Jakarta, PUBLIKASI – Jika berbicara tentang desa, secara umum persepsi masyarakat akan menggambarkan sebuah keadaan yang terpencil, sepi, tidak ada keramaian, sulit diakses, jalan yang sulit, dan sebagainya. Ilustrasi seperti itu tentu tidak terlalu salah, namun juga jangan dilupakan bahwa desa menyimpan sejuta pesona wisata sehingga tidak sedikit warga kota yang berniat berkunjung ke desa – desa saat liburan tiba. Di desa wisatawan dapat melihat atraksi wisata yang disuguhkan, berbaur dengan masyarakat lokal, menikmati kuliner dan keindahan alam yang sulit didapatkan di kota.
“Perjalanan menuju desa pun secara umum akan diwarnai takjubnya berbagai panorama keindahan, baik hutan, perkebuhan, pesawahan, sungai, air terjun, dan berbagai daya tarik wisata lainnya. Di samping itu penduduk desa juga relatif lebih ramah dan perjalanannya tidak merogoh kocek terlalu dalam alias murah meriah. Makanan dan menuman juga lebih menyehatkan karena masih murni dan alami. Tidak banyak makanan yang diawetkan menggunakan bahan pengawet seperti di perkotaan,” ujar Ketum DPP Prawita GENPPARI Dede Farhan Aulawi di Tasikmalaya, Kamis (12/1).
Hal tersebut ia sampaikan di sela – sela perjalanan menuju beberada desa yang ada di kabupaten Tasikmalaya dan sedang ditata agar bisa menjadi desa wisata. Terlebih ketua DPD Prawita GENPPARI kabupaten Tasikmalaya yang biasa disapa kang Rizal ini memiliki semangat yang sangat luar biasa. Ia sering keliling ke 351 desa yang ada di kabupaten Tasikmalaya untuk memberikan edukasi dan sosialisasi desa wisata. Tidak hanya itu ia pun begitu aktif melakukan pendampingan para kepala desa dan tokoh masyarakat lainnya yang ingin desanya semakin maju menjadi desa tujuan wisata.
Lebih lanjut Dede juga menyatakan bahwa kedatangan wisatawan ke desa – desa tentu akan berujung pada peningkatan pendapatan asli desa, jika desa bisa memanfaatkan momentum dan potensi desanya dengan sebaik mungkin. Pada kesempatan tersebut desa dapat mempromosikan produk lokal yang dihasilkan oleh warga masyarakatnya. Promosi produk lokal diharapkan akan meningkatkan nilai penjualan, membuka lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja lokal. Penyerapan tenaga kerja di desa akan mengurangi arus urbanisasi. Selain itu, akan muncul diversitas pekerjaaan di desa. Angkatan kerja akan terserap pada pekerjaan yang beragam, tidak hanya pada sektor pertanian dan perkebunan yang hasilnya baru bisa dinikmati ketika panen. Angkatan kerja juga tidak harus pergi ke kota untuk memperoleh pekerjaan, cukup mengelola potensi desa maka ekonomi masyarakat akan meningkat.
Apalagi saat ini Pemerintah juga sedang gencar mendorong kelahiran desa wisata – desa wisata sebagai bagian dari strategi pengembangan pariwisata berkelanjutan yang diharapkan dapat mempercepat kebangkitan pariwisata dan memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat desa. Desa wisata menjadi alternatif wisata bagi masyarakat, baik masyarakat yang tinggal di sekitar desa wisata tersebut ataupun masyarakat perkotaan yang ingin mengunjunginya. Di sinilah strategi pemasaran dan promosi menjadi sangat penting. Termasuk pemanfaatan media sosial sebagai sarana promosi yang murah dan cepat. Desa wisata mampu membangkitkan iklim wisata, melindungi budaya, kearifan lokal, sumber kekayaan alam dan keunikan desa. Desa wisata dapat dinikmati oleh semua elemen tidak terkecuali. Pada akhirnya desa wisata mampu meningkatkan taraf ekonomi masyarakat sehingga pariwisata bangkit, ekonomi tumbuh, masyarakat desa semakin maju.
“Saya jadi teringat pada desa Hallstatt di Austria yang dijuluki sebagai desa paling indah dengan pemandangan danau yang menyejukkan. Wilayah ini juga merupakan salah satu pemukiman tertua di Eropa. Letaknya di antara Kota Graz dan Salzburg. Ada juga desa Wengen di Swiss yang merupakan desa dengan latar belakang pegunungan Alpen. Hal inilah yang menjadikan Wengen sebagai desa dengan alam yang sangat indah. Kemudian ada desa Eze di Perancis yang memiliki pemandangan Laut Mediterania dan pesona abad pertengahan sehingga desa yang berada di atas tebing Riviera ini semakin dikenal para wisatawan mancanegara. Atau ada juga desa Bibury di Inggeris. Lokasinya terletak di wilayah Gloucestershire, memiliki pesona dan keindahan yang mirip dengan negeri dongeng. Dimana rumah tradisional dari batu berderet rapi menghadap jalan setapak dan Sungai Coln. Gereja, katedral kuno, serta penginapan ditata dengan sangat cantik. Apalagi, seluruh Desa Bibury penuh bunga warna-warni begitu tiba musim semi. Dan keindahan desa wisata yang ada di Indonesia sebenarnya tidak kalah indah dengan desa wisata yang ada di negara – negara tadi. Jadi beragam model desa wisata yang ada, sesungguhnya sangat menginspirasi pengembangan pariwisata Indonesia,” pungkas Dede.