Jakarta, PUBLIKASI – Pekerja konstruksi bangunan tinggi punya resiko yang sangat besar. Mereka yang diharuskan ‘memanjat’ gedung tinggi menyusun rangka sementara atau scaffolding bisa terjatuh kapan saja.
Meski sudah dilengkapi dengan alat pengaman, orang yang melihat para tukang bangunan yang sedang bekerja saja sudah bikin dengkul lemas.
Baru-baru ini, terjadi pada pembangunan gedung Perguruan Tinggi, beralamat Jl. Lenteng Agung No. 34 RT. 011 RW. 07 Kelurahan Lenteng Agung Kecamatan Jagakarsa Jakarta Selatan, menunjukkan beberapa pekerja yang sedang menyusun scaffolding di gedung tinggi.
Tapi, mengerikannya adalah mereka melakukan pekerjaannya di ketinggian tanpa menggunakan alat pengaman sama sekali.
Hal ini diungkapkan salah satu aktivis pemerhati pembangunan di Jakarta, Hasibuan, pada Publikasi.com, Minggu (29/1/2023).
Menurutnya, para pekerja pada pembangunan gedung Perguruan Tinggi tersebut, tak ada satupun menggunakan alat pelindung diri. Ini suatu kecerobohan dari penyedia jasa konstruksi (kontraktor) yang melaksanakan kegiatan itu.
“Seharusnya para pekerja menggunakan alat pengaman, yakni helm kuning khas pekerja kontraktor, sabuk pengaman dan sepatu,” katanya.
Terlihat pula, para pekerja dengan santai menyusun rangkaian scaffolding. Bahkan tukang bangunan ini hanya berpijak di kumpulan besi-besi panjang berukuran kecil.
“Aksi para pekerja nekat, ini membuat kagum sekaligus ngeri juga. Saya sendiri yang melihat juga jadi ikutan gemetaran,” tandasnya.
Sekadar mengingatkan, perusahaan juga bisa ditegur karena walaupun tidak ada body harness tapi perusahaan tidak menyediakan. Diantaranya, scaffolding stagger (tapak di scaffold), safety railing di sepanjang tepi scaffold serta toe board. (ah)