Jakarta, PUBLIKASI – Erick Thohir dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa fungsi BUMN tidak hanya sebagai korporasi, tetapi fungsi yang lebih penting harus bisa menjadi benteng ekonomi Indonesia. Oleh karenanya secara korporasi BUMN harus sehat sehingga bisa menjadi penyeimbang ekonomi Indonesia terutama saat keterpurukan. Karena sehat maka BUMN bisa lakukan percepatan secara bersama-sama, bersatu dan bergotong royong.
Menurut Pak Menteri, Asset BUMN tumbuh 9.559 triliun _(year on year)_ saat covid, artinya konsolidasi, efisiensi dan aset yang tidak bergerak menjadi tumbuh. Pendapatan usaha naik, laba bersih naik 13 triliun menjadi 125 triliun di tahun 2021 dan menjadi kira-kira 200 triliun di tahun 2022.
Kontribusi BUMN ke negara 1.198 triliun naik 68 triliun lebih tinggi dari kondisi sebelum covid dan menyumbang 1/3 ekonomi nasional. Menurut Pak Menteri lagi bahwa Ekosistem ekonomi harus juga mendorong peran swasta dan UMKM. Peran Pelindo penting untuk menopang masa depan Indonesia.
Posisi Pelindo setelah merger berada di rangking 8 dunia. Untuk masuk dalam rangking 5 besar dunia, maka menurut Pak Menteri, bisnis model Pelindo harus disesuaikan. Pelindo jangan hanya pelabuhan, ekosistem dibelakangnya harus terintegrasi dengan pelabuhan supaya ada supply chain, ada kawasan industri dan ada pelabuhannya (logistiknya). Ekosistem harus dibangun kerjasama dengan segala sektor (BUMN-Swasta-UMKM) dan didorong menjadi ekosistem besar, ada pelabuhan, ada industrial estate, ada logistic centre nya dan ada transportasinya. Pelindo harus jadi global player dan harus didorong untuk perdagangan selatan-selatan dengan Afrika, tidak lagi dengan Eropa dan Amerika. Kenapa, karena kita punya expert dan punya kesempatan besar. Kita bisa mendorong produk nasional kita, dan jika logistiknya (Afrika) kita pegang akan mudah untuk menguasainya.
3 (tiga) hal menurut Pak Menteri kepada Pelindo yang harus dilakukan :
1. Pelindo masuk global player dan kedepan harus masuk rangking 5 besar dunia. Saya dorong industrial estate menjadi bagian dari Pelindo supaya bisa bersaing secara global.
2. Pelindo sudah bisa menurunkan durasi singgah kapal per hari ~ 40%, tetapi tidak cukup. Harus ada efisiensi digitalisasi dan standarisasi operasi di wilayah timur dan barat harus sama. Kita harus bisa benchmarking, jika dari Dubai ke Amerika sistemnya bisa transparan, maka Pelindo harus bisa dan mampu untuk tuntaskan penyelundupan dan pungli di pelabuhan.
3. Benahi dana pensiun pegawai Pelindo untuk menjamin masa depan pegawai saat pensiun. (Andi RR)