Jakarta, PUBLIKASI ‐ Presiden Jokowi buka kbali keran ekspor CPO dan minyak goreng mulai senin (23/5), setelah beberapa pertimbangan dan pemerintah pastikan stok pasokan minyak goreng curah mencukupi di tanah air.
Jokowi mengatakan berdasarkan laporan dan informasi yang ia dapat langsung di lapangan, pasokan minyak goreng curah terus bertambah. Ia mengatakan kebutuhan minyak goreng curah nasional mencapai 194 ribu ton per bulan.
Sebelum larangan ekspor berlaku, pasokan minyak goreng curah 64,5 ribu ton per bulan. Setelah larangan ekspor berlaku, pasokan berhasil naik jadi 211 ribu ton per bulan.
“Itu sudah melebihi kebutuhan nasional kita,” katanya Kamis (19/5).
Selain pasokan yang melimpah, Jokowi juga mengklaim larangan ekspor yang diberlakukannya berhasil menekan harga minyak goreng curah lagi. Ia menyebut sebelum larangan ekspor berlaku pada Kamis (28/5) lalu, rata-rata harga minyak goreng nasional adalah Rp19.800.
Tapi ia mengklaim setelah larangan ekspor berlaku harga minyak goreng curah berhasil turun jadi Rp17.200-17.600 per liter.
Jokowi melarang ekspor minyak goreng dengan tujuan untuk mengatasi lonjakan harga dan kelangkaan minyak goreng yang terjadi selama lebih dari setengah tahun belakangan ini. Namun, kebijakan itu dikeluhkan oleh pelaku industri dan para petani sawit.
Para petani mengklaim rugi Rp11 triliun lebih akibat kebijakan itu. Ketua Asosiasi Petani Sawit Indonesia (APKASINDO) Gulat Manurung mengatakan kerugian terjadi karena hasil panen petani tak terserap industri. *Arya