Jakarta, PUBLIKASI – Pembangunan hijau dan ajakan PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (Heidelberg Cement Group) untuk menggunakan produk ramah lingkungan kembali menguat saat memperingati Hari Bangunan Indonesia (HBI) 2022 yang dilaksanakan di Titik Nol Ibu Kota Nusantara (IKN), pada 11 November 2022 lalu.
Dalam acara tersebut, perusahan yang lebih familier dengan sebutan Indocement ini memprakarsai deklarasi sinergi untuk konstruksi berkelanjutan dengan tema “Ayo Bersinergi Untuk Konstruksi Berkelanjutan”. Deklarasi ini menjadi titik awal komunikasi dan sinergi rutin antar pemangku kepentingan konstruksi untuk pembangunan berkelanjutan.
Peringatan HBI 2022 yang juga diisi dengan sesi diskusi tersebut, terlaksana berkat kerja sama Indocement dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Institut Teknologi Kalimantan, dan Green Product Council Indonesia memperingati Hari Bangunan Indonesia (HBI) 2022 dari Titik Nol Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, pada 11 November 2022 lalu.
Adapun pembicara dalam diskusi publik bertema “Kirim Pesan Keberlanjutan dari Ibu Kota Baru” antara lain disampaikan adalah Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya; Dirjen Bina Konstruksi Kementerian PUPR Ir. Yudha Mediawan, M.Dev.Plg. Sedangkan acara diskusi dibuka oleh COO Green Product Council Indonesia Yoyok Setio Hermanto, dan Rektor Institut Teknologi Kalimantan Prof. Ir. Budi Santosa, MS, Ph.D.
Dalam diskusi tersebut, Dirut Indocement menyampaikan berbagai peluang kerja sama dengan Indocement, diantaranya dalam suplai material ramah lingkungan.
Selain itu, Indocement berkomitmen untuk memproduksi produk semen ramah lingkungan yang rendah emisi CO2, karena kami memiliki target penurunan emisi menjadi 575 kg CO2/t cement equivalent pada 2025 dan 490 kg CO2/t cement equivalent pada 2030.
“Kami juga turut mendukung kebijakan Pemerintah dalam mengimplementasikan penggunaan produk dalam negeri yang dimana nantinya kebijakan ini akan menghasilkan kemandirian dalam membangun Ibu Kota Negara di Kalimantan ini” tutur Christian Kartawijaya.
Sementara Dirjen Bina Konstruksi menyampaikan materi tentang Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 9 Tahun 2021 tentang Pedoman Penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan.
“Regulasi ini diharapkan dapat menjadi dasar dan pedoman dalam membangun kerjasama dalam rangka pembangunan berkelanjutan ke depan,” jelasnya.
Dalam Pasal 1, ayat 5 Permen PUPR tersebut mengatakan “Konstruksi berkelanjutan merupakan sebuah pendekatan dalam melaksanakan rangkaian kegiatan yang diperlukan untuk menciptakan suatu fasilitas fisik yang memenuhi tujuan ekonomi, sosial, dan lingkungan pada saat ini dan pada masa yang akan datang”. Selanjutnya ayat 7 menjelaskan Bangunan Konstruksi Berkelanjutan adalah Bangunan Konstruksi yang menerapkan prinsip berkelanjutan.
“Pedoman penyelenggaraan Konstruksi Berkelanjutan berlaku bagi Unit Organisasi Teknis dan atau Masyarakat Jasa Konstruksi,” bunyi Pasal 2 Permen PPKB.
Selanjutnya Pasal 3, menyatakan “Penyelenggaraan Jasa Konstruksi untuk mendirikan bangunan gedung dan/atau bangunan sipil harus menerapkan Konstruksi Berkelanjutan”. Konstruksi Berkelanjutan mempunyai tiga pilar dasar, meliputi: a. secara ekonomi layak dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat; b. menjaga pelestarian lingkungan; dan c. mengurangi disparitas sosial masyarakat.
Kelayakan ekonomi merupakan penyelenggaraan Konstruksi yang memberikan manfaat ekonomi bagi semua pihak dan mendorong peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan.
Sedangkan pelestarian lingkungan adalah penyelenggaraan konstruksi yang mempertahankan kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup, memanfaatkan sumber daya secara efisien, dan meminimalkan dampak lingkungan.
Adapun pengurangan disparitas sosial masyarakat merupakan penyelenggaraan konstruksi yang berdampak pada pengurangan kesenjangan sosial masyarakat secara menyeluruh.
Material to Build Our Future
Indocement merupakan salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia. Perusahaan yang mulai beroperasi pada 1975 ini, diawali dengan didirikannya sebuah pabrik semen di wilayah Citeureup, Jawa Barat oleh PT Distinct Indonesia Cement Enterprise (DICE).
Dalam perjalannya hingga usia 47 tahun saat ini, Heidelberg Cement Group telah mempunyai 13 pabrik dengan total kapasitas produksi sebesar 25,5 juta ton semen per tahun. Sepuluh pabrik berlokasi di Kompleks Pabrik Citeureup, Bogor, Jawa Barat; dua pabrik di Kompleks Pabrik Cirebon, Jawa Barat; dan satu pabrik di Kompleks Pabrik Tarjun, Kotabaru, Kalimantan Selatan.
Sejalan dengan program pemerintah saat itu, Indocement hadir untuk membangun hunian bermutu lewat pasokan produk semen berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi masyarakat Indonesia. Selama itu pula, kehadiran Perseroan berhasil mendukung pemerintah dalam melakukan pemerataan pembangunan.
Mengusung moto “Better Shelter for Better Life”, Indocement telah berkontribusi selama 46 tahun dalam mewujudkan hunian yang layak bagi masyarakat Indonesia. Memasuki usia ke-47, Indocement masuk ke babak baru untuk terus maju sekaligus mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Dalam mendukung pembangunan berkelanjutan itu, Indocement bertekad berada di garis terdepan dalam menjalankan industri CO2 (Karbon Dioksida) netral, melalui produk-produk semen ramah lingkungan. Hal ini sesuai dengan komitmen keberlanjutan Heidelberg Cement Group yang selaras dengan nilai tata kelola yang baik dan lebih profesional. Pengelolaan aspek keberlanjutan, tidak hanya ekonomi, namun juga lingkungan, sosial, dan tata kelola (LST) atau Environmental Social Governance (ESG) yang lebih seimbang.
Produksi ramah lingkungan Indocement tersebut didasari kekhawatiran dan kepedulian untuk meminimalisasi munculnya pemanasan global. Untuk melindungi bumi, Indocement merasa perlu merumuskan dan mengimplementasikan solusi jangka panjang dalam menghadapi tantangan keberlanjutan melalui pengurangan timbulan emisi gas rumah kaca (GRK).
Di sisi lain, Perseroan yang dikomandoi Christian Kartawijaya ini, menyadari bahwa karakteristik industrinya berpotensi menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Diantaranya dapat menimbulkan polusi udara dan perubahan iklim yang ekstrim apabila tidak dikelola sejak dini.
Karena itu, komitmen untuk tetap smarter, faster, dan better, Perseroan mulai menapak jalan baru sejak awal 2022 lalu menuju operasi yang lebih hijau dan berkelanjutan. Indocement percaya bahwa dukungan pada pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pemangku kepentingan adalah sebuah proses yang harus dimulai dengan langkah awal.
Salah satu langkah yang dilakukan produsen semen tiga roda ini adalah dengan meluncurkan inisiatif hijau melalui “tujuan baru” atau slogan baru, “Material to Build Our Future”.
Dengan semangat baru tersebut, Indocement menyediakan beragam bahan bagunan yang ramah lingkungan untuk masa depan umat manusia. Indocement juga berperan aktif dalam membantu mitranya mewujudkan pembangunan hijau.
Bahan bangunan yang dihasilkan Indocement itu ramah lingkungan karena diproduksi dengan efisiensi yang tinggi serta rendah emisi CO2, dan meminimalisasi dampak lingkungan.Semen hijau yang diproduksi Indocement, yaitu Semen Portland Komposit (PCC), Portland Slag Cement (Duracem), dan Semen Hidraulis (Hydraulic Cement).
Produk semen hijau itu pun mendapat sambutan luas. Diantaranya telah digunakan dalam pembangunan Proyek PLTU Batang, Jawa Tengah; PLTU Tanjung Jati, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah; dan Pelabuhan Penyebrangan Padang Bai di Kabupaten Karangasem, Bali.
“Indocement siap mengusung Material to Build Our Future sebagai slogan baru yang sejalan dengan misi kita bersama yaitu, untuk memprioritaskan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola,” kata Direktur Utama Indocement Christian Kartawijaya.
Indocement, lanjut Christian Kartawijaya, terus mencoba berbagai upaya dan berpikir ke depan dengan memanfaatkan teknologi terkini dan memprioritaskan efektivitas dan kecepatan dalam mengoperasikan bisnis. Termasuk berupaya lebih baik dari waktu ke waktu untuk menjalankan aktivitas tanpa mengenyampingkan komitmen yang kuat untuk menciptakan nilai bersama bagi semua stakeholder dan menjalankan bisnis ramah lingkungan dan berkelanjutan.
“Komitmen kita jelas, yaitu memproduksi semen hijau atau green cement melalui peta lima tahun hingga 2025 manti. Tentu dengan terus meningkatkan investasi terkait pemanfaatan bahan bakar alternatif dan bahan baku alternatif,” tegasnya meyakinkan.
Salah satu targetnya, penggunaan bahan bakar alternatif akan menggantikan hingga 25 persen bahan bakar batubara pada tahun 2025 nanti.
“Jadi saatnya kita songsong masa depan dengan optimalisasi slogan baru Material to Build Our Future dan kita jelang masa depan yang lebih baik dengan harapan baru dan kerja keras untuk menjaga produk kita semakin kokoh terpercaya,” ujar Dirut Indocement.
Tujuan baru itu juga tetap sejalan dengan “Sustainability Commitment (SC) 2030 Heidelberg Cement Group” atau “Komitmen Keberlanjutan 2030”, untuk meneruskan kebijakan efisiensi dan merespon tantangan keberlanjutan melalui pengurangan timbulan emisi gas rumah kaca (GRK).
Diganjar Penghargaan
Indocement pada 4 Agustus 2022 lalu merayakan usianya yang ke-47. Empat puluh tujuh tahun bukanlah usia yang muda bagi sebuah perusahaan. Indocement telah melewati berbagai fase di Indonesia dan terus tumbuh menjadi salah satu perusahaan semen terkemuka di Indonesia.
Meski demikian Indocement terus memperkuat komitmen keberlanjutannya dengan terus berinvestasi dan mengembangkan produk-produk yang ramah lingkungan yang sejalan dengan Indocement New Purpose yaitu Material to Build Our Future.
Sejak 2021, Indocement juga terus mendorong penggunaan “semen hijau” di Indonesia, salah satunya melalui produk Semen Hidraulis yang proses produksinya menggunakan kadar klinker yang lebih rendah dibanding OPC sehingga mampu mengurangi penggunaan batu bara dan jumlah CO2 yang jauh lebih rendah. Hal ini sesuai dengan pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan.
Selama lima tahun ini, Indocement juga telah menginvestasikan lebih dari Rp1 triliun untuk investasi keberlanjutan. Sebagai pelopor di sektor industri semen yang sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK), Indocement juga secara rutin melakukan evaluasi peta jalan strategi perubahan iklim untuk memastikan penurunan emisi sesuai dengan target.
Berbagai komitmen tersebut berhasil mengantarkan Indocement meraih sejumlah penghargaan hijau. Antara lain, di penghujung tahun 2021 Indocement berhasil mendapatkan hattrick penghargaan PROPER Hijau dari dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk ketiga kompleks pabriknya yaitu: Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.
Penghargaan ini didapatkan berdasarkan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Perseroan untuk pengelolaan lingkungan terbaik pada bidang daur ulang hidup, sistem manajemen lingkungan, efisiensi energi, konservasi air, pengelolaan sampah dan limbah, penurunan emisi udara dan gas rumah kaca, perlindungan keanekaragaman hayati dan pemberdayaan masyarakat.
Keseriusan Indocement terhadap lingkungan juga tercermin dari dibentuknya Komite Environmental, Social and Governance (Komite ESG) pada tahun 2021.
Komite itu akan membantu Direksi dalam menjalankan komitmen terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola perusahaan serta program-program keberlanjutan yang relevan dengan Perseroan.
Indocement meyakini dengan adanya Komite ESG ini dapat membantu Perseroan untuk mewujudkan tercapainya Komitmen Keberlanjutan 2030 dengan menerapkan strategi usaha yang optimal dan berpedoman pada prinsip-prinsip ESG.
Penerapan kinerja keberlanjutan juga ditopang dengan rencana transformasi digital selama lima tahun ke depan. Rencana ini akan diterapkan melalui penggunaan teknologi di setiap area bisnis, seperti dalam bidang pemasaran dan penjualan, keuangan dan akuntansi, logistik, dan sumber daya manusia. Pada aspek peningkatan kualitas pelayanan bagi pelanggan, Perseroan menggunakan aplikasi logistic digital transformation (LDT).
Selain itu, Indocement juga menerapkan pallet management and monitoring system (PMMS) untuk meningkatkan kualitas pengemasan dan kepuasan pelanggan.
Inovasi Produk
Indocement memastikan seluruh (100%) produknya telah memenuhi kriteria kesehatan dan keselamatan pelanggan dengan diperolehnya sertifikat standar nasional indonesia (SNI) dari balai besar bahan dan barang teknik (B4T-LSPr).
Sebagai pemenuhan sertifikasi produk dan upaya mengendalikan potensi dampak yang ditimbulkan produk, Perseroan mencantumkan informasi spesifik pada kemasan. Informasi ini berupa lambang (logo) Indocement, nama produk, nomor SNI, berat dalam kemasan, jenis semen, petunjuk penggunaan, serta nomor layanan konsumen bila ada keluhan atau pengaduan. Selain itu, selama tahun 2021, tidak ada produk Perseroan yang ditarik kembali.
Sejalan dengan konsep konstruksi yang kuat, tahan lama, dan ramah lingkungan, Perseroan berkomitmen untuk memproduksi “Semen Hijau” yang diwujudkan melalui “peta jalan” hingga tahun 2025. Tujuan Perseroan pada 2025 mampu mengurangi emisi cakupan 1 sampai dengan 0,575 ton CO2 eq/ton semen ekuivalen.
Emisi cakupan 1 ini mencakup emisi yang bersumber dari proses produksi dan emisi dari pembangkit listrik yang dimiliki oleh Perseroan. Karena itu, Perseroan melakukan beberapa hal. Antara lain, menaikkan pemakaian bahan bakar alternatif sampai dengan 25% pada tahun 2025 dan pemakaian lebih banyak bahan baku alternatif menggantikan klinker untuk konservasi energi.
Berikutnya penggunaan energi terbarukan untuk sumber listrik (turbin gas dan panel surya). Termasuk memperkenalkan Semen Portland Komposit (PCC), Semen Portland Pozzolan (PPC), Semen Slag, dan Semen Hidraulis (Semen Hijau) untuk menggantikan Ordinary Portland Cement (OPC).
Adapun produk semen hijau yang diproduksi oleh Perseroan, yaitu Semen Portland Komposit (PCC), Portland Slag Cement (Duracem), dan Semen Hidraulis (Hydraulic Cement). Produk semen hijau ini memiliki beberapa keunggulan. Diantaranya proses yang lebih ramah lingkungan, mengurangi emisi CO2, dan ketahanan yang lebih baik.
Indocement mulai memperkenalkan semen hijau melalui produk semen hidraulis pada 2021. Semen hidraulis merupakan semen yang lebih ramah lingkungan yang dapat menurunkan emisi CO2 dari produksinya serta tingkat rasio klinker yang lebih rendah dari OPC.
Semen hidraulis bisa dipakai pada air laut, dan memiliki temperatur yang sangat rendah sehingga baik untuk cor. Dengan rasio klinker yang relatif lebih rendah, semen hidraulis menghasilkan emisi karbon lebih rendah 80–100 kg/ton semen dibandingkan dengan OPC.
Semen hijau juga dapat menurunkan emisi gas rumah kaca, mengoptimalkan penggunaan material konstruksi yang ramah lingkungan, dan semen non-OPC memiliki manfaat dari sisi lingkungan dengan spesifikasi sesuai pekerjaan konstruksi.
Produksi semen hijau itu sesuai dengan Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 04/IN/M/2020, tentang Penggunaan Semen Non-Ordinary Portland Cement yang lebih ramah lingkungan pada Pekerjaan Konstruksi di Kementerian PUPR.
Menyadari keberadaan semen hijau sebagai produk yang relatif baru bagi masyarakat, Indocement menilai perlu terus disosialisasikan kepada masyarakat karena lebih ramah lingkungan.
Indocement meyakini, dengan dukungan penuh dari Pemerintah, khususnya Kementerian PUPR melalui perubahan spesifikasi pada dokumen tender, maka semen hijau menjadi produk masa depan yang ramah lingkungan.
Produsen Semen Terkemuka
Indocement merupakan salah satu produsen semen terkemuka di Indonesia. Selain memproduksi semen, bisnis Indocement juga menyediakan beton siap pakai (RMC), dan mengelola tambang agregat.
Semen yang diproduksi Indocement meliputi banyak varian. Seperti “Portland Komposit (PCC) Tiga Roda” yang dibuat untuk konstruksi umum, Portland (PC) Tipe I Tiga Roda, PC Tipe II Tiga Roda, dan PC Tipe V Tiga Roda.
Ada juga Semen Sumur Minyak (OWC) Tiga Roda, Semen Putih Tiga Roda, Acian Putih TR-30, Semen Portland Pozzolan Rajawali, Durachem, TR-10 Mortar Serbaguna, TR-15 Thinbed, dan TR-20 Plester Plus.
Sedangkan RMC diproduksi anak usahanya, yaitu PT Pionirbeton Industri sejak 1991. Beton siap pakai ini diproduksi dengan mencampur semen dan bahan campuran yang tepat (pasir dan batu) serta air. Selanjutnya dikirimkan ke tempat pelanggan menggunakan truk semen untuk dicurahkan.
Adapun init usaha di bidang agregat ini untuk mendukung unit usaha beton siap-pakai milik Perseroan. Pengembangan baru tambang agregat (batu andesit atau batu pecah belah) di Kabupaten Bogor dan Purwakarta, Jawa Barat dengan total cadangan 80 juta ton andesit, melalui entitas anak Indocement akan memperkuat posisi Indocement sebagai pemasok bahan bangunan.
Abdullah Karim Siregar