUTEC Plastics IAEA.
Indonesia akan menjadi percontohan bagi negara lain dalam pemanfaatan teknologi nuklir dalam daur ulang limbah plastik untuk dimanfaatkan oleh industri.
Dubes Djumala menyatakan kesiapan Pemerintah Indonesia untuk melibatkan peran sektor industri nasional dalam implementasi kerjasama ini. Termasuk dalam tahap pengembangan dan transfer teknologi.
Pelibatan ini akan menjamin teknologi yang dikembangkan akan sesuai dengan kebutuhan sektor industri nasional, serta menjamin pemanfaatannya secara berkelanjutan.
Dirjen IAEA dalam pertemuan tersebut menyampaikan apresiasi atas peran aktif yang diambil Indonesia dibawah kepemimpinan Dubes Djumala sejak tahap perencanaan proyek NUTEC Plastics.
Indonesia dinilai telah memberikan masukan penting kepada IAEA, khususnya mengenai tantangan utama penanganan limbah plastik di kawasan yang dapat memberikan solusi bagi pengurangan limbah plastik di daratan.
Apresiasi juga disampaikan untuk komitmen kuat yang ditunjukkan oleh Indonesia dalam pembahasan teknis program yang ditargetkan mulai diimplementasi penuh pada awal tahun 2022.
Dalam kesempatan pertemuan dengan Deputi Dirjen IAEA bidang Aplikasi Nuklir, Najat Mokhtar, Dubes Djumala juga menyampaikan komitmen Indonesia melanjutkan pembahasan teknis implementasi kerjasama plastik dengan pelibatan pemangku kepentingan tingkat nasional dari lintas kementerian dan lembaga, serta sektor privat.
“Pemerintah Indonesia berkomitmen mengintegrasikan resource yang dimiliki untuk mendukung implementasi kerjasama ini, melalui peran aktif kementerian dan lembaga pada sektor terkait. Komitmen ini akan dilanjutkan dengan pelibatan sektor industri nasional sejak tahap pengembangan dan transfer teknologi,” tutur Djumala kepada Deputi Dirjen IAEA.
Deputi Dirjen IAEA menyampaikan apresiasi atas inisiatif aktif Indonesia dibawah kepemimpinan Dubes Djumala, khususnya dalam mendorong keterlibatan sektor industri dalam implementasi proyek NUTEC Plastics.
Keterlibatan industri nasional dalam transfer teknologi merupakan tahapan yang sangat esensial yang memastikan teknologi nuklir dapat digunakan dalam rantai produksi plastik secara berkelanjutan.
Najat Mokhtar menambahkan, pihaknya telah menerima masukan dari para pakar nuklir Indonesia bahwa teknologi yang akan digunakan akan mampu mendorong produksi komoditas plastik bernilai ekonomi tinggi dan ramah lingkungan, seperti material konstruksi dan bangunan modern.
Indonesia telah menyampaikan rencana kerja implementasi program NUTEC Plastics kepada IAEA dalam dua lingkup area, yaitu untuk pengolahan limbah plastik daratan menjadi bahan baku industri dengan nilai ekonomi tinggi serta limbah mikroplastik di lingkungan laut.
Kedua area kerjasama itu, memiliki potensi menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis IAEA di kawasan khususnya sebagai negara percontohan bagi negara-negara lain. AKS*