Jakarta, PUBLIKASI – Ketua DPD RI AA La Nyalla Mahmud Mattalitti meminta aparat kepolisian, tidak melakukan tindakan represif menanggapi aksi masyarakat yang menyalurkan aspirasi.
“Aparat keamanan diharapkan tidak perlu bertindak terlalu represif terhadap seorang peternak ayam petelur yang melakukan aksi membentangkan spanduk saat Presiden Jokowi melintas pada kunjungan ke Kota Blitar,” kata La Nyalla dikutip dari antaranews, Senin (13/9/2021).
Ia menilai penangkapan seorang pria di Blitar, Jawa Timur akibat membentangkan poster saat iring-iringan Presiden Joko Widodo di Blitar pada Selasa (7/9) terlalu berlebihan.
Pria tersebut, menurutnya, hanya ingin menyampaikan aspirasi. Masyarakat, lanjutnya, memerlukan jalan penyaluran aspirasi atas kesulitan yang dihadapi. Jika seseorang ditangkap karena menyampaikan aspirasi, hal tersebut telah mencederai demokrasi.
“Tidak adil rasanya seorang warga yang menyuarakan aspirasinya lalu ditangkap karena dinilai tidak etis,” kata La Nyalla.
Terlebih lagi, aspirasi yang disampaikan pria tersebut merupakan persoalan mendesak yang dihadapi para peternak telur ayam. Padahal, mereka selama ini ikut berjasa menggerakkan perekonomian nasional melalui penyediaan pangan.
Ia berpendapat, masyarakat yang dilarang dan ditangkap karena menyampaikan aspirasi tetapi tidak diberikan solusi, bisa menjadi bom waktu jika pemerintah sering bertindak represif.
Terlepas dari peristiwa penangkapan tersebut, La Nyalla menilai aspirasi yang disampaikan oleh peternak ayam itu mendesak untuk ditindaklanjuti.
“Pemerintah harus hadir untuk masyarakat. Jangan sampai terjadi ketimpangan harga, ketika satu komoditas melambung, lalu yang lainnya merugi,” ujarnya.
Sebelumnya, seorang warga berinisial S, diketahui membentangkan poster bertuliskan ‘Pak Jokowi Bantu Peternak Beli Jagung dengan Harga Wajar’. AKS*