Masyarakat Pesisir Jakarta Utara Dilatih Pola Batik Jumputan, Akomodir Generasi Selera Milenial

Jakarta, PUBLIKASI – Puluhan masyarakat pesisir Jakarta Utara mengikuti rangkaian Pelatihan Pola Batik Jumputan Bermotif Alam Versi Milenial yang diselenggarakan Universitas Negeri Jakarta (UNJ) secara dalam jaringan (daring), di Ruang Rapat VIP, Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (26/7).

Pelatihan difokuskan mempelajari pola batik jumputan dengan mengakomodir selera generasi milenial.

Walikota Kota Administrasi Jakarta Utara, Ali Maulana Hakim mengapresiasi kesediaan Fakultas Sosial UNJ menyelenggarakan Pelatihan Pola Batik Jumputan Bermotif Alam Versi Milenial.

Sebagai warisan budaya tak benda yang diakui dunia, batik sewajarnya menjadi karya seni yang perlu dilestarikan dan dikembangkan menyesuaikan zaman.

“Batik merupakan seni budaya Indonesia yang diakui dunia sebagai warisan tak benda. Patut lestari dan kembangkan. Bagi merupakan identitas kita yang perlu kita jaga betul. Perlu ada usaha-usaha yang melestarikan dan mengembangkan dengan menyesuaikan perkembangan zaman,” kata Ali Maulana Hakim saat ditemui di Kantor Walikota Administrasi Jakarta Utara, Selasa (26/7).

Dengan adanya pelatihan ini, Ali Maulana Hakim berharap batik menjadi tren fesyen pada kalangan generasi milenial.

Menjadikan batik sebagai tren pada kalangan milenial ini tentu dengan upaya transformasi batik dengan penyesuaian perkembangan zaman.

“Mengembangkan batik tentunya tidak menghilangkan pakem yang ada namun ada transformasi sehingga batik dapat diterima anak zaman now (generasi milenial),” jelasnya.

Di Jakarta Utara, disebutkannya terdapat empat ciri khas batik yang diinisiasi warga di Kelurahan Sunter Jaya, Kelurahan Marunda, Kecamatan Tanjung Priok, dan Kecamatan Koja.

Bahkan kini tengah diupayakan lahirnya industri rumahan (home industri) sebagai pendukung kebutuhan produksi batik, termasuk keterlibatan desainer.

“Seluruh ASN (Aparatur Sipil Negara) di Jakarta Utara, kami tentukan pemakaian seragam batik berciri khas pesisir setiap hari Kamis di awal bulan. Bahkan bukan hanya bermotif alam namun juga ikon-ikon baru di Jakarta Utara seperti salah satunya JIS (Jakarta International Stadium),” tutupnya. (M Siddiq)

Leave a Comment!