Satgas MTF, Duta-Duta Bangsa Prajurit TNI AL Dilepas Keberangkatannya Dari Kolinlamil

Jakarta, PUBLIKASI – Duta-duta bangsa Prajurit TNI Angkatan Laut (TNI AL) yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) Maritime Task Force (MTF) TNI Kontingen Garuda (Konga) XXVIII-O UNIFIL/Lebanon, dengan menggunakan KRI Diponegoro-365,) dilepas keberangkatannya menuju daerah operasi dari Dermaga Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil), Jakarta Utara oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto S.E., M.M., S.C.F.A. Senin (11/12)

Pemberangkatan ditandai dengan pelepasan tali tross oleh Panglima TNI didampingi Kasal Laksamana TNI Dr. Muhammad Ali, S.E., M.M., M.Tr.Opsla., Kasad Jenderal TNI Maruli Simanjuntak, Wakasau Marsekal Madya TNI Agustinus Gustaf Brugman, M.Si.Han., Pangkogabwilhan I, Komandan PMPP termasuk Kepala Staf Kolinlamil Laksma TNI Mochammad Riza mewakili Pangkolinlamil Laksda TNI Hudiarto Krisno Utomo,PSC(J).,M.A.,M.M.S., CHRMP.

Satgas dengan Komandan Letkol Laut (P) Wirastyo Haprabu yang sekaligus juga adalah Komandan KRI Diponegoro-355 ini membawa 120 personel terdiri dari 33 Perwira, 51 Bintara dan 20 Tamtama serta Korps Wanita Angkatan Laut (Kowal). Non ABK 16 prajurit terdiri dari 4 Perwira Penerbang (Pilot dan Copilot), 1 Flight Engineers, 4 Air Crew, 1 Perwira Kesehatan, 1 Perwira Intelijen, 1 Perwira Psikologi, 1 Perwira Penerangan, 1 Perwira Hukum, 1 Bintara Kopaska dan 1 Bintara Penyelam dan akan melaksanakan tugas sebagai diplomasi militer dibawah komando The United Nations Interim Force in Lebanon (UNIFIL), menggantikan penugasan KRI Frans Kaisiepo-368 yang telah melaksanakan pengabdiannya selama 12 bulan.

Panglima TNI saat upacara pemberangkatan menyampaikan rasa bangganya melihat kesiapan TNI AL dalam menjalankan peran diplomasi militer di dunia Internasional sebagai bagian dari Pasukan Perdamaian PBB. Indonesia sebagai Negara maritim terbesar di dunia mulai mengirimkan kapal perang dan helikopter untuk bergabung dalam misi perdamaian PBB Maritime Task Force (MTF) UNIFIL mulai tahun 2009 dengan menggunakan kapal korvet jenis SIGMA.

Dihadapan para Prajurit Satgas, Panglima TNI menegaskan bahwa tugas sebagai pasukan Perdamaian PBB tidak asing lagi bukan karena kontinuitas penugasan yang sering dipercayakan dunia kepada TNI, akan tetapi terlebih karena landasan moral dan filosofis, serta doktrin pertahanan dan perjuangan bangsa Indonesia yang memang cinta damai namun lebih mencintai kemerdekaan. Komitmen keikutsertaan dalam menjaga ketertiban dunia dan mewujudkan perdamaian abadi di muka bumi ini merupakan amanat konstitusi, sebagaimana yang tertuang dalam Pembukaan UUD Negara RI Tahun 1945.

Dengan telah meningkatnya kapasitas dan kualitas profesionalisme TNI, tentu akan mengangkat derajat dan martabat Indonesia di mata dunia Internasional. Seiring dengan hal tersebut, maka setiap prajurit harus dapat memahami visi kita saat ini, yaitu “TNI yang Prima”. TNI yang Profesional, Responsif, Integratif, Modern dan Adaptif.

Kesemuanya itu dapat dicapai jika setiap prajurit mau memberikan yang terbaik untuk masyarakat, bangsa, negara dan dunia.

“Saya ingin kembali mengingatkan doktrin kita di daerah operasi, bahwa tidak ada sejengkal tanah pun di daerah operasi yang aman. Oleh karena itu, Dansatgas bersama seluruh jajarannya agar selalu saling mengingatkan, selalu waspada dan siap siaga. Keluargamu akan senantiasa berdoa untuk keselamatan dan kesehatan kalian selama melaksanakan tugas negara ini agar dapat kembali berkumpul bersama saat purna tugas nanti,” pesan Jenderal TNI Agus Subiyanto.

Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O nantinya akan bergabung bersama Negara-negara lainnya untuk melaksanakan kegiatan seperti Maritime Interdiction Operation (MIO) dengan melaksanakan pengawasan maritim di Area of Maritime Operation (AMO), melaksanakan pelatihan guna meningkatkan kemampuan Lebanese Armed Force Navy (LAF-Navy), sehingga mampu menjaga wilayah laut teritorial secara mandiri, melaksanakan hailing seluruh kapal yang akan masuk/keluar perairan teritorial, melaksanakan boarding and inspection bila ada kapal asing yang dicurigai, dan bertugas melaporkan kontak udara dari luar/dalam wilayah AMO. (Andi Roesman Rola)

Leave a Comment!