Washington, PUBLIKASI – Peneliti AS mengatakan penyebaran informasi palsu yang mendukung kepentingan pemerintah China di media sosial telah menyebar ke berbagai bahasa dan platform. Bahkan, informasi itu mengajak warga Amerika Serikat (AS) untuk turun ke jalan.
Para pakar dari perusahaan keamanan siber FireEye dan Alphabet Google mengatakan operasi yang teridentifikasi pada 2019 ini telah dilakukan dengan ratusan akun berbahasa Inggris dan China. Tujuannya, mendiskreditkan gerakan demokrasi Hong Kong.
Saat ini operasi tersebut memperluas misinya dan menyebar dari Twitter, Facebook, dan Google ke ribuan akun yang terdaftar di lusinan situs di seluruh dunia. Pakar menilai ekspansi itu menunjukkan China memperdalam komitmennya pada propaganda internasional seperti yang telah dilakukan Rusia selama beberapa tahun terakhir.
Beberapa akun baru menggunakan jaringan yang sebelumnya bukan target signifikan propaganda China seperti Argentina. Jaringan sosial lain memiliki pengguna di seluruh dunia tapi porsi terbesarnya di Rusia atau Jerman.
Sedangkan fokus utamanya adalah informasi palsu mengenai Covid-19. Contohnya seperti informasi palsu yang disebarkan akun-akun di situs jaringan sosial vKontakte, LiveJournal dan situs-situs jaringan sosial lain dalam bahasa Rusia, Jerman, Spanyol, dan bahasa lain.
Akun-akun itu menegaskan virus corona pertama kali muncul di AS sebelum terdeteksi di China. Mereka menyebarkan informasi palsu virus corona dikembangkan oleh militer AS.
Dan sejumlah akun LiveJournal dalam bahasa Rusia menggunakan bahasa yang serupa seperti ‘Ft Detrick AS sumber Covid-19’. Mereka menuduh pangkalan militer AS Fort Detrick di Maryland sebagai sumber virus corona.
Selain menyebarkan informasi palsu mengenai virus corona, para peneliti menilai prioritas kampanye propaganda pro-China itu juga menyerang pembangkang Guo Wengui dan sekutu-sekutunya serta mantan sekutu Trump, Steve Bannon. Mereka juga mengeksploitasi isu rasisme anti-Asia.*ristia/sudin