Larangan Pengisian BBM Pertalite Untuk Moge dan Mobil Mewah

Jakarta, PUBLIKASI – Larangan pengisian bahan bakar minyak (BBM) subsidi Pertalite bukan cuma untuk mobil di atas 2.000 cc tetapi juga untuk motor di atas 250 cc. Populasi motor ini tidak begitu banyak, sebagian besar adalah moge impor.

Aturan soal larangan itu saat ini belum diterapkan, namun diprediksi implementasinya akan dimulai pada September 2022.

Pihak BPH Migas sebelumnya menjelaskan pembatasan pembelian Pertalite ini sejalan revisi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM.

Masyarakat yang memiliki mobil di atas 2.000 cc dan motor di atas 250 cc dianggap mampu membeli BBM non subsidi seperti Pertamax. Sedangkan Pertalite akan didorong untuk pemakaian warga miskin.

Berbagai merek motor di Indonesia memiliki macam-macam model di atas 250 cc. Namun kebanyakan motor jenis ini mahal karena terkait perpajakan seperti PPnBM dan tidak diproduksi di dalam negeri alias impor.

Honda misalnya punya deretan motor di atas 250 cc yang disebut big bike. Ini terdiri dari CB650R, CB500X, CBR600RR, CBR1000RR, X-ADV, CRF1100L Africa Twin Adventure Sport, dan Gold Wing.

Yamaha punya T Max, MT09 dan MT07 sedangkan Kawasaki menjual Ninja ZX10R, Ninja H2, KX450, Versys 1000, hingga Vulcan S.

Merek-merek Eropa seperti BMW Motorrad, Ducati, Royal Enfield dan Triumph tak punya motor di bawah 250 cc.

Bagi para pemilik motor yang sudah disebutkan di atas disarankan mulai ‘latihan’ tak lagi isi Pertalite sebelum peraturannya benar-benar diterapkan.

Selain itu mesti pahami Pertalite lebih cocok untuk mesin kendaraan dengan rasio kompresi 9:1 dan 10:1. Sedangkan Pertamax direkomendasikan untuk mesin 10:1 dan 11:1. *Arya

Leave a Comment!