Jakarta, PUBLIKASI – Agustus 2022 lalu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan Self-Regulatory Organizations (SRO)–PT Bursa Efek Indonesia, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia, dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia–memperingati 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia dengan mengusung tema “Menuju Ekonomi Stabil, Tangguh, dan Berkelanjutan”.
Acara yang digelar di di Bursa Efek Indonesia ini, menjadi momen menguatkan komitmen untuk bersama-sama menjaga stabilitas sektor jasa keuangan, khususnya pasar modal sekaligus mendukung pemerintah mewujudkan pertumbuhan ekonomi nasional.
Komitmen menjaga stabilitas pasar modal dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, dilakukan melalui berbagai peran yang sudah dijalankan selama ini. Mulai dari kinerja pasar modal; Penerapan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) atau kerap disebut Environmental, Social, and Governance (ESG) hingga kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR).
Adapun tema yang diusung dalam HUT ke-45 Pasar Modal tersebut, kata Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar, merupakan bentuk optimisme seluruh insan pasar modal untuk terus bertahan dan berjuang dalam meningkatkan pertumbuhan pasar modal setelah dua tahun lebih dihadapkan pada dampak pandemi Covid-19 dan berbagai tekanan ekonomi global lainnya.
Sementara sebagai regulator, lanjutnya, OJK juga berkomitmen mendorong peningkatan tata kelola bagi seluruh pelaku pasar untuk menjaga kepercayaan dan integritas agar Pasar Modal semakin tangguh dan terpercaya.
“Pasar modal Indonesia adalah barometer dan sekaligus temperature check dan refleksi dari daya tahan dan kekuatan Indonesia secara menyeluruh,” tutur Mahendra dalam siaran pers yang dikutip koranpublikasi.com, Rabu (30/11/2022).
Menurutnya, indikator sektor jasa keuangan Indonesia masih stabil dan terjaga di tengah meningkatnya volatilitas pasar keuangan global yang berpotensi memberikan tekanan pada pasar keuangan domestik.
Bagi Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Inarno Djajadi, peringatan 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia juga dapat meningkatkan awareness masyarakat terhadap industri pasar modal sekaligus menjadi sarana untuk mengomunikasikan pencapaian dan peranan penting pasar modal dalam mendukung pembangunan ekonomi nasional.
Disebutkannya, kinerja Pasar Modal Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan yang positif. Hal ini tercermin dari beberapa indikator, seperti IHSG yang berada di posisi 7.102,88 poin per 9 Agustus 2022 atau tumbuh sebesar 7,92 persen secara year to date (ytd), dengan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp9.315 triliun atau secara ytd juga meningkat 12,83 persen.
Di kuartal II tahun 2022, pertumbuhan IHSG maupun nilai kapitalisasi pasar telah menembus rekor tertinggi sepanjang sejarah yakni IHSG di level 7.276,19 pada 21 April 2022 dan nilai kapitalisasi pasar menyentuh Rp9.555 triliun di 28 April 2022.
Begitupun aktivitas penghimpunan dana di sepanjang tahun 2022 juga terus meningkat. Hingga 8 Agustus 2022, OJK telah mengeluarkan surat Pernyataan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum untuk 149 emisi dengan total emisi sebesar Rp151,18 triliun, 48 di antaranya adalah Emiten baru.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I dan kuartal II 2022, Sementara itu, kinerja Emiten juga tercatat tumbuh positif. Dari 722 Emiten yang telah menyampaikan laporan kuartal I 2022, terdapat peningkatan total laba Emiten secara yoy sebesar 110,01 persen menjadi Rp167,52 triliun.
Sedangkan berdasarkan data laporan keuangan kuartal II 2022 yang baru disampaikan oleh 314 Emiten, OJK mencatat rata-rata pertumbuhan nilai laba tertinggi masih dibukukan oleh Emiten yang bergerak di bidang teknologi sebesar 7.904,59 persen, diikuti Emiten yang bergerak di bidang transportasi dan logistik sebesar 1.238,84 persen dan berikutnya Emiten yang bergerak di bidang energi sebesar 397,59 persen.
“Pertumbuhan jumlah investor juga meningkat cukup signifikan. Saat ini, jumlah Single Investor Identification (SID) mencapai 9,38 juta atau meningkat 25,20 persen ytd,” tutur Inarno dalam keterangannya.
Pertumbuhan investor tertinggi, lanjutnya, dicatatkan oleh investor Reksa Dana dan mayoritas masih didominasi oleh kaum milenial dan generasi Z yang berumur di bawah 30 tahun mencapai sekitar 59,43 persen.
Di bidang pengaturan, sampai 9 Agustus 2022, OJK telah menerbitkan delapan regulasi Pasar Modal, yakni dua POJK dan enam SEOJK yang bertujuan untuk mendukung pemerintah dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional, penyempurnaan proses bisnis, maupun terkait dengan peningkatan upaya pengawasan terhadap industri Pasar Modal.
Fokus Kebijakan
Dikatakan, OJK memiliki lima fokus pengembangan Pasar Modal Indonesia di tahun 2022. Salah satunya, implementasi keuangan berkelanjutan, khususnya untuk mendukung pemerintah dalam upaya memenuhi komitmen “Paris Agreement”, yakni pemenuhan NDC 29 persen atau 41 persen. Dalam hal ini, OJK bersama SRO akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk mempersiapkan regulasi dan infrastruktur bursa karbon.
OJK juga akan terus mendorong penerbitan indeks yang berorientasi pada penerapan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) atau kerap disebut Environmental, Social, and Governance (ESG). ESG sendiri adalah prinsip dan standar pengelolaan bisnis dan perusahaan yang mengikuti kriteria-kriteria tertentu agar berdampak positif bagi lingkungan (environment), sosial-kemasyarakatan (social) dan tata kelola usaha (governance).
Selanjutnya menerbitkan panduan bagi Manajer Investasi dalam implementasi keuangan berkelanjutan, melakukan pengembangan inovasi produk keuangan berkelanjutan, dan juga mendorong adanya local verifier (ahli lingkungan) yang diakui secara internasional dalam penerbitan green bond. Termasuk mengikuti perkembangan terkini implementasi standar pelaporan keberlanjutan.
Selain itu OJK telah mengeluarkan lima pilar pengembangan Pasar Modal Indonesia.
Kelimanya adalah: pengaturan untuk mengakselerasi pendalaman pasar melalui keberadaan variasi produk dan layanan jasa sektor keuangan yang efisien; Peningkatan akselerasi program yang berkaitan dengan Ekonomi Hijau; Penguatan kerangka kebijakan untuk meningkatkan peran pelaku industri dalam pengembangan sektor keuangan yang sejalan dengan best practice dan market conduct; Peningkatan program perlindungan konsumen; dan Memperkuat kerangka kebijakan layanan keuangan digital untuk penguatan kredibilitas sektor keuangan dan peningkatan kepercayaan masyarakat.
Ekonomi Berkelanjutan
Pengakuan pasar modal berperan penting dalam pembangunan berkelanjutan juga pernah disampaikan Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, pada acara G20 Side Event: “Joint G20/OECD Corporate Forum”, di Nusa Dua, Bali, Kamis (14/7/2022).
Alasannya, pasar modal berperan dalam mengalokasikan sumber daya keuangan yang terbatas dan membuat fungsi perantara dengan cara yang paling efisien yang menjembatani penabung dan investor, serta menyalurkan dana kepada perusahaan sehingga perusahaan dapat menggunakan sumber daya tersebut secara produktif.
“Kontribusi pasar modal yang efektif untuk menghasilkan pertumbuhan ekonomi telah menjadi bahan diskusi yang panjang di antara para ekonom. Fungsi pasar modal yang mendorong pertumbuhan ekonomi antara lain memfasilitasi likuiditas, membantu pengurangan risiko, memantau perilaku manajerial, dan memproses informasi,” terang Menkeu.
Sementara fungsi pasar modal dalam mempromosikan keberlanjutan dapat dikaitkan dengan beberapa hal. Diantaranya, pasar modal dapat memobilisasi tabungan dan peningkatan modal dan mengarahkannya ke proyek yang sejalan dengan prinsip Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (LST) atau kerap disebut Environmental, Social, and Governance (ESG).
Pasar modal juga dapat mengubah visi perusahaan dengan memasukkan kriteria ESG ke dalam praktik manajemen terbaik mereka dengan membatasi akses keuangan bagi mereka yang melanggar ESG. Pasar modal dapat mempengaruhi praktik tata kelola perusahaan yang baik yang mendorong pembangunan berkelanjutan melalui mekanisme kepemilikan.
Dalam perjalan waktu, Menteri Keuangan telah meluncurkan Kerangka Kerja dan Manual ESG untuk dukungan dan fasilitas pemerintah dalam pembiayaan infrastruktur.
Implementasi ESG merupakan wujud nyata tindak lanjut agenda infrastruktur G20 Presidency Indonesia terkait infrastruktur berkelanjutan dan Quality Infrastructure Investment. Inisiatif ini menjadi kebijakan implementasi ESG yang pertama kali ditetapkan oleh Kementerian Keuangan dalam pembiayaan infrastruktur.
Adapun acara peluncuran tersebut sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Presidency G20 Indonesia di Bali, pada 12 November 2022.
IDX LQ45
Sehari sebelum Menkeu meluncurkan Kerangka Kerja dan Manual ESG, PT BEI meluncurkan indeks peduli perubahan iklim bernama Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders. Indeks ini bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portfolio sebesar minimal 50% dibandingkan dengan Indeks LQ45 sebagai parent index.
Peluncuran indeks dilakukan pada rangkaian acara B20 Side Event di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali pada 11 November 2022. Peluncuran Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders merupakan upaya BEI berpartisipasi dalam agenda Keuangan Berkelanjutan dalam Presidensi G20 Indonesia 2022.
Disebutkan, perubahan iklim diakibatkan oleh peningkatan suhu bumi merupakan isu yang mempengaruhi kehidupan dan kesejahteraan masyarakat, baik di Indonesia maupun secara global. Karena itu, Indonesia telah meratifikasi Paris Agreement pada tahun 2016 dan berkomitmen untuk mengurangi dampak perubahan iklim ini dengan menetapkan target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) pada tahun 2030.
Penurunan emisi gas rumah kaca memerlukan dukungan dari seluruh sektor, termasuk sektor keuangan dan pasar modal. Salah satu upaya pasar modal adalah mendorong peran aktif dari investor saham untuk mengukur intensitas emisi GRK atas karbon dari perusahaan-perusahaan yang ada di portofolio investasinya dan selanjutnya berupaya menurunkan intensitasnya.
Mengurangi intensitas emisi GRK dalam portofolio investor berarti secara aktif mengalokasikan portofolio investasinya ke dalam perusahaan yang lebih ramah lingkungan. Hal ini dapat memberikan dorongan bagi perusahaan untuk mengurangi emisi karbon dan dalam jangka panjang akan mendorong terciptanya ekonomi rendah karbon, serta mendukung implementasi Paris Agreement.
Karena itu, BEI menyediakan Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders untuk dapat menjadi panduan bagi para investor yang bertujuan untuk mengurangi eksposur intensitas emisi karbon atas portofolio investasinya.
Secara umum, konstituen IDX LQ45 Low Carbon Leaders ditentukan melalui pengurangan konstituen dan menyesuaikan bobot saham konstituen indeks LQ45 dengan memperhitungkan intensitas emisi karbon. Sebelum melakukan pemilihan konstituen IDX LQ45 Low Carbon Leaders, BEI akan menghitung intensitas emisi karbon dari konstituen indeks LQ45 dengan mengambil data dari Laporan Berkelanjutan Perusahaan Tercatat.
Intensitas emisi karbon didefinisikan sebagai nilai total emisi GRK Scope 1 dan Scope 2 (dalam ton CO2e) relatif terhadap pendapatan (miliar Rupiah). Selanjutnya, dilakukan penghitungan intensitas emisi karbon atas portofolio yang diperoleh dari penjumlahan intensitas emisi karbon dari masing-masing konstituen LQ45 yang telah dikalikan dengan bobotnya. Intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45 ini yang menjadi acuan untuk dilakukan penurunan hingga paling tidak 50%.
Proses pemilihan konstituen diawali dengan mengeluarkan saham-saham atas perusahaan yang berasal dari industri batu bara berdasarkan IDX Industrial Classification (IDX-IC).
Kedua, dilakukan penyesuaian bobot konstituen indeks LQ45 yang tersisa relatif terhadap konstituen lain di sektor serupa. Penyesuaian ini dilakukan dengan menambahkan bobot atas saham yang memiliki intensitas emisi karbon di bawah rata-rata dan mengurangi bobot atas saham yang memiliki intensitas emisi karbon di atas rata-rata.
Ketiga, dilakukan penghitungan kembali intensitas emisi karbon atas portofolio. Apabila intensitas emisi karbon atas portofolio setelah penyesuaian telah turun setidaknya 50% dari intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45, maka saham-saham dan bobot tersebut akan digunakan sebagai penghitungan indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders.
Apabila intensitas emisi karbon atas portofolio setelah penyesuaian masih di atas 50% dari intensitas emisi karbon atas portofolio indeks LQ45, maka saham-saham dengan intensitas emisi karbon terbesar akan dikeluarkan hingga tercapai target penurunan intensitas emisi karbon atas portofolio setidaknya 50%.
Untuk menjaga keterwakilan sektor dari indeks LQ45, maka perusahaan yang menjadi satu-satunya perwakilan sektor tidak akan dikeluarkan.
Leaders menggunakan metode Adjusted Market Capitalization Weighted yang disesuaikan berdasarkan rasio free float dan intensitas emisi karbon dengan menerapkan pembatasan bobot saham (cap) paling tinggi sebesar 15% yang disesuaikan pada saat evaluasi. Indeks ini telah dihitung sejak hari dasarnya pada 2 November 2020 dengan nilai awal 100.
Evaluasi berkala atas Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders terdiri dari Evaluasi Mayor dan Evaluasi Minor. Evaluasi Mayor bertujuan untuk melakukan pemilihan serta pembobotan ulang atas konstituen indeks yang akan dilakukan pada akhir Januari dan Juli.
Sedangkan, Evaluasi Minor bertujuan untuk memperbarui faktor free float dan intensitas karbon serta melakukan pembatasan ulang atas bobot saham yang akan dilakukan pada akhir Mei dan November. Hasil evaluasi indeks akan berlaku efektif di Hari Bursa ketiga pada bulan berikutnya.
BEI berharap peluncuran indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders dapat menjadi milestone dalam masa Presidensi G20 Indonesia, khususnya dalam dukungan atas komitmen pengembangan keuangan berkelanjutan.
Pada masa mendatang, Indeks IDX LQ45 Low Carbon Leaders dapat dijadikan acuan bagi penciptaan produk investasi berbasis indeks, seperti reksa dana indeks maupun Exchange Traded Fund (ETF) atas indeks atau panduan bagi investor untuk dapat mengurangi eksposur intensitas emisi karbon di portofolio investasinya.
Peduli Lewat CSR
Adapun dalam menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) yang bertujuan untuk memperbaiki kondisi dan taraf kehidupan masyarakat, SRO Pasar Modal Indonesia telah sejak lama mengambil peran.
Termasuk dalam rangka peringatan 45 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia. Pada HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia kali oni, SRO menyelenggarakan kegiatan corporate social responsibility (CSR).
Diantaranya memberikan bantuan armada pengangkut sampah kepada Pemerintah Kota Batam pada 7 November 2022. Bantuan ini berupa penyediaan satu unit arm rock truck serta container terbuka sebagai kendaraan pengangkut sampah di wilayah Kota dan Kabupaten di Batam.
Keesokan harinya, SRO juga melaksanakan program pemberian bantuan perahu sekolah, bekerja sama dengan Yayasan Benih Baik, yang diharapkan dapat mempermudah akses serta mobilisasi keperluan pendidikan bagi para guru, tenaga pendidikan dan para siswa di SDN 021 Moro. Selain itu, untuk menunjang kegiatan belajar mengajar di SD tersebut, SRO juga memberikan bantuan peralatan sekolah kepada pengelola sekolah di lokasi tersebut.
Kedua kegiatan CSR ini dilakukan bersamaan dengan kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Terpadu (SEPMT) 2022 yang merupakan wadah edukasi pasar modal kepada masyarakat diinisiasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama SRO.
Pada seremoni penyerahan bantuan armada pengangkut sampah, Direktur KSEI Supranoto Prajogo, selaku Wakil Ketua Panitia HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Amsakar Achmad selaku Wakil Walikota Batam. Turut hadir juga dalam seremoni Direktur Statistik dan Informasi Pasar Modal OJK Sujanto, Direktur BEI Jeffrey Hendrik, Direktur KPEI Umi Kulsum, serta perwakilan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah dan Organisasi Perangkat Daerah Kota Batam.
Umi Kulsum dalam sambutannya menyampaikan, bantuan armada pengangkut sampah itu diharapkan dapat meningkatkan kualitas lingkungan hidup di Kota Batam sehingga tercipta lingkungan Kota Batam yang lebih bersih, hijau, serta nyaman.
Sementara Amsakar menyambut baik sekaligus berterima kasih atas pemberian bantuan dari pasar modal Indonesia. Ia mengungkapkan bahwa bantuan armada akan digunakan untuk membantu mobilisasi pengolahan sampah di wilayah mainland dan tersebar di beberapa kecamatan yang berada di Kota Batam.
Kegiatan CSR tersebut merupakan salah satu kegiatan utama dalam setiap rangkaian kegiatan peringatan HUT Pasar Modal Indonesia. Dana kegiatan CSR dalam rangka HUT ke-45 Pasar Modal Indonesia diperoleh dari alokasi fee transaksi bursa dan fee jasa kustodian sentral pada 9 Agustus 2022 sebesar Rp8,85 miliar dan alokasi dana CSR dari penyelenggaraan HUT Pasar Modal Indonesia pada tahun sebelumnya sebesar Rp12,20 miliar.
Selanjutnya, dana tersebut akan digunakan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan CSR di berbagai wilayah Indonesia. Kegiatan tersebut antara lain berupa penanaman pohon, pengadaan perahu sekolah, program anak sehat untuk pencegahan stunting, restorasi daerah pesisir termasuk pengembangan kapasitas masyarakat, konservasi pangan lokal, program pemberdayaan sampah, pengolahan dan kampanye sampah plastik, donor darah, bantuan ambulans, serta perbaikan sekolah rusak.
Berbagai kegiatan CSR tersebut merupakan salah satu bentuk apresiasi atas pencapaian pasar modal, sekaligus sebagai bentuk komitmen pasar modal dalam memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, khususnya terkait bidang lingkungan, kesehatan, pendidikan, sosial, serta ekonomi.
Selanjutnya, SRO juga akan berupaya melaksanakan kegiatan CSR lainnya yang bermanfaat dalam jangka panjang bagi penerima, dan sejalan dengan upaya pemerintah dalam menyukseskan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) yang menjadi prioritas pembangunan nasional.
Abdullah Karim Siregar