Jakarta, PUBLIKASI ‐‐ Presiden Joko Widodo menekankan untuk menormalisasi 13 sungai di DKI Jakarta demi mencegah potensi banjir. Jokowi berpendapat normalisasi harus dilakukan secara konsisten. Kebijakan itu harus dilakukan siapa pun gubernur yang menjabat.
“Banjir di Jakarta itu siapa pun gubernurnya harus konsisten menyelesaikan normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta,” kata Jokowi di Bendungan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jumat (23/12).
Jokowi mengatakan normalisasi sungai menjadi kunci mengatasi banjir Jakarta. Selain itu, ia menyebut Jakarta harus memperhatikan pemompaan waduk-waduk.
Jokowi juga menyoroti pembuatan sodetan di Ciliwung. Menurutnya, berbagai kombinasi kebijakan itu akan mengurangi setengah banjir di Jakarta.
“Itu akan mengurangi banyak sekali wilayah yang sebelumnya tergenang menjadi tidak, dari 468 hektare menjadi 211 hektare,” ujarnya.
Jokowi kemudian memerintahkan Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono untuk melanjutkan normalisasi 13 sungai di Jakarta. Menurut Jokowi, kebijakan itu dapat mengurangi banjir di Jakarta bila dilakukan secara konsisten.
“Kalau normalisasi 13 sungai yang ada di Jakarta dilakukan, akan sangat, konsistensi itu yang saya sampaikan ke Gubernur DKI agar benar-benar terus dilakukan,” kata Jokowi.
Jokowi juga menekankan pentingnya pembuatan sodetan di Sungai Ciliwung hingga Banjir Kanal Timur (BKT). Dia meminta Heru untuk membereskan pembangunan itu.
Sebelumnya, Heru berencana melakukan kembali normalisasi sungai. Kebijakan itu sempat dilakukan pemerintahan Jokowi dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Program itu terhenti saat Anies Bawedan menjabat. Ia memilih melakukan naturalisasi karena normalisasi erat kaitannya dengan penggusuran.
Jokowi meresmikan dua bendungan di Kabupaten Bogor. Dua bendungan itu adalah Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi. Ia menyebut dua bendungan itu dibangun untuk mengatasi banjir Jakarta. Selain itu, pemerintah berencana menjadikan bendungan-bendungan itu lokasi wisata. *Arya