Jakarta, PUBLIKASI – Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan Aremania yang turun ke area lapangan Stadion Kanjuruhan usai pertandingan Arema FC dengan Persebaya tak menyerang pemain.
Menurut komisioner Komnas HAM Choirul Anam, para suporter Arema itu hanya ingin memberikan semangat kepada para pemain.
“Para pemain tidak mendapat ancaman dan caci maki, mereka cuma bilang bahwa suporter memberikan semangat kepada para pemain. Ini pemain yang ngomong begitu ke kami,” kata Anam dalam pernyataan yang diunggah di Youtube Komnas HAM, dikutip Kamis (6/10).
Karena itu, Komnas HAM mempertanyakan prosedur pengamanan polisi yang memilih menggunakan gas air mata untuk mengendalikan massa. Padahal, penggunaan gas air mata di dalam stadion sudah dilarang berdasarkan aturan FIFA.
Menurut Anam, jika tata kelola pengamanan dilakukan dengan baik, tragedi Kanjuruhan tak akan terjadi.
“Apakah diperlukan gas air mata yang membuat semua penonton panik? Kalau tata kelola keamanan baik, tidak akan terjadi peristiwa memilukan seperti ini,” ujarnya.
Anam mengatakan kekacauan yang terjadi di dalam stadion justru disebabkan tembakan gas air mata polisi yang diarahkan ke lapangan dan tribun stadion. Akibatnya, penonton pun panik.
Ia mengungkapkan hingga 15-20 menit setelah pertandingan usai, situasi di stadion masih kondusif. Namun, situasi berubah setelah ada tembakan gas air mata.
“Kalau ada yang bilang eskalasi penanganan itu timbul karena suporter merangsek masuk ke dalam lapangan, kami mendapatkan informasi bahwa tidak begitu kejadiannya,” tegasnya.
Diberitakan, peristiwa di Kanjuruhan bermula usai pertandingan Arema FC versus Persebaya dengan skor akhir 3-2 untuk Persebaya, Sabtu (1/10) malam. Sejumlah suporter Arema kemudian masuk ke area lapangan, mereka mencari pemain dan ofisial.
Namun, peristiwa itu direspons polisi dengan tembakan gas air mata ke lapangan dan tribun stadion. Akibatnya, para penonton berlarian karena panik.
Mereka sesak napas dan terinjak-injak hingga meninggal dunia. Di antara korban meninggal ada pula anggota polisi. Hingga saat ini disebutkan ada 131 korban meninggal. *Arya