Jakarta, PUBLIKASI – Warga di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah (Jateng) digegerkan dengan teror penampakan pocong dan rumah milik warga diketuk secara misterius pada malam hari.
Peristiwa teror penampakan pocong dikabarkan terjadi di Dukuh Kranggan, Desa Sumbergirang dan Dukuh Demungan, Desa Jolotundo.
Salah satu warga RT 02 RW 06, Dukuh Kranggan, Widodo mengaku dirinya melihat penampakan pocong di depan rumah tetangganya, dekat pohon jeruk, pada Selasa (3/7) malam.
Widodo juga mengungkap, selain dirinya, satu orang warga yang lainnya sebelumnya juga melihat teror yang sama di desanya.
“Yang melihat saya sama warga yang lain itu. Saya itu pas malam Rabu, sekitar jam 12 atau 1 malam. Pocongnya di dekat pohon jeruk ini, depan rumah tetangga saya ini. Lah saya lihatnya dari rumah saya kebetulan dekat. Saya ya kaget, terus saya panggil anak saya,” kata Widodo.
Widodo menduga penampakan pocong tersebut merupakan ulah oleh orang yang iseng. Sebab dari yang ia lihat, gerak-gerik penampakan pocong seperti orang yang menakut-nakuti.
“Kalau yang dari saya lihat itu sepertinya bukan asli. Orang iseng. Orang pocongnya itu kayak nakut-nakuti. Badannya digoyang-goyangkan ke kanan-kiri. Pas dikejar anak saya terus melompat-lompat ke sekitar pohon pisang. Pas dicari-cari terus nggak ada,” jelasnya.
Gara-gara geger teror penampakan pocong, Teguh mengatakan beberapa pohon pisang milik warga yang berada di lokasi menghilangnya penampakan pocong ditebang dan dibakar.
“Ini pohon pisangnya pada ditebang. Kan katanya kalau penampakan pocong itu kan kalau menempel pohon pisang ‘kluthuk’ itu dia langsung menghilang. Jadi pada ditebang ini,” papar Teguh.
Muntiatun pemilik rumah yang dekat dengan lokasi munculnya penampakan pocong mengaku tidak bisa tidur nyenyak, semenjak ada teror penampakan pocong di desanya.
“Ya takut nggak bisa tidur nyenyak. Ditambah yang rumahnya diketuk itu, jadi tambah takut kalau malam. Ini pohon pisang saya juga mau ditebang. Punya tetangga sudah ditebang. Gara-gara pocong pesugihan itu,” terang Muntiatun.
Teguh Mardiono, tetangga Widodo, mengatakan semenjak terjadinya teror penampakan pocong empat hari yang lalu, warga desa menjadi resah.
Pasalnya, kepercayaan warga tentang mitos yang meyakini kalau ada penampakan pocong biasanya adalah ulah oleh orang-orang yang mencari pesugihan.
“Ya jelas resah. Warga sini sampai berjaga-jaga. Sudah empat malam. Soalnya warga kan juga percaya mitos ya, kalau ada penampakan pocong, biasanya untuk menakut-nakuti, kalau ada yang kaget, itu yang jadi pocong hartanya bertambah,” imbuhnya.
“Kalau mitosnya itu kan kalau orang ambil pesugihan macam-macam. Salah satunya teror pocong. Orangnya jadi pocong, menakut-nakuti orang. Nanti kalau ada yang kaget atau gimana itu yang jadi pocong hartanya bertambah,” tambah Teguh.
Sementara itu, saat dimintai konfirmasi terkait sejumlah video yang merekam penampakan pocong yang beredar di pesan berantai dan medsos yang dinarasikan lokasinya di Desa Kranggan, Teguh menerangkan lokasi yang ada di video tidak identik dengan lokasi kejadian yang di desanya.
“Sepertinya kalau video yang viral itu, itu bukan di sini. Kemungkinan video lama. Ya itu (video) kan muncul setelah ramai kejadian yang penampakan pocong di sini,” papar Teguh.
Sedangkan rumah yang diketuk misterius milik Tarmini, warga RT 04 RW 06 Dukuh Kranggan.
“Itu yang rumah saya ditotok itu pada malam Kamis, jam 12 atau satu itu. Karena kan sebelumnya ada kabar pocong itu. Terus ada yang totok pintu rumah saya, saya dan anak saya nggak berani keluar. Takut. Kalau notoknya cuman sekali saja, tapi suaranya jelas, itu pintu rumah saya,” ungkap Tarmini.
Kapolsek Lasem AKP Arief Kristiawan mengatakan pihaknya sudah melakukan patroli di dua lokasi kejadian.
Sementara terkait video penampakan pocong yang beredar dan dinarasikan lokasi kejadiannya di Dukuh Kranggan dan Demungan, kata Arief itu tidak benar. Sebab lokasi pengambilan video dengan lokasi kejadian penampakan pocong di dua desa di Lasem tidak sama.
“Berbekal video yang kami dapat kami cek dan kami cocokkan satu per satu, ternyata tempat yang kami dapati di Kranggan dan Demungan itu tidak identik dengan video yang beredar,” tegas Arief.
Pihaknya mengimbau warga tidak perlu panik. Sebab dari kepanikan yang berlebihan itu nanti dikhawatirkan akan memicu para pelaku-pelaku kejahatan berbuat tindak pidana. *Arya